Deretan Kasus Bunuh Diri di NTT, Dipicu Masalah Kuliah hingga Ekonomi

IS (26) seorang mahasiswa ditemukan tewas tak wajar di sebuah rumah kosong, dua jam sebelum dirinya diwisuda.

oleh Ola Keda diperbarui 22 Des 2023, 11:01 WIB
Diterbitkan 22 Des 2023, 11:01 WIB
banner grafis ilustrasi bunuh diri
banner grafis ilustrasi bunuh diri

Liputan6.com, Kupang - Seorang mahasiswa salah satu universitas di Kupang, Nusa Tenggara Timur ditemukan tewas tidak wajar dengan leher tergantung di sebuah rumah kosong di Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT, Senin (18/12/2023) lalu.

Mahasiswa berinisial IS (26) tersebut ditemukan tak bernyawa di sebuah rumah kosong, dua jam sebelum dirinya diwisuda pada hari yang sama.

"Kejadian tadi siang di rumah lama yang tiga tahun dibiarkan kosong oleh pemiliknya," kata Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Ariasandy, Rabu (20/12/2023).

Kematian IS ini menambah deretan kasus bunuh diri mahasiswa di Nusa Tenggara Timur. Sebelumya, dua mahasiswa di Kupang pun mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Setelah diusut polisi, kematian tragis mahasiswa ini dikarenakan masalah kuliah.

ARD alias Atan (24), mahasiswa FISIP Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang NTT ditemukan tewas dalam kamar indekosnya, di RT 13 B/RW 06, Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Senin (30/10/2023) siang.

Mahasiswa jurusan Ilmu Politik semester XIII ini ditemukan tewas dengan posisi tergantung di kamar. Korban pertama kali ditemukan oleh rekannya saat ingin bertamu.

Belakangan, terungkap jika korban bunuh diri karena gagal diwisuda.

Selain ARD, seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Kota Kupang, NTT berinisial AKL juga ditemukan tewas bunuh diri di jembatan Liliba, Selasa 10 Oktober 2023 lalu.

Mahasiswi asal Sumba Timur ini nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari atas jembatan Liliba. Aksi nekat AKL itu diduga karena ia gagal mengikuti wisuda. AKL diduga stres karena terlanjur mendatangkan orang tuanya untuk mengikuti acara wisudanya. Padahal, ia diketahui sudah lama drop out (DO) dari kampus.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kasus Lainnya

AA alias Asril (21), warga RT 009/RW 003, kelurahan Lewa Paku, kecamatan Lewa, kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditemukan tewas gantung diri, Kamis (21/12/2023).

Korban ditemukan tergantung dengan tali nilon warna biru di dahan pohon setinggi 6 meter di areal persawahan Kelurahan Lewa Paku, Sumba Timur.

Plt Knapolsek Lewa Ipda Marius P Himbir mengungkapkan korban memilih mengakhiri hidupnya karena kecewa dengan orang tuanya yang tidak memberikan tempat usaha.

"Persoalan tempat usaha. Korban AA minta ke orang tua agar diberikan satu kamar kos untuk dijadikan tempat usaha barber shop. Orang tuanya menolak dan minta korban cari tempat usaha lain, tapi gagal sehingga korban stres dan depresi," ujar Kapolsek, Kamis (21/12/2023).

Sebelum gantung diri, pada Rabu (20/12/2023) sekitar pukul 03.00 Wita, korban masih mengirim pesan ke rekannya bernama Nanang melalui Facebook untuk berpamitan.

Pasca membaca pesan tersebut, Nanang pun pergi mencari korban namun tidak menemukan korban.

Hingga Senin pagi, korban belum juga pulang ke rumah. Nanang pun berinisiatif kembali mencari korban. Ia kaget setelah menemukan korban dalam kondisi tergantung.

Korban kemudian dievakuasi dari pohon dan dilakukan pemeriksaan oleh tim medis Puskesmas Lewa.

"Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Keluarga sudah membuat surat penolakan otopsi," tandasnya.

Berikut isi pesan terakhir korban untuk rekannya sebelum bunuh diri:

"Nanti kalo aku uda ga ada kalian jangan sedih Kalian harus jauh lebih bahagia setelah ga ada aku. Dan satu lagi kalo bisa nanti di pemakaman aku taro bunga tulip ya Aku sayang kalian semua...

The blue sky is waiting for me Se you friend.


KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya