Ujung Kulon Habitat Badak Bercula Satu Resmi Jadi Geopark Nasional

Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), habitat badak bercula satu atau Rhinoceros Sondaicus, kini resmi menjadi Geopark.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 23 Nov 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2023, 12:00 WIB
badak
Badak Jawa bernama Luther dan Helen lahir di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon. (@kementerianlh)

Liputan6.com, Serang - Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), habitat badak bercula satu atau Rhinoceros Sondaicus, kini resmi menjadi Geopark. Penetapan itu dilakukan oleh Arifin Tasrif, Menteri ESDM, melalui suratnya tertanggal 10 November 2023.

Penetapan TNUK sebagai Geopark Ujung Kulon berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri ESDM RI Nomor: 393.K/GL.01/MEM.G/2023 tentang Penetapan Taman Bumi (Geopark) Nasional Ujung Kulon.

"Pengembangan kawasan geopark menitik beratkan kepada terlaksananya fungsi konservasi, edukasi dan ekonomi berkelanjutan," ujar Deri Dariawan, Plt Kepala Dinas ESDM Banten, dalam keterangan resminya, ditulis Rabu (22/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Salam Pagi
Pulau Peucang di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, dilihat dari ketinggian. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Geopark adalah suatu wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi. Termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang menyatu di dalamnya, yang dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi dan pengembangan ekonomi lokal.

Kawasan Geopark Ujung Kulon memiliki warisan geologi yang terkait dengan keragaman hayati (biodiversity) dan keanekaragaman budaya atau cultural diversity.

Dalam SK tersebut dijelaskan, berdasarkan penilaian tim verifikasi, Geopark Ujung Kulon telah memenuhi syarat administratif dan teknis untuk ditetapkan sebagai taman bumi. Peta delineasi kawasan Geopark Nasional Ujung Kulon terdiri dari 14 situs warisan geologi (geosite), enam situs keanekaragaman hayati dan dua situs keragaman budaya (cultural sites).

"Nanti setelah dua tahun, akan dilakukan evaluasi untuk kemudian bisa ajukan menjadi geopark dunia dengan mengusulkannya melalui UNESCO Global Geoparks (UGG)," terangnya.


Kawasan Geopark Nasional Ujung Kulon

Harimau Jawa
Kabar terkini kemunculan harimau Jawa di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten, mengejutkan banyak kalangan. (Foto pengunjung TNUK/Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Saat ini, sudah ada 10 geopark Indonesia yang diakui UNESCO, yakni Geopark Batur (2012), Geopark Gunung Sewu (2015), Gunung Rinjani (2018), Geopark Ciletuh (2018), Geopark Belitung (2020), Kaldera Danau Toba (2020), Ijen Geopark, Maros Pangkep Geopark, Merangin Jambi Geopark dan Raja Ampat Geopark.

Geopark Ujung Kulon mengambil tema besar jejak Tsunami Krakatau, dengan luas kawasan mencapai 1.245,66km persegi.

Menempati delapan Kecamatan di Kabupaten Pandeglang, yaitu Kecamatan Carita, Labuan, Pagelaran, Sukaresmi, Panimbang, Cigeulis, Cimanggu, dan Sumur. Selain itu juga termasuk kepulauan kecil di sekitarnya yang masuk pada kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) seperti Pulau Liwungan, Oar, Handeuleum, Peucang, dan Panaitan.

"Dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan kawasan Geopark Ujung Kulon, telah ditetapkan beberapa destinasi penting. Diantaranya, Pantai Carita, Masjid Al Khusaeni, Lembur Mangrove Patikang, Pulau Liwungan, Sungai Cigenter, dan Mercusuar Tanjung Layar," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya