Diduga Jadi Pemicu Banjir Bandung Raya, Kawasan Bandung Utara Bakal Dievaluasi

Jika dilihat dari keselamatan, warga yang penghuni bantaran sungai idealnya direlokasi atau dipindahkan tempat tinggalnya.

oleh Arie Nugraha diperbarui 19 Jan 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 09:00 WIB
banjir braga
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin didampingi Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono meninjau banjir Cikapundung di Gang Apandi RW 8, kawasan Braga, Kota Bandung, Jumat (12/1/2024). (sumber foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengatakan bakal mengevaluasi pembangunan di kawasan Bandung Utara (KBU) karena diduga menjadi penyebab banjir di kawasan Braga Kota Bandung dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Menurut Bey dugaan itu harus didukung dengan kajian teknis dilapangan. Bey mengatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melakukan evaluasi ulang Kawasan Bandung Raya.

"Karena kan banjir kemarin ada yang menyampaikan itu karena KBU, ada juga karena debit air sangat tinggi dan tetap semuanya akan kami evaluasi. Termasuk juga kawasan- kawasan yang ada di sepadan sungai itu karena kan sebetulnya membahayakan tapi kan beberapa memang ber-KTP disitu mereka," ujar Bey dalam siaran medianya, Bandung, Rabu, 17 Januari 2024.

Bey mengaku jika dilihat dari keselamatan, warga yang penghuni bantaran sungai idealnya direlokasi atau dipindahkan tempat tinggalnya.

Namun kata Bey, hal itu diperlukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar jangan sampai terjadi kesalahpahaman.

"Harus ada pendekatan ke masyarakat, jangan sampai menimbulkan gejolak dan sudah ada beberapa rumah susun yang disiapkan, tapi tetap harus ada pendekatan humanis," kata Bey.

Banjir Bandang Braga

Bey Machmudin sudah meninjau lokasi banjir bandang yang menerjang kawasan pemukiman padat penduduk di kawasan Braga, Kota Bandung, Jumat, 12 Januari 2024.

Banjir bandang ini terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Cikapundung Kota Bandung terjadi Kamis, 11 Januari 2024 sore.

Banjir bandang ini pun memberikan dampak yang cukup parah. Berdasarkan data Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, banjir mengakibatkan sekitar 600 rumah di empat RW di kawasan Braga tergenang, dan 857 orang dari 400 kepala keluarga (KK) terdampak.

Saat Bey datang ke kawasan tersebut, Jumat pagi genangan air sudah tidak terlihat, namun menyisakan material lumpur yang cukup tebal dan juga sampah- sampah yang berserakan di permukiman tersebut.

Warga dibantu petugas beramai- ramai berupaya membersihkan lumpur dan sampah itu secara gotong royong.

Bey Machmudin menyampaikan rasa prihatin atas kejadian tersebut. Ia pun mendorong perbaikan tanggul dilakukan segera dan diharapkan selesai hari ini juga.

"Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat saya menyampaikan rasa prihatin atas terjadinya banjir kemarin sore," ujar Bey Machmudin.

Bey menyebut Pemdaprov Jabar terus berkoordinasi dengan Pemda Kota Bandung terkait berbagai hal termasuk perbaikan- perbaikan yang dibutuhkan.

"Dalam beberapa waktu ke depan hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat diperkirakan akan terjadi di Jawa Barat ini khususnya. Oleh karena itu masyarakat harus berhati- hati," ucap Bey Machmudin.

"Sekali lagi saya ingatkan jangan berada di alam terbuka, cari tempat yang aman dan harus mematuhi arahan- arahan dari petugas jangan sampai mengabaikan arahan dari petugas," tambahnya.

"Saya perintahkan Wali Kota Bandung untuk segera perbaikan tanggul untuk penanganan jebol, jadi harusnya hari ini tuntas," tutur Bey.

Hingga saat ini warga terdampak sebagian masih berada di pengungsian sementara. "Dapur umum siap, kesehatan siap, Damkar Kota Bandung, dan BPBD Provinsi juga siap," sebut Bey.

Bey Machmudin pun menghaturkan ungkapan terima kasih setinggi- tingginya kepada masyarakat yang secara sukarela memberi bantuan bagi sesamanya.

Banjir bandang melanda kawasan Braga, Kota Bandung, Kamis (11/1/2024). Tim Badan Penanggulan Bencana Daerah Jawa Barat dan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung siaga di lokasi melakukan evakuasi dan asesmen kedaruratan bencana. Berdasarkan laporan yang diterima Diskar PB Kota Bandung, banjir bandang menerjang kawasan Braga Kota Bandung, pukul 16.30 WIB, pengaruh intensitas hujan tinggi dan mengakibatkan tanggul sungai Cikapundung jebol.

Hingga pukul 22.00 WIB, terdapat 600 rumah warga terdampak banjir bandang, meliputi empat RW, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Sebanyak 150 orang dievakuasi dan tiga orang di antaranya dalam kondisi sakit.

Warga dievakuasi ke tempat aman masih di kawasan Braga, di antaranya di gedung TK dan sekitar Hotel Gino Feruci.

Tim BPBD Jabar dan Diskar PB Kota Bandung mengimbau warga untuk tidak mendekati lokasi banjir bandang dan mengungsi dari tempat tinggal ke tempat aman, mengingat jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, durasi cukup lama, dan debit air meningkat berpotensi banjir susulan.

 

Longsor Dago di Bengkok

Sebelumnya, Bey Machmudin telah memantau tebing yang longsor di kawasan pertigaan Dago Bengkok, Kota Bandung, Jumat, 12 Januari 2024 sore.

Tepat di dekat gundukan tanah yang anjlok, terdapat satu unit rumah warga yang dikhawatirkan ikut terperosok jika longsoran tanah lebih besar.

Dari peristiwa longsor kali ini saja, beberapa bagian dari rumah tersebut mengalami kerusakan.

Bencana tanah longsor itu terjadi pada Kamis, 11 Januari 2024 sore. Saat hujan deras, tebing setinggi kurang lebih 10 meter di bawah The Maj Dago Apartement anjlok.

Saat Bey memantau, anjlokan tanah masih ditangani dengan pembuatan tanggul dari batu-batuan yang dimasukkan ke dalam bronjong kawat.

Pengerjaan ini pun sedikit membuat arus lalu lintas ke dan dari Kawasan Dago Atas mengalami hambatan. Warga pun berinisiatif melakukan buka tutup jalan.

Dalam kejadian tanah longsor tersebut tidak terdapat korban jiwa. Dalam mengantisipasi longsor susulan, penghuni rumah di dekat tebing tersebut sudah diminta mengungsi sementara waktu.

 

Banjir Kabupaten Bandung

Curah hujan ekstrem yang mengguyur kawasan Bandung Raya pada Kamis, 11 Januari 2024, mengakibatkan banjir dengan arus yang kencang di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Curah hujan ekstrem tersebut mengakibatkan bibir tanggul Sungai Cigede jebol hingga menimbulkan banjir hebat yang menerjang Kampung Lamajang Peuntas dan sekitarnya.

Bey Machmudin bersama jajaran dinas terkait bergerak cepat meninjau lokasi yang mengakibatkan sekitar 2 ribu rumah terdampak.

"Ini kami lengkap, ada Kepala BBWS Citarum, Kepala BMKG, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar, BPBD Kabupaten Bandung, juga dari dinas sosial, dan TNI/Polri," kata Bey Machmudin saat meninjau lokasi banjir di Kampung Lamajang Peuntas, Kabupaten Bandung, Jumat (12/1/2024).

"Untuk penanggulangan, pertama karena ini  jebolnya tanggul, solusi akan digunakan geobag untuk sementara dan untuk banjirnya akan digunakan (disedot) dengan mobil khusus dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), tapi bertahap," imbuhnya.

Lebih kurang 2 ribu kepala keluarga disediakan lahan pengungsian, yakni di SMP Negeri 1 Dayeuhkolot.

Area pengungsian tersebut kini sudah dihuni sekitar 200 orang, sementara yang lainnya memilih bertahan di lantai dua bagi mereka yang rumahnya bertingkat.

Namun Bey Machmudin mengimbau bagi warga yang ingin dievakuasi ke pengungsian dapat segera menghubungi kepolisian di nomor 110. Di pengungsian tersedia air bersih dan dapur umum.

"Ada 2 ribu rumah yang terendam, artinya lebih kurang 2 ribu KK sudah disiapkan tempat pengungsian sementara di SMPN 1, saat ini sudah ada 200 orang. Kami juga menyiapkan dapur umum,  air bersih, dan Pak Kapolres akan mengumumkan kepada mereka yang masih di dalam rumah, kalau ingin segera dievakuasi bisa telepon ke nomor 110." ujarnya.

Bey Machmudin juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai prakiraan cuaca ekstrem dari BMKG.

"Tetap sesuai prakiraan BMKG bahwa cuaca akan terjadi hujan lebat dalam minggu-minggu ke depan. Hari ini pun kita belum tahu seperti apa, tapi kami minta agar masyarakat berhati-hati dan waspada." imbaunya.

Masyarakat diingatkan pula untuk tetap memperhatikan kebersihan lingkungan. Pasalnya, terlihat dengan jelas banjir membawa tumpukan sampah yang diduga mengakibatkan terhambatnya saluran air.

"Pertama (penyebabnya) kemarin hujannya amat lebat, ekstrem, dan debit air sangat tinggi, tapi juga banyak sampah. Kami mengimbau kepada warga untuk sama-sama menjaga kebersihan lingkungannya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sebab ini bisa dilihat sampah semua, yang menghambat arus air," tutup Bey.

Imbauan BMKG

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu menyarankan agar masyarakat tetap waspada seiring cuaca ekstrem yang bisa terjadi kapan saja.

Berdasarkan prakiraan pihaknya, intensitas cuaca saat ini terutama seminggu kedepan masih berpotensi hujan sedang hingga lebat, dan juga lebat sangat lebat.

Ketika terjadi hujan lebat dengan intensitas lebih dari dua jam, maka warga , khususnya yang tinggal di sekitar aliran sungai dapat segera melakukan langkah antisipasi dengan berpindah ke tempat yang dirasa lebih aman.

"Sehingga masyarakat diimbau agar selalu waspada dan ketika kita melihat hujan dengan intensitas dua jam berturut- turut tidak berhenti berhenti, alangkah baiknya kita segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman," tuturnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya