Dahulu untuk Pelihara Ternak, Bandara Ngloram Kini Jadi Sarana Transportasi Alternatif di Blora

Bandara Ngloram sempat digunakan sebagai tempat untuk memelihara ternak setelah pembangunannya mangkrak selama puluhan tahun.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 19 Mei 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2023, 11:00 WIB
Naik Hawker 900XP, Ganjar Mendarat Mulus di Bandara Ngloram
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Mensesneg Pratikno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat mendarat di Bandara Ngloram Blora.

Liputan6.com, Blora - Bandar udara (bandara) Ngloram, adalah dambaan warga Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Warga mengharapkan agar bandara ini dapat menjadi tulang punggung sarana transporasi udara jika konsisten dengan jalur penerbangan tujuan dari dan kembali menuju Cepu, Blora, Jawa Tengah.

Bandara dengan landas pacu 1500 meter itu, kini menjadi sarana transportasi udara sekaligus harapan warga yang tinggal di kawasan paling timur Provinsi Jawa Tengah.

Bagaimana tidak? Di tengah berkembangnya fasilitas transportasi darat (bus dan kereta api), Bandara Ngloram mau tidak mau mengikuti realitas bisnis. Yaitu bisnis transportasi, khususnya penerbangan.

Lokasi Bandara Ngloram hanya berjarak sekitar 13 kilometer dari Kecamatan Cepu, dan berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Blora. Lokasi tersebut sangat strategis, yaitu berada di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur.

Begitu pula dengan letak geografis Cepu tak jauh dari Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kedua daerah tersebut, Blora dan Bojonegoro dikenal sebagai daerah industri minyak dan gas (migas), di mana terdapat proyek Pertamina dan Exxon Mobil Oil.

Sebagai catatan, Bandar Ngloram sudah dibangun sejak tahun 1980-an dan beroperasi hingga 1984. Sedangkan pesawat yang bisa mendarat ketika itu hanya pesawat berbadan kecil, dengan penumpang sekitar 16 orang, yang dapat mendarat serta tinggal landas pada landas pacu sepanjang 900 meter.

Bandara Ngloram kemudian stagnan dan mangkrak. Selama belasan tahun, bandara tersebut akhirnya tak terurus. Kadang oleh warga sekitar dimanfaatkan untuk menjemur padi, latihan menyetir mobil, hingga menggembala ternak sapi serta kambing.

"Saya dahulu kerap latihan nyetir mobil di Bandara Ngloram. Jalannya lurus dan aspalnya bagus, meski banyak rumput," ujar Adi, warga Cepu, mengenang kejadian yang dialaminya sekitar tahun 2012 silam.

Ketika itu status bandara Ngloram masih menjadi bagian dari aset Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Migas (PPSDM-Migas) di bawah Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Namun, seiring waktu berjalan, Pemerintah Kabupaten Blora dengan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, berencana menghidupkan kembali Bandara Ngloram.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Hibah dari Kementerian ESDM

Akademisi dari PEM Akamigas Cepu, Dr Asepta Surya Wardhana saat ditemui wartawan di kantornya. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Akademisi dari PEM Akamigas Cepu, Dr Asepta Surya Wardhana saat ditemui wartawan di kantornya. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Kementerian ESDM kemudian menghibahkan Bandar Ngloram ke Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Dari proses hibah itulah kemudian Bandara Ngloram mulai kembali dibangun pada tahun 2018.

Misalnya area landas pacu dari 900 meter ditambah menjadi 1.500 meter. Dilakukan pula perluasan lahan dan mendekatkan lokasi apron (tempat parkir pesawat) yang terkoneksi dengan Stasiun Kereta Api Kapuan milik PT KAI.

Usai pembangunan bandara berikut melengkapi fasilitas, untuk pertama kalinya Bandara Ngloram melayani penerbangan komersial perdana pada Jumat 26 November 2021. Pesawat ATR 72 milik Citilink, menjadi yang pertama landing dan take off di Bandara Ngloram. 

Sedangkan untuk rute penerbangan, yaitu Bandara Ngloram-Bandara Halim Perdana Kusuma dengan jadwal penerbangan satu-dua kali dalam sepekan.

Sayangnya penerbangan belum stabil dalam satu-dua tahun terakhir ini. Bupati Blora H Arief Rohman, tentu saja sangat serius dan peduli dengan perkembangan Bandara Ngloram.

Lalu bagaimana dengan program selanjutnya? Menurut akademisi dari PEM Akamigas Cepu Asepta Surya Wardhana, dirinya sangat peduli dengan pembangunan di Kabupaten Blora. Bagaimana kelanjutan serta perkembangannya. Setidaknya dari sisi keberadaan bandara Ngloram yang saat ini kondisi penerbangannya kembali pasif.

Menurut Asepta, jika ke depan kembali ada penerbangan domestik lagi, maka pihak penyedia dan pemerintah perlu melakukan kajian dalam menyiapkan jurus-jurusnya.

"Ini menjadi hal yang dipandang penting," tegasnya pada Liputan6.com, ditulis Rabu (17/05/2023).

Dikatakan oleh Dr Asepta, ada beberapa langkah, bagaimana mengembangkan Bandara Ngloram, bisa menjadi transporasi udara yang strategis, berdaya saing tinggi dari sisi ekonomi, setidaknya untuk kemajuan Kabupaten Blora.

"Kita mesti garap serius itu," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya