Jejak Bung Karno di Sulsel, dari Ilmuwan yang Pimpin Revolusi Hingga Politik Antariksa

Penunjukan Sam Ratulangi sebagai Gubernur Sulawesi saat terjadinya api revolusi.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2023, 13:53 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2023, 23:37 WIB
Muhidin M Dahlan atau akrab disapa Gus Muh, penulis sekaligus pengarsip  dalam podcast visual bertajuk 'Bung Karno dan Sulawesi Selatan' yang ditayangkan oleh akun Youtube Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan. (Liputan6.com/ ist)
Muhidin M Dahlan atau akrab disapa Gus Muh, penulis sekaligus pengarsip dalam podcast visual bertajuk 'Bung Karno dan Sulawesi Selatan' yang ditayangkan oleh akun Youtube Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno memiliki kedekatan yang cukup erat dengan Sulawesi Selatan. Bahkan tokoh proklamasi itu mengangkat seorang ilmuwan menjadi Gubernur Sulawesi.

Penunjukan Sam Ratulangi sebagai Gubernur Sulawesi saat terjadinya api revolusi. Selain itu masih di Sulawesi, dalam gagasan politik antariksanya Soekarno juga terinspirasi oleh tokoh asal Makassar yang bernama Karaeng Pattingalloang.

Hal itu disampaikan oleh Muhidin M Dahlan atau akrab disapa Gus Muh, penulis sekaligus pengarsip dalam podcast visual bertajuk 'Bung Karno dan Sulawesi Selatan' yang ditayangkan oleh akun Youtube Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan pada Kamis, 8 Juni 2023, dipandu oleh host Lisa Elfena.

"Jadi setelah sidang PPKI 18 Agustus, diputuskan itu nama-nama menteri, dan Sam Ratulangi ditetapkan Soekarno untuk mengurus Sulawesi Selatan," ungkap Gus Muh

Pemilihan Sam Ratulangi oleh Soekarno sebagai Gubernur Sulawesi menurut Gus Muh didasarkan oleh kedalaman ilmu Sam Ratulangi. Ia merupakan ilmuwan pertama di Indonesia, ahli matematika fisika lulusan Zurich pertama di Hindia Belanda.

"Tidak ada keraguan di hati Soekarno ketika dia menunjuk Gubernur Sulawesi, dan dia menunjuk itu (Sam Ratulangi) seorang ilmuwan dan ahli politik ekonomi pasifik. Kenapa dipilih itu, karena dia paham revolusi ini datang lewat pasifik," ujar penulis asal Sulawesi Tengah tersebut.

Dalam podcast tersebut Gus Muh menuturkan bahwa keberanian Soekarno menunjuk seorang ilmuwan memimpin jazirah Sulawesi seluruhnya di tengah api revolusi merupakan hal yang mengejutkan dan dipandang cukup aneh.

 

 

Loyalitas Sam Ratulangi

Gus Muh menyebut pilihan Bung Karno menempatkan Sam Ratulangi sebagai Gubernur merupakan pilihan yang tepat. Hal ini dibuktikan dengan langkah-langkah taktis Sam Ratulangi ketika membuat tentara sekutu yang bernama NICA ketakutan.

"Sam Ratulangi berhasil membuat NICA takut bukan karena perang," jelasnya.

Sam Ratulangi punya hubungan dengan Den Haag, ia pernah kuliah di sana maka ia menulis surat ke PBB yang membuat NICA ketakutan. Kedua, ia keras menentang dengan mengatakan 'kiblat kami tetap Soekarno-Hatta, apapun kata orang dia tetap Soekarno, loyalis Soekarno'.

Kedekatan hubungan Soekarno dengan Sulawesi ditandai juga melalui ketertarikannya kepada dunia antariksa yang bermula dari terinspirasinya Soekarno terhadap seorang tokoh di abad ke 17 bernama Karaeng Pattingalloang.

“Soekarno tahu bahwa dunia astronomi itu lahir dari Makassar, namanya Pattingalloang. Kalau akarnya ilmu pengetahuan tentang zaman angkasa ada di Makassar, maka harus punya infrastruktur” ujar Gus Muh

Menurut Gus Muh, Soekarno ingin menunjukkan bahwa Sulawesi Selatan ini tidak hanya berisikan pemberontakan-pemberontakan tetapi di dalamnya terkandung juga jejak ilmu pengetahuan.

Setelah Ganefo november 1963, Soekarno tanda tangan SK pembentukan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), Juli 1964 Indonesia bisa menciptakan roket namanya Kartika 1.

"Itu adalah roket kedua setelah Jepang di Asia, bagaimana Soekarno mengimajinasikan apa yang dilihat Pattingalloang dari Makassar, dia bikinkan infrastruktur oleh apa yang kita sebut sebagai politik antariksa, sehingga hubungan Bung Karno dan Sulawesi Selatan bukan sekadar pemberontakan, bom dan kekerasan," pungkas Gus Muh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya