Liputan6.com, Medan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan mencatat sudah 67 kali gempa susulan terjadi pasca lindu berkekuatan Magnitudo 6,0 yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melaporkan, gempa susulan berkekuatan sangat rendah, sehingga tidak menghasilkan guncangan seperti gempa pertama. Hingga kini, BBMKG Wilayah I Medan terus melakukan pemantauan.
"Catatan BMKG, gempa terakhir pukul 09.50 WIB. Tetap perlu diwaspadai dan hati-hati. Kami imbau tetap tenang dan waspada," katanya, Sabtu (1/10/2022).
Advertisement
Baca Juga
Kepada warga juga diimbau untuk tidak pulang ke rumah dulu apabila kondisi bangunan rumahnya dalam keadaan retak-retak. Sebab, untuk mengantisipasi tertimpa bangunan.
"Kalau sudah mengkhawatirkan jangan dulu dulu pulang," imbaunya.
Warga juga diimbau untuk menjauh dari lereng dan perbukitan, karena kondisi saat ini kerap hujan turun. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadi longsor akibat gempa bumi.
"Jangan terpancing isu-isu sesat, silakan terus akses BMKG atau sosial media BBMKG," Dwi menginformasikan.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Gempa Dini Hari
Sabtu (1/10/2022) pukul 02.28 WIB wilayah Tapanuli Utara, Sumut, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan Magnitudo 5,8.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11° LU ; 98,83° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km. Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI, getaran dirasakan oleh semua penduduk.
Untuk daerah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI, getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, daerah Singkil dengan skala intensitas IV MMI, bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Kemudian daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan pada beberapa rumah warga. Hasil pemodelan menunjukan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Advertisement
Korban Jiwa
Gempa bumi yang terjadi di Tapanuli Utara, Sumut, Sabtu (1/10/2022) dini hari WIB menelan satu korban jiwa. Selain korban jiwa, ada pula warga yang luka-luka akibat gempa besar ini.
Laporan visual sementara yang diterima Pusat Pengandali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa warga yang mengalami luka di bagian kepala dan sudah mendapatkan perawatan yang intensif.
Adapun kerusakan maupun keseluruhan korban luka dan lainnya masih dalam proses pendataan lebih lanjut oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama lintas instansi terkait.
Sebagai bentuk antisipasi masyarakat terhadap potensi dan ancaman bencana yang dapat ditimbulkan oleh gempa bumi, maka BNPB mengajak masyarakat agar tidak perlu panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi susulan.
Peringatan dini gempa bumi dapat dibuat dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Hal itu bertujuan dapat menjadi 'alarm' apabila terjadi gempa bumi.
BNPB juga mengimbau agar masyarakat dapat memastikan jalur evakuasi keluar dari rumah tidak terhalang oleh benda dengan ukuran besar seperti lemari, meja, kulkas dan sebagainya.
Di samping itu, bagi masyarakat agar dipastikan tidak ada barang-barang besar seperti lemari, kulkas, meja dan lain-lain yang bisa menghalangi proses evakuasi keluar rumah saat terjadi gempa.
Khusus bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, perhatikan apabila terjadi gempabumi yang berlangsung lebih dari 30 detik, maka diharapkan untuk segera menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terajadinya tsunami.
Aktivitas Sesar Besar Sumatra Segmen Renun
BMKG melaporkan gempa yang terjadi di Tapanuli Utara, Sumatra Utara, pada Sabtu (1/10/2022) dini hari WIB, dipicu adanya aktivitas sesar besar Sumatra segmen Renun.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar besar Sumatra segmen Renun," ujar Plt Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Advertisement