Liputan6.com, Palangka Raya Genangan air setinggi 40 sentimeter menghentikan laju kendaraan Sarjiono. Sebelum mogok, kepulan asap putih keluar dari knalpot sepeda motornya yang tengah melakukan perjalananan dari Kapuas menuju Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Terjebak banjir di jalan raya Trans Kalimantan, Kabupaten Pulang Pisau merupakan hal baru baginya. Apalagi barang bawaannya cukup banyak, sebagai persiapan merantau di wilayah yang menjadi ibu kota Provinsi Kalteng tersebut.
"Ini barang bawaan dari kampung, rencana mau kerja di Palangka Raya," ungkap Sarjiono, Jumat (25/11/2022).
Advertisement
Sambil menggendong anak, istrinya tak tega melihat Sarjiono berjuang sendirian mendorong motor. Akhirnya, ia ikut membantu hingga tepian jalan yang tak terkena genangan.
Baca Juga
Sudah sepekan banjir merendam jalan Trans Kalimantan dan tak kunjung surut. Padahal jalan tersebut merupakan satu-satunya akses masyarakat, yang menghubungkan provinsi Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Selatan.
"Ini jalan satu satunya menuju Palangka Raya, makanya kita paksakan untuk terobos banjir,"tambahnya
Surjiono tak sendri, beberapa kendaraan roda dua yang berada di depannya mengalami hal serupa. Sambil membersihkan busi, para pengendara mengeluhkan luapan Sungai Kahayan yang membuat perjalanan mereka terhenti.
Meskipun saat ini akses masih dapat dilalui, namun mereka berharap perlu adanya perhatian dari pemerintah, sehingga permasalahan banjir dapat diselesaikan dan tidak menghambat aktivitas masyarakat.
"Semoga saja permasalahan banjir ini dapat diselesaikan, sehingga tidak menggangu aktivitas warga," Sarjino menuturkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Hujan Lebat di Berbagai Daerah
Sejumlah wilayah Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, menurut peringatan dini cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dikutip dari situs BMKG di Jakarta, Kamis, terdapat potensi hujan lebat di wilayah Provinsi Aceh, Bengkulu, Jambi, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Khusus untuk Jawa Barat, khususnya di Cianjur, BMKG memproyeksikan potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada rentang waktu antara siang hingga malam hari.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan, curah hujan sedang meningkat menuju puncaknya di bulan Desember 2022 hingga Januari 2023.
"Jadi harus diwaspadai kemungkinan terjadinya bencana ikutan usai gempa Cianjur kemarin," tuturnya.
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam ikutan seperti longsor dan banjir bandang yang membawa material-material reruntuhan lereng akibat gempa M5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022.
Dwikorita juga menyampaikan, intensitas gempa susulan di Kabupaten Cianjur semakin melandai dalam waktu empat hari ke depan sejak 22 November 2022.
Advertisement