Liputan6.com, Denpasar - Kerja sama Chevron dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta the Asia Natural Gas and Energy Association (ANGEA), di Bloomberg NEF/BNEF Net Zero Summit di Bali menjadi momentum pembahasan tentang pentingnya kolaborasi dalam mendorong pencapaian target masa depan rendah karbon.
Perhatian dunia tertuju pada Bali menjelang pelaksanaan B20 dan G20 Summit yang digelar di Indonesia, BNEF Summit, acara resmi B20/G20, mempertemukan para pemimpin industri dan investor dari seluruh Asia untuk berkolaborasi bersama menuju net zero emission.
"Kolaborasi ini merupakan hal yang penting dalam mendukung inovasi dan mendorong transisi energi. Chevron terus berkomitmen dalam berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan demi mencapai tujuan-tujuan energi nasional," kata Wahtu Budiarto Country Manager Chevron Indonesia di Bali, Senin (14/11/2022).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, upaya kerja sama pemerintah Indonesia dengan berbagai pihak memberikan banyak masukan mengenai perkembangan produksi. "Upaya bekerja sama dalam mencapai target net zero emission, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Pasifik," ujar Wahyu.
Â
Penggunaan Energi Terbarukan
Pada kesempatan sama, Ridha Yasser, Direktur Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan pemerintah Indonesia telah menetapkan target penggunaan energi baru terbarukan (EBT) hingga 23 persen pada tahun 2025 mendatang.
"Kolaborasi menyeimbangkan akses energi, dampak lingkungan dan sosial-ekonomi, serta pengembangan teknologi. Adanya kerja sama ini dapat mengakselerasi pencapaian target Indonesia untuk mencapai net zero emission," tutur dia.
Manish Misra, Vice President Strategy & Integration di Chevron New Energies menyebut Chevron memiliki optimis tinggi energi di masa mendatang adalah rendah karbon.
"Kolaborasi secara aktif dalam pengembangan solusi rendah karbon di negara-negara yang memiliki kebutuhan energi tinggi. Kami dapat membantu mempercepat transisi energi yang sedang berlangsung melalui teknologi baru dan keahlian operasional," ujar dia.
Sementara itu, Paul Everingham, Chief Executive Officer ANGEA menjelaskan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan berbagai pihak lainnya menjadi hal yang sangat penting untuk ketahanan maupun transisi energi.
"Kita perlu secara kolektif membangun rantai nilai baru di seluruh daerah yang memungkinkan adanya peningkatan penggunaan teknologi baru, seperti CCUS (carbon capture, utilization, and storage), hidrogen, dan amonia," ucapnya.
Advertisement