10 Alat Musik Tradisional Aceh yang Kaya Bunyi

Setidaknya, ada 10 macam alat musik tradisional Aceh.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 18 Mar 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2023, 10:00 WIB
Geliat Perajin Alat Musik Tradisional di Aceh
Pembuat rebana tradisional, Fajar Siddiq menyelesaikan pembuatan rebana di rumahnya di Lambaro, Provinsi Aceh, Senin (22/2/2021). Usaha produksi berbagai jenis alat musik tradisional Aceh berupa rapai, serune kale dan seruling mulai langka. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Aceh - Sejak zaman dahulu, alat musik sudah banyak dikenal masyarakat Aceh. Bahkan, Aceh juga memiliki ragam alat musik tradisionalnya sendiri.

Mengutip dari acehprov.go.id, masyarakat Aceh sudah mengenal alat musik sejak zaman endatu hingga kini. Setidaknya, ada 10 macam alat musik tradisional Aceh. Apa saja?

1. Arbab

Arbab merupakan instrumen yang terdiri dari dua bagian, yaitu arbab sebagai instrumen induk dan stryk stock (go Arab dalam bahasa daerah) sebagai penggesek. Instrumen ini memakai bahan berupa tempurung kelapa, kulit kambing, kayu, dan dawai.

Musik arbab pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat musik ini biasanya dipertunjukkan dalam acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat, pasar malam, dan sebagainya.

Sayangnya, arbab diperkirakan sudah mulai punah. Terakhir, kesenian ini dapat dengan mudah dilihat pada zaman pemerintahan Belanda dan pendudukan Jepang. 

2. Bangsi Alas

Bangsi alas adalah sejenis instrumen tiup dari bambu yang bisa dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara. Secara tradisional, pembuatan bangsi dikaitkan dengan adanya orang meninggal dunia di kampung atau desa tempat bangsi dibuat.

Jika diketahui ada seseorang yang meninggal dunia, bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan di sungai. Mengalir mengukuti arus sungai, bangsi kemudian akan diambil oleh anak-anak.

Selanjutnya, bangsi akan dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak tersebut. Bangsi inilah yang nantinya akan digunakan. Selain itu, ada juga bangsi milik orang kaya yang sering dibungkus dengan perak atau suasa. 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Serunai

3. Serune Kalee (Serunai)

Serune kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang telah lama berkembang. Alat musik ini cukup populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat.

Biasanya, alat musik ini dimainkan bersamaan dengan rapai dan gendrang dalam acara hiburan, tarian, dan penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar alat musik ini adalah kayu, kuningan, dan tembaga. 

4. Rapai

Rapai terbuat dari kayu dan kulit binatang. Bentuknya seperti rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda.

Alat musik ini merupakan sejenis instrumen musik pukul (perkusi) yang berfungsi sebagai pengiring kesenian tradisional. Rapai memiliki banyak jenis, seperti rapai pasee (rapai gantung), rapai daboih, rapai geurimpheng (rapai macam), rapai pulot, dan rapai anak. 

5. Geundrang (Gendang)

Geundrang merupakan unit instrumen dari perangkat musik serune kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik pukul.

Geundrang bisa dijumpai di daerah Aceh Besar dan di pesisir Aceh, seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh. 

6. Tambo

Tambo merupakan sejenis tambur yang termasuk alat musik pukul. Tambo dibuat dari bahan bak iboh (batang iboh), kulit sapi, dan rotan sebagai alat peregang kulit.

Pada masa lalu, tambo berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu salat dan untuk mengumpulkan masyarakat ke meunasah guna membicarakan masalah-masalah kampung. Kini, tambo jarang digunakan karena fungsinya telah tergantikan olah mikrofon. 

Taktok Trieng

7. Taktok Trieng

Taktok trieng juga merupakan sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu yang bisa dijumpai di daerah kabupaten Pidie, Aceh Besar, dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok trieng memiliki dua jenis kegunaan, salah satunya yang digunakan di meunasah (langgar-langgar), balai-balai pertemuan, dan ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini.

Sementara jenis lainnya adalah yang digunakan di sawah-sawah yang berfungsi untuk mengusir burung atau serangga yang mengancam tanaman. Jenis ini biasanya diletakkan di tengah sawah dan dihubungkan dengan tali hingga ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah). 

8. Bereguh

Bereguh merupakan alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau. Dahulu, alat musik ini bisa dijumpai di daerah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, dan lainnya.

Bereguh mempunyai nada yang terbatas dan bergantung dari teknik meniupnya. Fungsi dari bereguh hanya sebagai alat komunikasi, terutama jika berada di hutan atau sedang berjauhan satu sama lain. 

9. Canang

Canang ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul. Canang terbuat dari kuningan dan menyerupai gong.

Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik ini. Secara umum, fungsi canang adalah sebagai penggiring tarian tradisional. 

10. Celempong

Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten Tamiang. Terdiri dari beberapa potongan kayu, alat musik ini dimainkan dengan cara disusun di antara kedua kaki pemainnya.

Celempong dimainkan oleh kaum wanita, terutama gadis-gadis. Namun, sekarang hanya orang tua (wanita) saja yang dapat memainkannnya dengan sempurna.

Celempong juga digunakan sebagai pengiring tari Inai. Alat musik ini diperkirakan telah berusia lebih dari 100 tahun.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya