9 Ancaman Bencana di Bantul, Gempa Bumi hingga Wabah Penyakit

Kabupaten Bantul memiliki ancaman bencana yang cukup banyak. Setidaknya kabupaten yang pernah dilanda gempa dahsyat tahun 2006 lalu ini memiliki 9  ancaman bencana dari 12 ancaman bencana yang ada. Apa saja bencananya?

oleh Yanuar H diperbarui 18 Jun 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2023, 19:00 WIB
Salah satu rumah warga yang tertimpa longsor di Gunungkidul
Cuaca Kestrem, warga di Kabupaten Gunungkidul dihantui berbagai macam ancaman bencana terutama tanah longsor dan pohon tumbang. Hujan deras dengan intesitas sedang hingga lebat masih mengguyur seluruh wilayah sejak sepekan terakhir.

Liputan6.com, Yogyakarta - Suprihana, Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Penanganan Pasca Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mengatakan Bantul memiliki 9 dari 12 ancaman bencana. Ancaman bencana ini terdiri dari bencana alam hingga bencana nonalam. 

“Ancaman tersebut meliputi tsunami, abrasi, banjir, longsor, gempa bumi, cuaca ekstrem, kebakaran, kekeringan dan wabah penyakit,” ungkap Suprihana dalam Pelatihan dan Praktek Evakuasi Bencana Gempa Bumi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Gedung AR. Fachruddin A UMY Rabu 14 Juni 2023. 

Suprihana menyebut contoh bencana yang terjadi di Bantul seperti gempa bumi pada tahun 2006 yang mengakibatkan banyak korban. Sehingga penting adanya mitigasi bencana termasuk di wilayah kampus seperti UMY.

"Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya kesiapsiagaan masyarakat Bantul dalam menghadapi bencana khususnya gempa bumi. Maka dengan adanya pelatihan evakuasi gempa bumi ini, UMY sudah ikut berperan aktif dalam mengantisipasi salah satu ancaman bencana yang ada di Bantul," sebut Suprihana. 

Dalam pelatihan tersebut, BPBD Bantul menerapkan skenario simulasi gempa bumi yang berlokasi di Sesar Opak dengan kekuatan 6,6 SR dalam pelatihan evakuasi ini. 

Adhianty Nurjanah Kepala Lembaga Pengembangan Karir dan Sumber Daya Manusia (LPK SDM) UMY berharap peserta dapat mengikuti instruksi untuk melakukan evakuasi ke titik kumpul yang sudah ditentukan. Selain itu harapannya peserta memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai mitigasi kebencanaan dari 9 ancaman bencana yang ada. 

“Ke depannya, UMY juga akan merencanakan untuk melangsungkan simulasi bencana. Mengingat kita berada di daerah rawan gempa bumi,” ucapnya.

Nano Prawoto, selaku Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Manusia  UMY  menyampaikan, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan civitas akademika UMY terhadap bencana gempa. Selain itu sifat kesiapsiagaan terhadap bencana gempa adalah kebutuhan primer.  

“Agar kita bekerja dengan selamat, sehat dan aman, pelatihan mitigasi kebencanaan ini diperlukan. Demi mewujudkan harapan ini, diperlukan kerja sama antara seluruh civitas akademika UMY,” jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya