Liputan6.com, Garut - Kembali dibuka sejak penurunan status perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kabupaten Garut, Jawa Barat ke level 2, beberapa waktu lalu, pengelola Taman wisata Satwa Cikembulan, Kadungora meminta perhatian dan dukungan dari pemerintah.
"Tempat kami sangat besar nilai edukasinya dibanding nilai bisnisnya, sehingga pemerintah harus tetap memberikan support kepada kami," ujar Pengelola Taman Satwa Cikembulan Rudy Arifin, Rabu (8/9/2021).
Menurutnya, keberadaan Taman Wisata Satwa Cikembulan memiliki nilai besar untuk edukasi warga dalam memberikan pengetahuan mengenai kekayaan hayati bangsa Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Hadirnya dukungan yang diberikan pemerintah, ujar dia, dinilai penting sebagai bagian mempertahankan keberlangsungan taman satwa yang sudah berusia satu dekade lebih tersebut.
"Karena diakui atau tidak, keberadaan satwa menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan kita," ujarnya.
Bahkan, selama dua bulan masa PPKM Darurat berlangsung, ia mengaku pasrah terhadap tingginya beban operasional yang harus dikeluarkan pengelola dalam menjaga keberlangsungan taman.
"Selain pakan untuk hewan, kami juga harus membayar karyawan yang menjaga dan merawat ratusan satwa," ujar dia.
Rudy mengaku selama pandemi Covid-19, Taman Wisata Satwa minim mendapat perhatian dan dukungan pemerintah, padahal beban operasional untuk merawat mayoritas hewan dilindungi tersebut, terbilang tinggi.
"Kami berharap seiring dibukanya kawasan wisata memberikan semangat dan moril bagi kami," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Prokes yang Ketat
Saat ini, taman wisata satwa Cikembulan yang memiliki koleksi sekitar 434 ekor satwa ragam jenis tersebut, kembali dibuka untuk pengunjung sejak status PPKM Garut turun ke level 2, dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 yang ketat.
"Kami tetap jalankan prokes yang dianjurkan pemerintah, sehingga aktivitas bisa tetap berjalan walaupun pandemi belum berakhir," kata dia.
Selama masa pandemi Covid-19 berlangsung, Rudy mengakui kehilangan omzet kunjungan hingga 75 persen lebih, bahkan hingga 100 persen saat taman diwajibkan menutup total saat PPKM Darurat berlangsung.
Kondisi itu cukup mengganggu beban operasional taman sawan, terutama untuk kebutuhan pakan hewan yang tidak bisa ditangguhkan. "Dikatakan normal, belum sepenuhnya normal, karena kapasitas masih dibatasi 25 persen dari kapasitas normal," kata dia.
Seiring dibukanya kawasan tempat wisata oleh Pemda Garut, dia berharap kebijakan mampu meningkatkan motivasi pengelolaan taman satwa lebih baik.
"Pendapatan dari pengunjung sangat membantu kami dalam mengelola satwa yang ada, mental dan motivasi untuk merawat dan mengelola satwa kembali muncul," dia menjelaskan.
Advertisement