KLB Campak di Puncak Papua Tengah, Dinkes Akui Imunisasi Tak Maksimal karena Teror Bersenjata

Dinas Kesehatan Puncak mengakui imunisasi camapk di daerahnya tak maksimal. Salah satunya dikarenakan konflik bersenjata di daerah tersebut.

oleh Katharina Janur diperbarui 04 Mar 2023, 22:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2023, 22:00 WIB
KLB Campak di Puncak
Bupati Puncak saat menjenguk pasien anak campak yang masih dirawat di RSUD Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. (Liputan6.com/Katharina Janur/Kominfo Puncak)

Liputan6.com, Jayapura - Kabupaten Puncak di Provinsi Papua Tengah meningkatkan status kejadian luar biasa (KLB) usai 11 pasien anak dirawat karena campak di RSUD Ilaga. 

Kasus awal campak ditemukan di Distrik Beoga, distrik yang berbatasan dengan Kabupaten Intan Jaya. “Saat itu kasusnya baru satu. Pasien anak tersebut langsung dirawat di Puskesmas Beoga dan dinyatakan sembuh dan sudah pulang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Puncak, Demus Wonda, Sabtu (04/03/2023). 

Lalu, kasus campak lainnya ditemukan di Puskesmas Ilaga dengan jumlah 4 orang pasien anak

“Rata-rata pasien datang dari pinggiran Kota Ilaga. Pasien ini sempat dirawat dan dinyatakan sembuh. Kemudian terjadi lagi peningkatan pasien campak di RSUD Ilaga, jumlahnya 11 anak. Saat ini, 3 orang anak dinyatakan sembuh dan bisa pulang. Lalu, tersisa 8 pasien anak campak yang masih dirawat,” jelasnya. 

Bupati Puncak, Willem Wandik meminta instansi terkait untuk mengambil langkah cepat dan serius agar campak tak meluas ke daerah lainnya. 

“Saya sudah cek rumah sakit, cek kondisi pasien, berapa jumlah pasien, dan penanganan bagaimana. Campak ini statusnya KLB, sehingga perlu ada penanganan serius,” katanya.

 

Simak Video pilihan berikut ini:

Keamanan Tak Kondusif

Campak di Puncak Papua Tengah
Bupati Puncak saat menjenguk pasien anak campak yang masih dirawat di RSUD Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. (Liputan6.com/Katharina Janur/Kominfo Puncak)

Untuk menekan jumlah pasien campak, dinas kesehatan setempat akan bekerja sama dengan gereja dan tokoh agama untuk mengimbau orang tua agar membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan imunisasi campak. Arahan tersebut sesuai dengan hasil rapat bersama forkopimda dan Bupati Puncak untuk mengantisipasi campak tak meluas ke distrik lainnya. 

Demus menjelaskan sosialisasi lewat gereja dilakukan mengingat masih adanya sejumlah titik rawan teror bersenjata di Ilaga, Kabupaten Puncak. 

“Kami imbau kepada orang tua untuk membawa anak-anak berumur 6-9 tahun ke puskesmas untuk mendapatkan imunisasi campak. Logistik dan pendukung lainnya sudah siap. Imunisasi dilakukan untuk menghindari penyakit campak.”

“Kami juga sudah membentuk tim medis lapangan, khususnya di 8 distrik induk untuk melakukan sosialisasi dan penanganan awal terhadap kasus campak,” sambungnya.

Wabah campak tak hanya terjadi di Puncak, namun sudah terjadi pada 7 kabupaten di Provinsi Papua Tengah yakni Kabupaten Nabire, Deyai, Dogiyai, Puncak Jaya, Timika, dan intan Jaya.

Khusus di Puncak, imunisasi campak dan imunisasai lainnya tak berjalan maksimal pada 2021. Salah satunya dikarenakan pandemi COVID-19 ditambah situasi keamanan di Puncak tak kondusif.

“Pasien terbanyak datang dari daerah merah keamanan yang tidak kondusif, sehingga ibu-ibu tidak sempat melakukan imunisasi kepada anak-anaknya,” jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya