Liputan6.com, Bontang - Bontang City Carnival (BCC) yang digelar Pemerintah Kota Bontang, Kalimantan Timur bukan sekedar pawai kemeriahan dalam rangka hari ulang tahun kota tersebut. Lebih dari itu, ada upaya menunjukkan Kota Bontang sebagai miniatur Indonesia.
Kota kecil ini memang tumbuh dan berkembang dari pengolahan Sumber Daya Alam hingga mampu menyedot banyak tenaga kerja dari berbagai wilayah di Indonesia. Wilayah yang pernah menjadi bagian dari Kesultanan Kutai ini tumbuh dengan ragam budaya.
Advertisement
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang Bambang Cipto Mulyono ingin menunjukkan BCC sebagai potret miniatur Indonesia. Keberagaman yang ada di kota berjuluk Kota Taman ini bisa menjadi harmoni yang indah.
Advertisement
“Melalui BCC kita ingin menunjukkan kepada publik bahwa Bontang adalah miniatur Indonesia. Terdiri suku bangsa, semuanya hidup rukun, damai, mencintai seni budaya, dan membangun keharmonisan untuk Kota Bontang yang lebih hebat dan beradab,” kata Bambang, Kamis (19/10/2023).
Maka pelaksanaan BCC menjadi penting untuk menunjukkan jika keberagaman dipadu dengan kreatifitas menunjukkan keindahan. Karnaval disambung dengan pawai budaya memiliki makna tersendiri tentang keberagaman.
Bambang berharap, BCC juga menjadi simbol persatuan yang kuat. Kreatifitas yang tumbuh dengan latar budaya masing-masing akan menonjolkan jika perbedaan itu indah.
“Kita menghargai kreatifitas dari masing-masung peserta untuk tampil di karnaval dan membangun harmonisasi budaya yang menunjukkan kebersamaan, keberagaman, dan kedamaian untuk mewujudkan Bontang yang lebih beradab,” papar Bambang.
Peserta Karnaval
Bontang City Carnival akan dilaksanakan pada Sabtu (21/10/2023) dengan 35 peserta karnaval dan 60 peserta pawai budaya. Tema yang diambil tahun ini adalah Kreativitas Hebat, Harmoni Budaya Beradab.
“Peserta terdiri dari seluruh organisasi, paguyuban, OPD (Organisasi Perangkat Daerah), sanggar seni dan para kelompok pecinta carnaval,” katanya.
Advertisement