Menanti Solusi Krisis Air Bersih di Batam

Warga Batam makin mengeluhkan layanan air bersih yang tidak prima. Air hanya mengalir saat malam bahkan kualitasnya terkadang tidak baik.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 05 Mei 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2023, 18:00 WIB
Keran Air Tertutup
Ilustrasi krisis air bersih/credit: pexels.com/nithih

 

Liputan6.com, Batam - Warga Batam makin mengeluhkan layanan air bersih yang tidak prima. Selain kualitas air tidak bagus, aliran air yang masuk ke rumah-rumah mereka juga terbatas, bahkan hanya mengalir saat malam hari saja. Krisis air bersih di Batam ini makin membuat masyarakat resah. Warga di perumahan Buana Vista Batam Center, mereka sangat marah dengan kondisi pelayanan air bersih di wilayahnya yang dirasa tidak manusiawi.

Bahkan perangkat RT dan RW bersama warga berencana mendatangi kantor layanan SPAM Batam untuk mencari solusi atas permasalahan yang sudah dialami warga bahkan belasan tahun.

"Kami sangat mengeluhkan kondisi layanan air bersih yang diberikan oleh SPAM Batam ini. Mengingat, layanan air bersih hanya mengalir pada pukul 22.00 WIB hingga 05.00. Sementara pada siang hari, kami tidak bisa mendapatkan layanan air bersih tersebut," kata Ramadhan Ginting, Warga RT 04 perumahan tersebut.

Kondisi tersebut membuat warga terpaksa bergadang untuk menampung air agar bisa dipakai sepanjang siang hari.

"Kami maunya nyala 24 jam, air mengalir kapan saja," katanya.

Ia menegaskan, jika keluhan mereka tidak juga mendapatkan respons dari pemda, pihaknya bersama warga di perumahan Buana Vista  mengancam akan turun ke jalan dan mendatangi kantor SPAM Batam untuk bisa mendapat solusi yang terbaik.

"Kami ini bayar air bersih tidak gratis, tapi kenapa kami hanya menikmati aliran air bersih hanya malam hari saja," katanya.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam Lik Khai mengaku telah menampung keluhan warga. Menurutnya, perlu adanya transparansi dari Badan Pengusahaan (BP) Batam dan pengelola air bersih di Batam. Apalagi selama ini baik BP Batam dan PT Moya saling lempar tanggung jawab terkait masalah buruknya layanan air bersih selama ini.

"Perlu dijelaskan ke masyarakat kondisinya seperti apa sebenarnya. Hubungan kerjasama BP Batam dan PT Moya ini seperti apa. Kenapa masalah air bersih ini mereka (BP dan Moya) saling lempar tanggung jawab," katanya.

Lik hai mengatakan, baik BP dan Moya terkesan 'tak tahu malu' dalam krisis air yang terjadi di Kota Batam. "Ini tiap postingan di IG dan media sosial menginformasikan jika kondisi air mati atau mengecil karena perbaikan. Harusnya mereka malu dengan hal itu," ujarnya.

Lik Khai pun seakan miris, di Kota Batam solusi yang 'dijual' ke masyarakat hanya dengan layanan air tangki ke rumah-rumah. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan prinsip kota modern, yang disebut sebut kota elit sulit air. Menurutnya hal ini sebagai suatu hal yang lucu.

Bahkan kondisi krisis air yang terjadi bukan hanya di critical area/stress area (daerah ujung atau daerah tinggi) namun di pusat jantung Kota Batam sekalipun terjadi krisis.

"Lihat saja seperti Nagoya, Seruni, dan sebaginya juga terkena dampak. Banyak sekali kendala yang terjadi sejak air ditangani BP Batam (SPAM) dan PT Moya ini," sebutnya.

 

Mencari Solusi

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam Nuryanto mengaku sangat memaklumi dan memahami keresahan dan kemarahan warga terhadap kondisi layanan air bersih di Kota Batam.

"Kami sangat memahami dan memaklumi atas keresahan, kemarahan dan kegelisahan warga Batam akan kondisi layanan air bersih ini. Intinya kami paham dan memaklumi," kata Nuryanto.

Dirinya mengatakan, perlu ada perbaikan dari berbagai sisi dari layanan air bersih yang diberikan oleh perusahaan air bersih di Kota Batam bersama BP Batam.

Bahkan, pria yang akrab disapa Cak Nur ini pun mengaku telah melakukan koordinasi dan pembicaraan secara serius dengan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam HM Rudi.

Rudi menegaskan telah memberikan atensi serius terhadap persoalan air bersih yang terjadi di masyarakat. Bukan tanpa alasan, mengingat gangguan terhadap suplai air bersih menjadi keluhan utama masyarakat sejak beberapa bulan terakhir.

Namun demikian, BP Batam mengaku telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk memaksimalkan suplai dan menjaga ketersediaan air bersih yang ada.

Mulai dari penindakan terhadap sambungan air ilegal (illegal connection) hingga pembersihan tanaman liar dan eceng gondok di areal waduk.

Di sisi lain, BP Batam juga tengah mengganti jaringan instalasi air yang telah termakan usia dan membangun Water Treatment Plant (WTP) di Sei Beduk dengan kapasitas suplai sekitar 500 ribu liter per detik.

"Kita berharap polemik air bersih ini bisa segera diatasi, sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa semakin maksimal," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya