Liputan6.com, Palembang - Pembangunan patung Bung Karno yang dinilai tidak mirip dengan sosok asli Presiden RI 1 Soekarno menuai kontroversi dari banyak pihak, termasuk Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS).
DKSS sempat menggelar konferensi pers terkait protes akan hasil karya dua seniman yang membangun patung Bung Karno, yang tidak mirip sama sekali. Bahkan, mereka merasa malu sebagai warga Sumsel akibat ketidakmiripan patung Bung Karno tersebut sampai viral se-Indonesia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DKSS Qusoi mengatakan, mereka akan menggelar audiensi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin, terutama Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam dan Kepala Dinas PUTR Banyuasin.
Advertisement
Baca Juga
"Kami rencana akan mengajukan audiensi ke Pemkab Banyuasin, menyampaikan keresahan tentang hasil patung Bung Karno yang tidak sesuai, walau sudah dua kali dikerjakan," ucapnya, Kamis (25/1/2024).
Mereka meminta agar Pemkab Banyuasin segera merombak lagi patung Bung Karno, walau tidak bisa dirombak semua. Karena patung Bung Karno yang dibuat ulang oleh pemahat asal Solo Jawa Tengah (Jateng), lagi-lagi tidak mirip dengan sosok Sang Proklamator.
Namun, jika aspirasi yang mereka sampaikan nanti di audiensi tidak diindahkan, DKSS akan menggelar aksi demonstrasi penolakan patung Bung Karno.
“Jika pernyataan ini tidak diindahkan, akan kami demo. Apakah nanti demo di DPRD Sumsel atau ke kantor Pj Bupati Banyuasin langsung,” katanya.
Seniman Sumsel dan akademisi Erwan Suryanegara menyayangkan hasil pembangunan patung Bung Karno yang tidak sesuai dengan wajah asli Soekarno.
Padahal, di Sumsel terutama di Lahat-Pagar Alam, ada monumen Megalitikum yang sangat bersejarah dan terkenal di dunia. Namun, berbanding terbalik dengan hasil karya yang diciptakan di Sumsel.
“Leluhur kita buat monumen terbaik di dunia, sekarang kenapa buat seperti ini, sangat miris. Persoalannya adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Dan (patung Bung Karno) di Banyuasin adalah memalukan. Dinas terkait yang ditunjuk, tidak punya pengetahuan dan pemahaman,” katanya.
Bongkar Ulang
Seharusnya, lanjut Erwan, berapa pun biaya monumen itu, memang harus disediakan karena pembangunan patung itu juga untuk membuat bangga warga Banyuasin.
Dia menyarankan agar patung Bung Karno itu dibongkar, walau tidak mungkin 100 persen diperbaiki total dari awal. Apalagi Pemerintah Pusat sudah menugaskan Pemkab Banyuasin untuk membuat hasil karya monumental.
“Harus dibongkar dan dibuat rangka awal. Untuk ke depannya, Pemkab Banyuasin harus merencanakan ulang, mencari supervisor dan seniman yang punya kemampuan teknis, agar anggaran yang disiapkan tidak mubazir,” ucapnya.
Advertisement