Bukan untuk Meratapi Kesendirian, Berikut Sejarah Hari Jomblo Sedunia

11 November dalam kalender diperingati sebagai Hari Jomblo Sedunia atau World Single Day.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 11 Nov 2022, 17:14 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 17:14 WIB
Terhindar Dari Bahaya Patah Hati
Ilustrasi Menjadi Single Credit: pexels.com/RaduFlorin

Liputan6.com, Bandung - Ternyata, setiap 11 November dalam kalender diperingati sebagai Hari Jomblo Sedunia atau World Single Day.

Peringatan ini sebetulnya tidak terlalu terkenal di Indonesia. Namun, baru-baru ini perayaan tersebut ramai dibicarakan oleh warganet.

Adapun Hari Jomblo Sedunia ini menjadi perayaan yang biasanya dirayakan oleh seseorang yang lajang atau single. Mereka merayakannya dengan cara melakukan apapun sebebas yang mereka inginkan.

Meskipun begitu, tentu saja orang-orang terutama masyarakat kita bertanya-tanya bagaimana sejarah dari Hari Jomblo Sedunia ini.

Karena perayaan ini bukan termasuk perayaan yang cukup terkenal di Indonesia, banyak sekali masyarakat kita yang suka membawa-bawa candaan jomblo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sejarah World Single Day

perempuan single
ilustrasi tersenyum/Photo by arya reddejavu from Pexels

Mengutip dari situs Nationaltoday, pada 11 November 1993 ada sekelompok mahasiswa yang kesepian di Universitas Nanjing yang mempunyai sikap positif. Alih-alih meratapi kurangnya pasangan, mereka memutuskan untuk merayakan perayaan karena menjadi lajang.

Adapun alasan dipilihnya 11 November sebab tanggal 11 dan bulan 11 tampak seperti tongkat tunggal yang berderet sendirian.

Adapun perayaan ini menjadi perayaan yang mereka manfaatkan untuk hal-hal yang positif dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

 


Berkembang Luas

single 20an
Ilustrasi./Copyright Unsplash.com/Alexandre Croussette

Secara tidak terduga, perayaan ini ternyata berkembang menjadi perayaan tidak resmi yang dirayakan bersama-sama oleh seluruh orang lajang di China. Mereka merayakannya dengan makan malam menyenangkan ataupun berbelanja barang-barang yang mereka inginkan.

Secara tidak sadar juga, perayaan ini turut dirayakan oleh para lajang di seluruh dunia dan salah satunya Indonesia. Bahkan, perayaan ini juga bertepatan dengan 11.11 yang biasanya banyak diskon besar-besaran untuk berbelanja online.

 


Bukan Meratapi Kesedihan

single
Ilustrasi/copyrightshutterstock/paulaphoto

Adanya perayaan ini bukan berarti untuk meratapi kesedihan yang dialami dan merenung karena lajang. Namun, dimanfaatkan untuk merayakan kesendirian dan sifat independen diri kita terutama untuk membentuk pribadi yang lebih positif.

Sebab, ketika dalam masa lajang seseorang bisa memfokuskan dirinya kepada hal-hal yang jauh lebih penting bagi kehidupannya. Seperti lebih fokus menata karier, membuat tujuan-tujuan baru yang ingin dicapai, ataupun memperlihatkan bahwa dengan diri sendiri.

Apapun bisa terwujudkan seperti membeli barang yang bisa dibeli menggunakan uang sendiri misalnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya