Korban Kasus Binomo dan Quotex di Sumut Kehilangan Ratusan Juta Hingga Jual Mobil

Dua orang warga Sumatera Utara (Sumut) mengungkapkan alasan ikut investasi trading binary option lewat aplikasi Binomo dan Quotex karena tergiur keuntungan besar dalam waktu cepat. Akibatnya, warga Kisaran dan Medan ini kehilangan ratusan juta rupiah.

oleh Reza Efendi diperbarui 10 Mei 2022, 05:10 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 17:52 WIB
Lapor Polda Sumut
Kuasa hukum korban, Dongan Nauli Siagian mengatakan, ada 2 orang korban Binomo dan Quotex yang kali ini membuat laporan ke Polda Sumut (Ist)

Liputan6.com, Medan Dua orang warga Sumatera Utara (Sumut) mengungkapkan alasan ikut investasi trading binary option lewat aplikasi Binomo dan Quotex karena tergiur keuntungan besar dalam waktu cepat. Akibatnya, warga Kisaran dan Medan ini kehilangan ratusan juta rupiah.

Tidak hanya itu, mereka juga kehabisan uang tabungan, menjual mobil, hingga hampir cerai dengan istri. Tersadar telah ditipu, mereka membuat laporan ke Polda Sumut dan beharap agar uangnya bisa kembali dan tak ada lagi yang menjadi korban penipuan investasi trading binary option.

Warga Kisaran berinisial VA mengaku ikut bermain Binomo dan Quotex sejak Agustus 2021. Alasanya karena tergiur keuntungan besar dalam waktu cepat setelah melihat apa yang disampaikan atau dipamerkan para terlapor berinisial J alias NW di YouTube dan TikTok.

"Deposit melalui BRI saya kirim, kerugian Rp 250 juta. Menang sekali, besoknya kalah terus atau loss," katanya, usai membuat laporan di Sentra Pelayanan Kepolsian Terpadu (SPKT) Polda Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin, 14 Maret 2022.

VA mengaku, pertama kali mengirimkan deposit Rp 14 juta. Bahkan, dalam satu hari pernah mengirimkan deposit sebanyak Rp 14 juta, kemudian Rp 15 juta, dan Rp 15 juta.

"Kalau lihat orang itu posting YouTube, menawarkan, melihatkan, apa yang didapat, gampang kali, ya kita tergiur," ujarnya.

Diungkapkannya, selama ikut Binomo dan Quotex, istri maupun keluarganya yang lain tidak mengetahui. Istrinya mengetahui setelah mobil mereka dijual.

"Tabungan habis. Awalnya bukan saya jual mobil, tapi saya leasing-kan, dan uangnya untuk Binomo. Uang habis, lalu mobil saya jual," ungkapnya.

Diakui VA, tak cuma mobil dan tabungan habis, usaha rumah makan yang sudah dirintisnya sejak 2011 juga harus tutup karena tidak ada lagi modal, atau uang yang bisa diputar untuk usaha.

"Uang sudah tidak ada lagi," ujarnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Gabung Grup Telegram

Buat Laporan ke Polda Sumut
Korban dugaan penipuan investasi Binomo dan Quotex mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumut (Ist)

Korban lainnya, RM, warga Medan, mengaku ikut Binomo sejak September 2021 dan berhenti pada Februari 2022. Deposit yang dikirimkannya paling tinggi Rp 12 juta, namun total uang yang sudah hilang mencapai Rp 380 juta.

"Awal-awal ikut, bergabung dalam Grup Telegram. Di grup itu diajari sampai profit," ungkapnya.

RM juga ikut trading bareng atau trabar dengan afiliator. RM mengaku sempat melihat afiliator loss, namun yang disalahkan karena sudah sore, pasar sedang turun, sinyal tidak bagus, dan alasan-alasan lainnya.

Pada bulan Desember 2021, RM pernah merasa curiga dengan Binomo, namun termotivasi untuk terus bermain karena ingin mengembalikan kekalahan.

"Karena sifat manusia kalau sudah loss gak ikhlas, apalagi ada iming-iming dan harapan," sebutnya.

RM pernah menyampaikan kepada afiliator soal loss, dan dijawab akan dikembalikan. Setelah kemudian hari ditanyakan, afiliator susah dihubungi dan seolah membuatnya bosan. Setelah itu, dia berganti mentor.

"Mobil saya sudah hilang satu. Apa yang bisa dijual, ya dijual. Saya dikit-kikit tapi sering. Dalam dua bulan saya habis Rp 380 juta," ungkapnya.

Ada Ratusan Orang di Sumut

Ilustrasi Investasi Bodong (Arfandi/Liputan6.com)
Ilustrasi Investasi Bodong (Arfandi/Liputan6.com)

Kuasa hukum VA dan RM, Dongan Nauli Siagian mengatakan, di Sumut ada 400 orang yang menjadi korban dan kemungkinan akan membuat laporan. Saat ini hanya 2 orang melapor ke SPKT Polda Sumut, dengan terlapor berinisial J alias NW dan Z.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, membenarkan adanya laporan yang masuk ke Polda Sumut dari 2 orang berinisial VA dan RM.

"Penyidik dari Polda Sumut akan melakukan penyelidikan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya