5 Jalur Arus Mudik dan Balik Lebaran yang Legendaris di Jawa Barat, Ada Nagreg sampai Tanjakan Emen

Jelajahi 5 jalur mudik legendaris Jawa Barat, dari kisah bersejarah Nagreg hingga tantangan Tanjakan Emen, dan antisipasi kemacetan di jalur utara, tengah, dan selatan!

oleh Nurul Diva Diperbarui 31 Mar 2025, 03:29 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2025, 03:29 WIB
FOTO: Potret Pencari Sedekah Pakai Sapu di Jalanan Indramayu
Sejumlah warga berebut sedekah pemberian pengendara kendaraan bermotor di kawasan Jembatan Sewo, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Aksi mengambil uang sedekah menggunakan sapu meningkat saat puncak arus mudik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Setiap musim mudik Lebaran, ruas-ruas jalan utama di Jawa Barat selalu dipadati kendaraan para pemudik yang ingin berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. Jalur-jalur ini telah menjadi bagian dari sejarah perjalanan mudik, dengan cerita, tantangan, dan keunikan masing-masing yang membuatnya legendaris di kalangan pengendara.

Mulai dari Jalur Nagreg yang selalu padat, Pantura Subang-Indramayu yang terkenal sejak dulu, hingga Tanjakan Emen yang penuh kisah mistis, setiap jalur memiliki karakteristik tersendiri. Selain itu, ada Simpang Jomin dan Simpang Mutiara, dua titik yang sering menjadi pusat kemacetan dan persimpangan penting bagi pemudik.

Lalu, bagaimana kondisi terkini jalur-jalur ini, dan apa saja yang perlu diwaspadai oleh pemudik? Simak informasi lengkapnya berikut ini, dirangkum Liputan6.

Promosi 1

Jalur Nagreg, Langganan Macet Setiap Momen Arus Mudik dan Balik Lebaran

Jalur Nagreg Zaman Belanda/binamarga.pu.go.id
Jalur Nagreg Zaman Belanda... Selengkapnya

Jalur Nagreg yang berada di Kabupaten Bandung merupakan jalur utama yang menghubungkan Bandung dengan Priangan Timur, termasuk Garut, Tasikmalaya, hingga Ciamis.

Sejarah mencatat, Jalur Nagreg pertama kali dibangun pada 1808 oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk mempermudah distribusi dan transportasi ke daerah timur. Sejak saat itu, jalur ini menjadi favorit pemudik dan sering mengalami kemacetan parah saat arus mudik maupun arus balik.

Tanjakan curam serta jalanan berkelok menjadikan jalur ini menantang bagi pengendara, terutama bagi kendaraan berat seperti bus dan truk. Pada musim mudik, kepadatan kendaraan bisa mencapai 5.000 hingga 8.000 unit per jam, membuat antrian panjang sulit dihindari.

"Sejak pertama kali diresmikan, Jalur Nagreg telah memiliki daya tarik yang begitu sangat kuat dan melekat bagi masyarakat Jawa Barat. Jalur melintasi daerah perbukitan, yang menawarkan indah hutan, menarik minat beberapa warga asing, termasuk orang Belanda, yang menyukai keindahan Kawasan hutan tersebut." tulis laman binamarga.pu.go.id

Tanjakan Emen, Jalur Terjal dengan Kisah Mistis

Tanjakan Emen Macet
Suasana lokasi kecelakaan Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, Sabtu 10 Februari 2018 (Liputan6.com/Pool/Neneng Y)... Selengkapnya

Tanjakan Emen di Ciater, Subang, dikenal sebagai jalur yang curam dan rawan kecelakaan. Selain karena medannya yang berbahaya, tanjakan ini juga memiliki cerita mistis yang berkembang di masyarakat.

Beberapa versi cerita menyebut bahwa nama Emen berasal dari seorang sopir oplet yang mengalami kecelakaan fatal di tanjakan ini pada tahun 1964. Sejak saat itu, kecelakaan sering terjadi, dan mitos berkembang bahwa pengendara harus membunyikan klakson atau melempar koin untuk menghindari kejadian buruk.

Terlepas dari mitos tersebut, Tanjakan Emen memang memiliki medan yang berbahaya, dengan kemiringan tajam dan banyak tikungan curam. Oleh karena itu, pengendara diimbau untuk selalu mengecek kondisi kendaraan, terutama rem, sebelum melintasi jalur ini.

Jalur Pantura Subang – Indramayu, Legenda Rute Mudik dari Masa ke Masa

FOTO: Potret Pencari Sedekah Pakai Sapu di Jalanan Indramayu
Sejumlah warga menunggu pengendara kendaraan bermotor memberi sedekah dengan melempar uang di kawasan Jembatan Sewo, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Aksi mengambil uang sedekah menggunakan sapu meningkat saat puncak arus mudik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Sebelum adanya Tol Cipali, Jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang dari Subang hingga Indramayu adalah jalur utama bagi pemudik yang ingin menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hingga tahun 2015, jalur ini selalu dipadati kendaraan roda dua, mobil pribadi, hingga bus antar kota, menciptakan kemacetan panjang yang kerap terjadi di titik-titik tertentu. Namun, setelah Tol Cipali beroperasi, kepadatan di jalur ini berkurang drastis.

Meskipun demikian, jalur ini masih ramai dilalui oleh truk-truk besar yang menghindari biaya tol. Pemudik yang memilih rute ini perlu berhati-hati karena beberapa ruas jalan masih bergelombang dan berlubang, terutama di wilayah Subang hingga Indramayu. Salah satu momen yang tidak terlupakan adalah banyaknya para penyapu uang koin yang berjajar di sepanjang jalan tersebut.

Simpang Jomin, Titik Kemacetan Klasik Pemudik

FOTO: Pantauan Udara Kondisi Jalur Mudik di Simpang Jomin Pantura
Foto udara memperlihatkan kondisi lalu lintas di Simpang Jomin Pantura, Cikampek, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Memasuki H-3 Idul Fitri, jalur mudik didominasi oleh kendaraan roda dua, truck dan mobil. (merdeka.com/Imam Buhori)... Selengkapnya

Simpang Jomin, yang terletak di Kabupaten Karawang, adalah salah satu titik pertemuan jalur utama bagi pemudik dari Jakarta yang ingin menuju ke arah Jawa Tengah dan Timur.

Dulu, jalur ini terkenal sebagai titik kemacetan parah, terutama karena adanya pertemuan kendaraan dari berbagai arah yang mengarah ke Jalur Pantura. Seiring dengan pembangunan infrastruktur jalan dan adanya Tol Cipali, kepadatan di Simpang Jomin berkurang, tetapi tetap menjadi titik rawan macet di musim mudik.

Bagi pemudik yang melewati Simpang Jomin, disarankan untuk mengatur waktu perjalanan agar tidak terjebak di puncak arus mudik yang biasanya terjadi pada H-3 hingga H-1 Lebaran.

Simpang Mutiara, Persimpangan Strategis dengan Sejarah Macetnya

Simpang Mutiara adalah titik yang sering dilalui pemudik sebelum memasuki Jalur Pantura Karawang hingga Indramayu. Lokasi ini merupakan salah satu pemisah jalur antara kendaraan yang menuju Jakarta dan Jawa Tengah melalui jalur nontol.

Di masa lalu, Simpang Mutiara selalu dipadati kendaraan, terutama sebelum Tol Cipali beroperasi. Saat ini, meskipun lebih lengang dibandingkan dulu, jalur ini tetap harus diwaspadai karena masih banyak digunakan oleh kendaraan besar, termasuk truk barang.

Pemudik yang melewati Simpang Mutiara perlu memperhatikan kondisi jalan, karena ada beberapa ruas yang masih mengalami kerusakan dan bisa menyebabkan perjalanan menjadi lebih lambat.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik (People Also Ask Google)

1. Jalur mana saja yang selalu ramai saat mudik Lebaran di Jawa Barat?

Beberapa jalur yang selalu padat saat musim mudik di Jawa Barat adalah Jalur Nagreg, Jalur Pantura Subang-Indramayu, Tanjakan Emen, Simpang Jomin, dan Simpang Mutiara.

2. Mengapa Jalur Nagreg selalu macet saat mudik?

Karena jalur ini merupakan penghubung utama antara Bandung dan Priangan Timur, dengan medan berkelok dan tanjakan yang membuat laju kendaraan melambat, terutama bagi kendaraan berat.

3. Apakah Tanjakan Emen benar-benar berbahaya?

Ya, selain memiliki tikungan curam dan turunan tajam, kecelakaan sering terjadi akibat rem blong atau kondisi jalan yang licin saat hujan.

4. Bagaimana kondisi Jalur Pantura setelah adanya Tol Cipali?

Lalu lintas di Jalur Pantura lebih lengang, tetapi masih banyak dilalui oleh truk besar dan kendaraan yang menghindari biaya tol, sehingga pemudik tetap perlu waspada terhadap kondisi jalan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya