Liputan6.com, Jakarta - Ragam pernak-pernik mulai digunakan dalam memperingati perayaan Tahun baru Imlek 2024. Terutama di sejumlah tempat ibadah warga Tionghoa di daerah.
Dalam momen perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa juga biasa mengenakan pakaian khas mereka. Budayawan Tionghoa asal Cirebon Jeremy Huang menyebutkan, ada dua jenis pakaian tradisional yang biasa dikenakan saat imlek dan sering juga dijumpai di film-film Mandarin.
"Pakaian Imlek untuk pria dan untuk wanita berbeda nama seperti Cheongsam atau Qipao adalah pakaian untuk perempuan dan Changshan adalah pakaian untuk pria," kata Jeremy Huang, Rabu (7/2/2024).
Advertisement
Baca Juga
Dia menjelaskan, Changshan dan Cheongsam digunakan pertama kali pada zaman Dinasti Qing. Pakaian ini populer digunakan berbarengan dengan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau kini lebih dikenal dengan Republik Rakyat China (RRC) di tahun 1949 pasca penjajahan Jepang.
Ia mengatakan, pakaian tersebut digunakan saat berdirinya Republik Rakyat Tiongkok sebagai tanda modernisasi dan perubahan strata status kehidupan. Cheongsam pertama kali Manchu Nurhachi (1559-1626) menggunakan Cheongsam sebagai penanda status sosial masyarakat Manchu.
Setiap baju Cheongsam mewakili sekelompok orang yang berbeda yakni klan etnis yang terkait dengan perkawinan, darah, atau lokasi. Kemudian baju Cheongsam dan Changshan juga digunakan oleh sekelompok mahasiswi di Shanghai, China pada tahun 1912.
Dalam upaya untuk kesetaraan gender, para siswi ini memakai cheongsam sebagai modifikasi dari jubah panjang pria. Cheongsam untuk siswi terbuat dari katun, memiliki desain polos dan longgar dengan lengan lonceng.
Warna dan Makna
Gambar Cheongsam untuk wanita adalah burung Hong yang melambangkan keanggunan dan kecantikan. Gambar Changshan baju pria bergambar naga melambangkan keagungan dan kejayaan.
Warna yang digunakan saat pesta adalah warna merah atau kuning sebagai lambang kegembiraan dan keceriaan. Warna merah memiliki simbol api dan dianggap spesial karena juga memiliki simbol keberuntungan, kebahagiaan, kesehatan, kecantikan, dan bahkan revolusi serta sosialisme.
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, ada seekor monster yang dikenal dengan nama Nian. Biasanya monster ini kerap memangsa manusia selama musim dingin.
Walaupun menakutkan, tetapi monster Nian ini takut ketika melihat seorang anak kecil yang memakai baju merah. Sejak saat itu, masyarakat pun mulai menggunakan dan menggantungkan lentera serta mengenakan pakaian merah selama tahun baru imlek untuk mengusir monster tersebut.
Sedangkan, warna kuning merupakan simbol tanah dalam kebudayaan China. Warna ini juga mengandung arti yang positif. Warna kuning bermakna keberuntungan, kesucian, martabat, hingga kekuasaan kekaisaran.
Â
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement