Mengenal Rumondor Cornelis Lefrand Senduk, Dokter yang Berjasa Dalam Sumpah Pemuda

Meski kurang dikenal, Rumondor Cornelis Lefrand Senduk merupakan sosok yang punya peran penting dalam tercetusnya Sumpah Pemuda.

oleh Putri Anastasia Bangalino Suryana diperbarui 28 Okt 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2023, 05:00 WIB
Mengenang Sejarah Hari Sumpah Pemuda
Pengunjung melihat diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Kamis (28/10/2021). Peringatan Sumpah Pemuda mengambil tema Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh serta terus merawat sejarah dalam pergerakan nasional kepemudaan dan menjadi tonggak sejarah perjuangan kemerdekaan RI. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada banyak tokoh yang terkenal karena perannya dalam perang fisik melawan penjajah. Namun, ada juga pahlawan yang tak pernah mengangkat senjata, namun dengan keahliannya sebagai seorang dokter, ia menyelamatkan banyak nyawa. Dikutip dari laman Kemdikbud, Dr. Rumondor Cornelis Lefrand Senduk adalah salah satu pahlawan pergerakan kemerdekaan Indonesia, yang telah memberikan kontribusi besar dalam bidang kesehatan dan kemanusiaan.

Dr. Senduk lahir pada  1904 di Desa Tataaran, Minahasa, Sulawesi Utara. Pada masa remajanya, ia dipilih oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk melanjutkan studi kedokterannya di Stovia, Batavia (kini Jakarta). Namun, saat berada di Stovia, ia malah menjalin persahabatan dengan para pemuda yang berbagi pandangan pro kemerdekaan. Dr. Senduk adalah salah satu tokoh penting dalam pergerakan pemuda Indonesia.

Ia terlibat dalam Kongres Pemuda II pada tahun 1928, yang merupakan tonggak bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan. Peran Dr. Senduk sebagai Pembantu III dalam kongres tersebut menunjukkan keterlibatannya dalam pembahasan dan keputusan yang dibuat selama kongres.

Dokter dan Pejuang Kemanusiaan

Dr. Senduk adalah seorang dokter bedah berbakat yang telah menyelamatkan banyak nyawa melalui keahliannya. Ia pernah bekerja sebagai dokter gigi di Sukabumi dan bahkan menjadi dokter tentara Jepang. Namun, aktivitas politiknya yang mendukung pergerakan nasional membuatnya diasingkan oleh pemerintah Belanda ke Papua.

Selama pengasingannya, Dr. Senduk juga terlibat dalam peristiwa yang menunjukkan keberaniannya. Ia pernah ditangkap dengan tuduhan sebagai pembunuh, tetapi diselamatkan oleh banyak serdadu yang bersaksi bahwa Dr. Senduk adalah seorang penyembuh dan penyelamat banyak orang. Pengalaman ini mencerminkan pengabdian beliau dalam bidang kemanusiaan dan upayanya untuk menyelamatkan nyawa, meskipun dalam situasi yang berbahaya. 

 

Tidak Bersenjata tapi Selamatkan Banyak Orang

Penting untuk mencatat bahwa Dr. Senduk juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam bidang kesehatan dan kemanusiaan. Beliau adalah salah satu tokoh awal yang merancang pembentukan Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 1939. PMI adalah organisasi kemanusiaan yang berfokus pada penyelamatan jiwa dan pemberian bantuan kemanusiaan. Rancangan yang ia buat telah memberikan dasar bagi PMI dalam memberikan layanan medis dan bantuan kemanusiaan selama konflik dan bencana di Indonesia.

Semangat Sumpah Pemuda dan Pengabdian yang Tak Terhitung

Dr. Rumondor Cornelis Lefrand Senduk adalah pahlawan yang mewakili semangat Sumpah Pemuda melalui peranannya dalam perjuangan kemerdekaan dan pengabdiannya dalam bidang kesehatan. Ia adalah contoh nyata bagaimana seseorang dapat menjadi pahlawan tanpa harus terlibat dalam tindakan kekerasan. Dedikasinya dalam pelayanan medis dan kemanusiaan mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi inti dalam perjuangan Sumpah Pemuda. 

 

Kisah Hidup

Dalam seminar yang diadakan oleh kemdikbud, bertujuan mengenang perjuangan Dr. Senduk, keberanian dan integritasnya dalam menjalankan tugas kemanusiaan di tengah tantangan yang sulit dipromosikan. Meskipun Dr. Senduk tidak terlalu terkenal dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, seminar tersebut menjadi salah satu upaya untuk mengingatkan masyarakat akan kontribusi besar individu seperti Dr. Senduk dalam perjuangan kemerdekaan.

Dilansir dari laman Kemdikbud, Harry Kawilarang, seorang jurnalis senior, menyatakan bahwa DR. Rumondor adalah seorang Soldier of Fortune. "Pada suatu peristiwa penangkapan penjahat perang, beliau sempat tertangkap dengan tuduhan sebagai pembunuh. Namun, beliau diselamatkan oleh banyak serdadu yang bersaksi bahwa DR. Rumondor bukanlah seorang pembunuh, tapi penyembuh dan penyelamat banyak orang. Beliau pun akhirnya dibebaskan," papar Harry yang kala itu bekerja untuk harian Suara Pembaruan.

Putra Dr. Senduk, Paul G. R. W Senduk, menjelaskan bahwa ayahnya hanya fokus pada kemanusiaan dan profesinya sebagai dokter bedah. Ia menolak terlibat dalam politik praktis dan lebih memilih untuk fokus pada upaya kemanusiaan melalui praktik medisnya. Keputusan ini mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang kuat dan dedikasi yang tidak terhitung terhadap pelayanan medis dan kemanusiaan.

Kisah hidup Dr. Rumondor Cornelis Lefrand Senduk adalah contoh nyata dari bagaimana seorang individu dapat menjadi pahlawan dalam berbagai cara, tidak hanya melalui tindakan kekerasan, tetapi juga melalui dedikasi mereka terhadap kemanusiaan, perjuangan kemerdekaan, dan pengabdian dalam bidang medis.

Ilustrasi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober
Ilustrasi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. (Photo Copyright by Freepik)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya