Makna Filosofis di Balik Logo Hari Santri 2023

Mengusung tema 'Jihad Santri Jayakan Negeri', Kemenag RI merilis logo Hari Santri 2023, Jumat (6/10/2023).

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 06 Okt 2023, 13:39 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2023, 13:39 WIB
Logo hari Santri 2023
Mengusung tema 'Jihad Santri Jayakan Negeri', Kemenag RI merilis logo Hari Santri 2023 di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Mengusung tema 'Jihad Santri Jayakan Negeri', Kemenag RI merilis logo Hari Santri 2023 di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (6/10/2023).

"Pada peringatan tahun ini, kita usung semangat Jihad Santri Jayakan Negeri. Melalui tema ini, kami ajak para santri untuk terus berjuang membangun kejayaan negeri dengan semangat jihad intelektual di era transformasi digital," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015. Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Hari Santri merujuk pada peristiwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

Resolusi ini berisi seruan kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan melawan pasukan penjajah, hingga memuncak pada perlawanan 10 November 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Menurut Yaqut Cholil, tema 'Jihad Santri Jayakan Negeri' dapat dimaknai secara historis dan kontekstual. Secara historis, tema ini ingin mengingatkan bahwa para santri memiliki andil besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober itu mengacu pada Resolusi Jihad yang dimaklumatkan oleh Kiai Hasyim Asyari. Resolusi Jihad itu berisi seruan kepada seluruh masyarakat agar berjuang menolak dan melawan penjajah," katanya.

Secara kontekstual, kata Yaqut, Jihad Santri Jayakan Negeri menegaskan bahwa santri terus berkontribusi aktif dalam memajukan negeri. Menurutnya, makna jihad secara kontekstual tidak selalu identik dengan berperang angkat senjata.

"Jihad santri secara kontekstual adalah jihad intelektual, di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan. Santri juga turut berjuang dan mengambil peran di era transformasi digital," ujarnya.

Ada juga jihad di bidang ekonomi. Para santri harus berdiri di depan untuk menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Termasuk juga jihad politik, di mana para santri harus menjadi teladan dalam momentum demokrasi, memilih pemimpin secara rasional dan terbaik. Jangan memilih pemimpin yang ambisius dan suka menggunakan politik identitas saat kampanye.

"Dalam momentum politik tahun depan, saya minta santri harus solid dan satu barisan. Jaga kesejukan, kerukunan, dan jauhi orang-orang yang menggunakan agama untuk kepentingan praktis," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Makna Logo Hari Santri 2023

Perihal logo peringatan Hari Santri 2023 terdiri atas gambar dan sumbol berupa bendera merah putih dan api berkobar, jaringan digital, empat pilar, titik berwarna kuning di atas empat pilar, simbolisasi huruf Nun, dan goresan tinta. Logo didesain dengan lima warna, yaitu merah, putih, hijau, orange, dan biru.

Dikutip dari laman Kemenag, kobaran api melambangkan rasa nasionalisme, rasa cinta tanah air dari para santri yang terus berkobar dalam dada para santri. Kobaran api tersebut dihiasi ornamen robotic yang melambangkan bahwa santri harus terus mengembangkan pengetahuan di era teknologi digital. 

Sementara empat pilar melambangkan bahwa Indonesia dibangun oleh pilar-pilar antara lain Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Empat pilar tersebut digambarkan dalam huruf Nun yang maknanya adalah simbol pengetahuan dalam Islam. Sedangkan goresan tinta pada tema melambangkan bahwa santri adalah generasi penerus bangsa yang akans menggoreskan kejayaan Indonesia dengan tinta emas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya