Warga Gunungkidul Sesalkan Polisi Pakai Senjata Api Berpeluru Tajam Saat Amankan Acara Musik Kampung

Polisi menggunakan senjata laras panjang berpeluru tajam saat mengamankan konser musik kampung di Gunungkidul, hingga akhirnya terjadi peristiwa warga tertembak.

oleh Hendro diperbarui 16 Mei 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2023, 15:00 WIB
Panggung tempat Kejadian tewasnya Aldi usai tertembus peluru senjata laras panjang Polisi di Gunungkidul
Dia menyesalkan polisi tersebut membawa senjata Laras panjang yang diisi dengan peluru tajam bukan karet ataupun hampa karena event yang mereka selenggarakan hanya event tingkat dusun yang tentu saja kecil skalanya.

Liputan6.com, Gunungkidul - Peristiwa penembakan warga saat konser musik ricuh di Gunungkidul menuai pertanyaan besar. Warga Padukuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Girisubo, Gunungkidul, bertanya-tanya mengapa polisi menggunakan senjata api laras panjang hanya untuk mengamankan musik dalam lingkup kampung.

Dukuh Wuni David Nurvianto mengatakan, acara bersih telaga tersebut memang digelar setiap tahun karena merupakan tradisi turun temurun oleh dua dusun Wuni dan Tekik. Namun kali ini digelar bersamaan dengan temu kangen warga Padukuhan Wuni dan Tekik yang berada perantauan.

"Kebetulan kan ini bersamaan dengan lebaran. Jadi acaranya agak besar," katanya.

Karena bersamaan, mereka menyelenggarakan pertunjukan organ tunggal dengan menyundang penyanyi campursari setempat. Petugas keamanan baik polisi maupun TNI datang untuk mengamankan jalannya pertunjukkan tersebut.

David menyebut, ada dua petugas dari polisi dan TNI yang berjaga di atas panggung. Salah satunya adalah MK, petugas polisi dengan mengenakan rompi hijau muda dan menenteng senjata laras panjang. Keduanya terus berjaga di atas panggung sepanjang pertunjukkan dilaksanakan.

"Pak polisinya itu bawa senjata Laras panjang dan nampaknya diisi peluru," kata dia.

Dia menyesalkan polisi tersebut membawa senjata laras panjang yang diisi dengan peluru tajam bukan karet ataupun hampa karena event yang mereka selenggarakan hanya event tingkat dusun yang tentu saja kecil skalanya.

"Kami kan eventnya kecil. Tidak perlu pakai senjata laras panjang dan sayangnya diisi peluru tajam. Kan bisa peluru karet ataupun hampa," tambahnya

Warga bersama dengan keluarga meminta keadilan atas apa yang menimpa Aldi. Bahkan sesaat kejadian, ratusan warga Girisubo mendatangi Mapolsek Girisubo untuk meminta pertanggungjawaban.

"Beruntung emosi warga dapat diredam dan korban dibawa kerumah sakit meski akhirnya meninggal dunia,” pungkasnya.

 

Kronologi Kejadian

Sebelumnya Aldi Apriyanto (19), pemuda asal Padukuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul, tewas saat konser organ tunggal dalam rangka bersih telaga di dusunnya. Aldi merupakan salah satu panitia bersih telaga di dusunnya.

Dukuh Wuni David Nurvianto mengatakan, peristiwa polisi tembak warga tersebut terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Pertunjukan tersebut dimulai sekira pukul 20.00 WIB. Namun, pertunjukan musik organ tunggal sendiri mulai 1,5 jam sebelum peristiwa terjadi.

"Nah saat itu korban itu baru keluar rumah. Baru dapat 1 lagu kayaknya dia keluar dan langsung di depan panggung," ujarnya.

Aldi saat itu duduk di boks salon sebelah kiri panggung membelakangi panggung saat jalannya pertunjukan. Aldi yang merupakan salah satu anggota pencak silat PSHT membantu pengamanan berada di tengah antara panggung dan penonton.

Sekitar pukul 22.30 WIB sempat terjadi kericuhan antarpenonton. Pihak panitia sempat menghentikan konser tersebut untuk memenangkan para penonton yang terlibat kericuhan. Sebenarnya saat itu kericuhan sudah agak mereda.

"Saat itu sebenarnya kericuhannya sudah agak reda. Tapi tiba-tiba kok ada suara tembakan,"tutur dia.

Selama pertunjukkan dilakukan, ada dua petugas kepolisian dan TNI yang berjaga di atas panggung, termasuk dirinya. Sementara anggota keamanan lain disebar di lokasi penonton. Kericuhan pun terjadi karena gesekan antara penonton.

Saat itu terlihat polisi yang berada di atas panggung dengan membawa senjata api laras panjang terlihat hendak turun ke depan panggung. Namun, tanpa sengaja pelatuk senjata laras panjang tersebut tertarik sehingga pelurunya menyalak ke bawah.

"Itu senjata ditenteng di depan perut. Dengan posisi moncong di bawah, lalu pas keributan terdengar suara letusan dari senjata itu," kata dia.

Nahas, korban yang berada di bawah panggung agak ke depan sekitar 1 meter langsung terkena peluru tajam di bahu kanan sebelah belakang dan tembus hingga ke pinggang. Korban langsung jatuh tersungkur dan kemudian pingsan.

David mengaku langsung menghentikan konser tersebut dan membawa korban ke Puskesmas Girisubo untuk mendapat mobil ambulans. Korban kemudian dibawa ke RSUD Wonosari untuk mendapat perawatan.

"Korban meninggal dunia di rumah sakit. Dari lokasi kejadian sampai rumah sakit korban sudah tidak sadarkan diri," katanya.

Sepupu korban, Totok Wahyudi (33), mengaku saat kejadian sebenarnya dia sudah hendak beranjak dari lokasi kejadian karena ada kericuhan penonton. Dia sudah dalam posisi membelakangi panggung karena tidak ingin terlihat kericuhan.

"Saat itu saya dengan suara tembakan. Saya kira tembakan peringatan ke atas. Kok ternyata ke bawah dan kena korban," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya