Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 300 orang mengungsi, 12 orang luka ringan dan seorang meninggal dunia akibat terdampak bencana longsor di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu, 7 Januari 2024.
Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat (BPBD Jabar), Dani Ramdan, tim reaksi cepat telah dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan mendata kebutuhan warga, peralatan, dan logistik penanggulangan bencana.
Baca Juga
"Tim BPBD saat ini sudah berada di TKP untuk melakukan evakuasi dan asesmen kebutuhan personil, peralatan dan logistik penanggulangan bencananya," ucap Dani dalam siaran medianya, Bandung, Senin, 8 Januari 2024.
Advertisement
Dani mengaku BPBD Jabar terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Subang untuk melakukan pendataan.
Dani menerangkan 300 warga yang mengungsi kini berada di Majlis Ta'lim Bantar Panjang, 11 orang luka ringan dievakuasi ke Unit Gawat Darurat Pusat Kesehatan Masyarakat (UGD) Puskesmas Kasomalang, seorang luka ringan dievakuasi ke Puskesmas Cisalak dan yang meninggal dunia dievakuasi ke UGD Puskesmas Kasomalang.
"Hingga saat ini asesmen dan pendataan masih terus dilakukan. Kita pun terus berkoordinasi dengan berbagai pihak agar penanganan bencana longsor ini berjalan optimal," jelas Dani.
Dani meminta masyarakat untuk waspada mengantisipasi bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Jabar dalam beberapa hari terakhir.
Pada hari Minggu 07 Januari 2024 Pukul 17.30 WIB telah terjadi kejadian bencana tanah longsor di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jabar.
Pemicunya hujan intensitas tinggi sehingga membuat tanah di kawasan tersebut tidak stabil dan terjadi longsor yang menimpa mata air yang dikelolah oleh AQUA.
Banjir Karawang
Selain mengerahkan bantuan ke Kabupaten Subang, BPBD Jabar terus berupaya membantu para korban bencana banjir di Kabupaten Karawang.
Dilaporkan sebanyak 1.643 jiwa mengungsi dan saat ini tercatat sekitar 100 hektare area pertanian terendam banjir.
"Banjir yang menggenangi empat kecamatan dan lima desa tersebut terjadi sejak 1 Januari 2024 dengan tinggi antara 10 centimeter hingga 250 centimeter," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Jabar, Bambang Imanudin.
Pemicu banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi yang menyebabkan arus balik (backwater) dari Sungai Cibeet ke Sungai Citarum, dan berimbas ke Sungai Cidawolong yang merupakan anak Sungai Cibeet.
Bambang mengatakan pihaknya bersama staf Darlog, Tim URC Pusdalops PB, BPBD Kabupaten Karawang dan Kepala BBWS Citarum, Bastari, meninjau lokasi titik banjir di Telukjambe Barat.
"Salah satu lokasi yang didatangi awalnya adalah titik kumpul, tetapi saat ini terendam banjir juga. Bisa jadi ini akibat land subsidence atau penurunan muka tanah. Bisa juga akibat alih guna lahan," ucap Bambang.
Untuk penanganannya, jika air sudah surut, direncanakan akan langsung mengerjakan pembuatan embung retensi.
BPBD Jabar sudah mengirimkan sejumlah bantuan logistik yang diajukan BPBD Karawang, seperti palet dan sembako.
Advertisement
Longsor Purwakarta
Sementara di Purwakarta, Tim URC Pusdalops PB BPBD Jabar yang ditugaskan ke lokasi bencana longsor di Kabupaten Purwakarta telah melakukan pendampingan kaji cepat bersama BPBD Kabupaten Purwakarta.
Tim mengunjungi titik-titik pengungsian sementara di SDN 2 Sukamulya dan di Madrasah RT 7 Pamalayan, serta meninjau lokasi jalan terputus penghubung Desa Sukamulya dan Desa Cisarua.
"Untuk semantara korban pengungsi di SDN 2 Suka mulya 39 orang dari sembilan kepala keluarga," ungkap Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Hadi Rahmat, dalam siaran medianya dicuplik Minggu, 8 Januari 2024.
Hadi mengatakan selain jalan desa yang terputus, dua sumber air yang menjadi sumber air bersih pun tertutup longsoran.
Tindakan yang telah dilakukan yakni mengevakuasi warga dari RT 08 RW 04 ke bangunan SDN 2 Sukamulya. Titik vvakuasi bergeser di Kampung Pasir Muncang RT 07 RW 04.
"Kejadian bencana ini dapat dimungkinkan bertambah mengingat situasi atau kondisi saat ini masih dalam situasi siaga," ungkap Hadi.
Saat ini, gabungan petugas dari berbagai instansi, TNI, Polri, dan relawan bersinergi mendistribusikan logistik, memetakan pemasangan tenda pleton, dan membuka akses jalan yang tertutup.
Tim Dapur Umum Lapangan (Dumlap) BPBD Provinsi Jawa Barat pun sudah mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan bagi para penyintas dan petugas yang terlibat.
"Ada dari Tagana Kabupaten Purwakarta. Adapun Pos Kesehatan dibuka di SDN Sukamulya dan Aula Kantor Desa Cisarua," sebut Hadi.
Menurut laporan BPBD Jabar, para penyintas saat ini masih membutuhkan terpal, sembako, susu formula, tikar atau mantras, obat nyamuk, alat mandi dan selimut.
Jika menghadapi kondisi darurat, BPBD Jabar mengimbau masyarakat untuk menghubungi hotline BPBD di nomor handphone 082317012056 atau bisa langsung ke BPBD atau Damkar Kabupaten atau Kota terdekat.
Pada hari Kamis, 04 Januari 2023 pukul 16.00 WIB lalu, telah terjadi kejadian bencana tanah longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi di Kecamatan Tegalwaru dan Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jabar.
Dampaknya di Desa atau Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, satu unit fasilitas umum terdampak, jalan amblas di Kampung Pamalayan-Gunung Anaga dan kaki Gunung Anaga mengalami longsor sebanyak empat titik.
Kemudian di Desa atau Kelurahan Cianting, Kecamatan Sukatani, satu unit tempat ibadah yakni Mesjid Al-Falah terdampak.
Kerusakan juga terjadi di Desa atau Kelurahan Pasirmunjul, terdapat satu unit fasilitas umum terdampak dan jalan amblas di Kampung Cihaur RT 10 RW 03.
Antisipasi Saat Terjadi Banjir
Mengutip dari laman Pusat Krisis Kementerian Kesehatan RI, memasuki musim hujan masyarakat Indonesia perlu untuk melakukan berbagai persiapan, baik secara fisik agar tidak mudah sakit selama musim hujan, maupun persiapan terkait bencana-bencana yang biasa terjadi di musim hujan, seperti banjir.
Adanya persiapan yang dilakukan, merupakan bentuk pencegahan yang harus dilakukan oleh seluruh masyarakat untuk menghindari berbagai potensi buruk yang diakibatkan oleh bencana banjir.
Salah satu bentuk persiapan tersebut adalah dengan mengetahui apa yang harus dilakukan selama banjir terjadi.
Ada 5 tindakan yang harus dilakukan saat banjir terjadi di daerah sekitar tempat tinggal kita, diantaranya adalah:
1. Melakukan evakuasi diri dan keluarga ke tempat yang lebih tinggi atau lebih aman.
2. Menyiapkan peralatan yang diperlukan selama evakuasi, seperti senter, korek api, alat penerangan dan peralatan darurat lainnya.
3. Menyiapkan makanan kering atau instan.
4. Menggunakan sepatu boot dan sarung tangan.
5. Menyiapkan berbagai macam obat-obatan yang diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama.
Dengan mengetahui hal yang harus dilakukan saat banjir pada poin di atas, diharapkan mampu memberikan tambahan informasi kepada masyarakat agar dapat terhindar dari jatuhnya korban luka maupun korban jiwa selama banjir berlangsung.
Tetap waspada dan dengarkan informasi terkait evakuasi bencana dari pihak yang berwenang, serta bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat dan tidak terdampak apabila mengalami luka selama masa evakuasi berlangsung, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.
Advertisement
4 langkah Antisipasi Potensi Tanah Longsor
Memasuki musim penghujan, menyebabkan adanya potensi terjadinya bencana tanah longsor akibat kemiringan tanah yang cukup curam dan terjal di beberapa titik daerah di Indonesia.
Tanah longsor sendiri merupakan fenomena perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Secara sederhana, Longsor dapat terjadi jika terdapat air dengan volume yang besar meresap ke dalam tanah, sehingga berperan sebagai bidang gelincir, kemudian tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Berangkat dari pengertian diatas, maka fenomena bencana tanah longsor rawan terjadi di musim hujan seperti saat ini.
Untuk itu, masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dapat segera melakukan langkah antisipasi guna mengurangi risiko terjadinya tanah longsor, seperti :
1. Menghindari pembangunan pemukiman di daerah di bawah lereng yang rawan terjadi tanah longsor.
2. Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng.
3. Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu rapat diantaranya diseling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air.
4. Menjaga drainase lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar lereng.
Dengan adanya langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat, diharapkan mampu meminimalisir terjadinya potensi tanah longsor dan kerugian materil maupun korban jiwa.
Apabila terdapat anggota keluarga maupun tetangga sekitar yang sakit dan mengalami luka akibat longsor yang melanda, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan yang baik dan tepat.