Autopsi Jenazah Santri Gontor Digelar di Palembang, Ibu AM: Aku Mohon Keadilan

Orangtua AM, santri Ponpes Gontor Ponorogo Jatim setuju jasad anaknya dilakukan autopsi, untuk menguak kasus kematian AM yang janggal.

oleh Nefri Inge diperbarui 08 Sep 2022, 00:30 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2022, 00:30 WIB
Otopsi Jasad Santri Gontor Digelar di Palembang, Ibu AM: Aku Mohon Keadilan
Rusdi-Soimah, saat berziarah ke makam anaknya AM, santri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jatim, yang meninggal dunia diduga akibat kekerasan maut di lingkungan ponpes (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Tim penyidik dari Polres Ponorogo dibantu Polda Jawa Timur (Jatim), akhirnya menyambangi Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), dalam mengusut kasus kematian AM, santri Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo Jatim.

Kedatangan mereka pada hari Rabu (7/9/2022), untuk menemui orangtua AM, Soimah dan Rusdi, untuk menyelidiki kematian AM yang diduga karena tindakan kekerasan di lingkungan ponpes.

Pertemuan aparat kepolisian dan orangtua AM difasilitasi kuasa hukum keluarga AM, Titis Rachmawati, di kantornya di Jalan Kapten A Rivai Palembang Sumsel.

Sebelum mendatangi kantor kuasa hukumnya, Soimah dan Rusdi menyempatkan untuk berziarah ke makam anaknya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur Palembang, Rabu (8/9/2022) siang.

“Aak, Umi datang Ak,” ucap Soimah ketika berada di depan pusara anaknya.

Rusdi berusaha merangkul istrinya, yang kembali menangis sedih menatap tanah basah makam anaknya. Sampai akhirnya, Soimah terduduk di samping makam anaknya.

Mereka menaburkan bunga di pusara anaknya. Rusdi pun meneteskan air mata, ketika mengawali doa. Suasana saat itu sempat haru biru, saat pasangan suami istri (pasutri) ini, menangis berbarengan di makam santri Gontor itu.

Tak ingin terlalu lama tenggelam dalam kesedihan, Rusdi-Soimah lalu melantunkan Surat Yaasin untuk anaknya, yang meninggal dunia pada hari Senin (22/8/2022) lalu.

Sekitar 30 menit berada di samping pusara anaknya, Rusdi-Soimah pun melangkahkan kaki meninggalkan pemakaman itu dan menuju ke kantor kuasa hukumnya.

“Sudah berapa kali ke sini sebelum aku melangkah mengambil keputusan, aku mohon keadilan. Bismillah, aku minta izin dulu dengan Aak,” ucap Soimah di Palembang.

Dia meminta doa dan rida kepada semua keluarga dan warga Indonesia, agar bisa berjuang membela keadilan untuk anaknya. Harapannya tak putus, agar pendidikan Indonesia bisa dibenahi dan cukup anaknya yang menjadi korban kekerasan di dunia pendidikan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

BAP Polisi

Otopsi Jasad Santri Gontor Digelar di Palembang, Ibu AM: Aku Mohon Keadilan
Rusdi-Soimah, saat berziarah ke makam anaknya AM, santri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jatim, yang meninggal dunia diduga akibat kekerasan maut di lingkungan ponpes (Liputan6.com / Nefri Inge)

Sekitar pukul 12.00 WIB, orangtua AM tiba di kantor kuasa hukumnya, Titis Rachmawati, di Jalan Kapten A Rivai Palembang Sumsel.

Sekitar dua jam menunggu, akhirnya tim penyidik dari kepolisian Jatim tiba dan menjalani serangkaian Berita Acara Pemeriksaan (BAP), yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Titis Rachmawati membenarkan kedatangan 7 orang polisi tersebut, untuk menjalani BAP dan melengkapi pemberkasan kasus dugaan kekerasan maut tersebut.

“BAP dilakukan serta persiapan proses persiapan autopsi jasad AM. Keluarga Insya Allah bersedia. Karena sudah berdiskusi tadi. Jadi kita putuskan harus autopsi besok (8/9/2022) jam 9 pagi,” ucapnya.

Sebelum memutuskan menyetujui autopsi jenazah anaknya, Soimah-Rusdi melakukan salat Asar berjemaah serta meminta petunjuk ke Allah SWT.

Autopsi Dilakukan

Otopsi Jasad Santri Gontor Digelar di Palembang, Ibu AM: Aku Mohon Keadilan
Rusdi menunjuk bingkai foto AM, anak sulungnya semasa masih balita. Namun AM meninggal dunia saat menjalani pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo Jatim, diduga akibat korban kekerasan (Liputan6.com / Nefri Inge)

Usai salat Asar, mereka baru menyetujui makam anaknya di TPU Sungai Selayur Palembang dibongkar dan jenazah anaknya diautopsi.

“Mereka (tim penyidik kepolisian) butuh tidak terlalu banyak dan tidak mendetail. Hanya melihat dan menemukan penyebab kematian AM saja,” katanya.

Ada beberapa pertanyaan yang diajukan tim penyidik ke orangtua AM, di antaranya saat kedatangan jenazah AM, siapa yang menghubungi orangtua AM sebelum jenazah datang dan komunikasi seperti apa yang disampaikan terkait penyebab kematian AM.

Dengan bergulirnya kasus ini, Titis mengharapkan pihak Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jatim, bisa membuka semua fakta yang didapatkan saat kejadian.

"Sebelum adanya permintaan maaf, seperti itu (ditutup-tutupin). Seperti pengantaran jenazah tidak transparan. Kalau mereka mengatakan tidak menutup-nutupi seperti ini dan miskomunikasi, silakan buka semuanya seluas-luasnya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya