Wabah Campak Mengancam Amerika Serikat, Kasus Tembus 700

Hingga Jumat, 11 April 2025 lebih dari 700 kasus campak di Amerika Serikat dengan 3 kematian.

oleh Benedikta Desideria Diperbarui 12 Apr 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 16:00 WIB
Ilustrasi Amerika Serikat. (Freepik//starline)
Hingga Jumat, 11 April 2025 sudah lebih dari 700 kasus campak di Amerika Serikat. Tercatat tiga kasus kematian akibat campak. (Freepik//starline)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Orang yang tertular penyakit campak di Amerika Serikat terus bertambah. Hingga Jumat, 11 April 2025 sudah lebih dari 700 kasus campak di sana.

Penularan campak terbanyak (didefinisikan lebih dari tiga kasus) terjadi di enam negara bagian yakni Indiana, Texas, Kansas, Oklahoma, Ohio, dan New Mexico. Yang mana Texas terbanyak dangan 541 kasus hingga saat ini.

Campak juga dilaporkan di Alaska, Arkansas, California, Colorado, Florida, Georgia, Hawaii, Kentucky, Maryland, Michigan, Minnesota, New Jersey, New York, Pennsylvania, Rhode Island, Tennessee, Vermont, dan Washington.

Menurut Direktur Kesehatan Masyarakat untuk Lubbock, Texas, Katherine Wells diperkirakan butuh waktu satu tahun untuk mengendalikan wabah campak.

"Ini akan menjadi wabah besar, dan kami masih berada pada peningkatan jumlah kasus," katanya pada pekan lalu mengutip ABC News.

Menteri Kesehatan Amerika Serikat, Robert F Kennedy Jr dalam rapat kabinet pada Kamis, 10 April 2025 mengatakan bahwa kasus campak telah mencapai puncaknya secara nasional. Namun, Robert mengungkapkan bahwa penyakit yang amat mudah menular karena virus campak Paramyxovirus tersebut tetap bisa menginfeksi terutama orang yang belum pernah divaksinasi.

3 Orang di AS Meninggal karena Campak

Kasus campak di Amerika Serikat telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia. Pada dua kasus pertama yakni anak usia sekolah dasar yang belum mendapatkan vaksiansi campak.

Lalu, kasus meninggal akibat campak adalah orang deawsa yang berasal dari New Mexio dengan riwayat belum mendapatkan vaksinasi seperti mengutip AP, Sabtu, 12 April 2025.

Sementara itu, beberapa pakar kesehatan skeptis bahwa tren penularan campak di Amerika Serikat menurun. Malah ada kemungkinan kasus lebih tinggi dari yang dilaporkan.

"Wabah ini masih jauh dari terkendali. Bahkan jika kurva mulai melandai, masih menghadapi risiko besar di komunitas dengan cakupan vaksinasi rendah," kata epidemiolog, Dr. John Brownstein mengutip ABC News.

Diprediksi Menyebar ke Wilayah yang Rendah Cakupan Vaksinasi

Kasus campak yang terus bertambah menimbulkan kekhawatiran dari pakar kesehatan Amerika Serikat. Diprediksi kasus bakal meluas ke wilayah atau komunitas dengan tingkat vaksinasi yang rendah.

"Dengan begitu banyak kantong dengan tingkat vaksinasi rendah, kita masih berada di ambang penularan yang meluas dan berkelanjutan kecuali ada tindakan segera," kata Brownstein.

 

Peningkatan Kasus Campak di AS, Ingatkan Indonesia Pentingnya Vaksinasi

Kejadian peningkatan kasus campak di Amerika Serikat tentu perlu jadi perhatian Indonesia seperti disampaikan mantan Direktur Penyakit Menular WHO South East Asia Region, Tjandra Yoga Aditama.

"Negara Adidaya seperti Amerika Serikat saja bisa terkena masalah ini. Demi masa depan Indonesia yang baik, demi menjelang harapan Indonesia Emas, maka cakupan imunisasi di negara kita harus jadi perhatian utama," pesan Tjandra dalam pesan tertulis.

Di Indonesia, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) rekomendasi pemberian vaksin campak rubella (MR/Measles Rubella) diberikan saat anak berusia 9 bulan. Jika sampai berusia 12 bulan anak belum mendapatkan vaksin MR dapat diberikan MMR (Measles, Mumps, Rubella) mulai usia 12-15 bulan, dosis kedua 5-7 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya