Liputan6.com, Kepri - Otak-otak merupakan kuliner olahan ikan yang ada di berbagai sudut nusantara. Kepulauan Riau juga memiliki sajian otak-otak yang cukup unik dan berbeda dari otak-otak khas daerah lain.
Olahan ikan pada otak-otak berpadu sempurna dengan aneka rempah yang dihaluskan. Selain di Indonesia, otak-otak juga bisa ditemui di Singapura dan Malaysia.
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, otak-otak khas Kepulauan Riau memiliki kemiripan dengan otak-otak yang ada di Singapura dan Malaysia. Berbeda dengan otak-otak dari daerah lain di Indonesia yang berwarna putih pucat, otak-otak di Kepulauan Riau berwarna merah bata atau jingga kemerahan.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu karena adonan otak-otak khas Kepulauan Riau menggunakan bumbu campuran cabai, bawang, kunyit, dan serai. Tak hanya menggunakan bahan dari daging ikan, otak-otak di Kepulauan Riau juga ada yang menggunakan bahan dari daging kepiting, udang, dan sotong.
Perbedaan lain otak-otak khas Kepulauan Riau dan otak-otak lainnya juga terletak pada pemilihan jenis daun yang digunakan sebagai pembungkus. Jika biasanya otak-otak dibungkus dengan daun pisang, masyarakat Kepulauan Riau memilih menggunakan daun kelapa atau nipah sebagai pembungkus.
Adonan yang dibungkus daun kelapa itu kemudian dibakar atau dipanggang di atas arang. Hal ini membuat otak-otak di Kepulauan Riau lebih kering, pedas, dan memiliki aroma ikan asap yang lebih khas.
Sementara itu, daerah lain biasanya mengolah otak-otak dengan cara dikukus atau dipanggang. Makanan yang dapat disantap sebagai lauk dan kudapan ini dipercaya sebagai perpaduan antara hidangan Melayu dan Peranakan (Tionghoa).
Keunikan otak-otak khas Kepulauan Riau ini sulit ditemukan di wilayah lain di Indonesia. Sebut saja masyarakat Palembang yang menyantap otak-otak dengan cuko atau saus cuka pedas asam manis khas Palembang.
Lain lagi di Kepulauan Bangka Belitung, yang membuat saus cuko dari campuran cuka, terasi, dan tauco. Sementara di Jakarta dan Makassar, otak-otak dinikmati dengan bumbu kacang pedas.
Penulis: Resla Aknaita Chak