Sambal Tukuk Khas Sumatera Utara, Pedas Nampol dan Lezat Bikin Ketagihan

Masyarakat Sumatera Utara menciptakan resep ini untuk menambahkan cita rasa pada hidangan sehari-hari, menciptakan warisan kuliner yang terus berkembang

oleh Panji Prayitno diperbarui 16 Jan 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2024, 00:00 WIB
Sambal Tukuk Khas Sumatera Utara, Pedas Nampol dan Lezat Bikin Ketagihan
Ilustrasi sambal Indonesia/Shutterstock-riyani Tedjo

Liputan6.com, Jakarta Sambal Tuktuk adalah saus pedas yang berasal dari daerah Tuktuk, Sumatera Utara, Indonesia. Saus ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner lokal, memberikan sentuhan pedas dan lezat pada berbagai hidangan tradisional.

Sambal Tuktuk dikenal karena kombinasi bahan-bahan segar dan rempah khas Sumatra Utara. Dikisahkan bahwa sambal ini pertama kali diciptakan oleh nenek moyang yang tinggal di sekitar Danau Toba.

Mereka menciptakan resep sambal tuktuk untuk menambahkan cita rasa pada hidangan sehari-hari, menciptakan warisan kuliner yang terus berkembang.

Di daerah asalnya, sambal tuktuk dicampur dengan ikan aso-aso (sejenis ikan kembung yang sudah dikeringkan), tetapi jika tidak menemukan ikan tersebut bisa diganti dengan ikan teri tawar.

Bahan-bahan

- Cabe merah 1 ons

- Cabe rawit secukupnya

- Tomat 1 buah

- 8 siung bawang merah

- 2 siung bawang putih

- 1 buah kecombrang

- 10 butir kemiri

- Secukupnya andaliman, garam, dan air panas

- 1 buah jeruk nipis


Keunikan Sambal Tuktuk

Keunikan rasa Sambal Tuk Tuk bukan hanya terletak pada intensitas pedasnya, tetapi juga pada kemampuannya untuk menyempurnakan berbagai hidangan. Dari ikan bakar hingga mie goreng, saus ini memberikan sentuhan khusus yang mengangkat cita rasa setiap hidangan.

Sambal Tuk Tuk adalah bukti bahwa keunikan rasa bisa ditemukan dalam sebuah saus pedas. Dengan kombinasi cabai rawit pedas, tomat asam, petis gurih, dan aroma khas, saus ini menciptakan pengalaman rasa yang sulit dilupakan.

Sebuah persembahan kuliner dari Sumatra Utara yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyampaikan cerita akan kekayaan rempah dan tradisi kuliner Indonesia.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya