Asal Usul, Arti, hingga Makna di Balik Kata Hiatus

Dalam penggunaannya, kata hiatus memiliki makna yang lebih luas dan kontekstual baik di dunia hiburan maupun kontekstual dalam dunia pendidikan.

oleh Panji Prayitno diperbarui 20 Jul 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2024, 16:00 WIB
Asal Usul, Arti Hingga Makna di Balik Kata Hiatus
Band NOAH (Sumber: Instagram/noah_site)

Liputan6.com, Jakarta - Hiatus adalah kata yang mungkin sering kita dengar dalam berbagai konteks, mulai dari dunia hiburan, akademik, hingga kehidupan sehari-hari.

Dirangkum dari berbagai sumber, secara harfiah, hiatus berasal dari bahasa Latin yang berarti celah atau kekosongan. Namun, dalam penggunaannya, kata ini memiliki makna yang lebih luas dan kontekstual.

Dalam dunia hiburan, hiatus sering digunakan untuk menggambarkan jeda sementara dalam aktivitas produksi atau penampilan, misalnya, sebuah band musik yang memutuskan untuk berhenti sementara dari tur atau rekaman sering dikatakan sedang hiatus.

Begitu pula dengan acara televisi yang tidak ditayangkan untuk beberapa waktu sebelum kembali dengan musim baru. Hiatus dalam konteks ini memberikan waktu bagi para artis untuk beristirahat, meremajakan kreativitas mereka, dan mungkin mengeksplorasi proyek lain.

Di dunia akademik, hiatus sering merujuk pada jeda sementara dalam studi atau penelitian. Mahasiswa mungkin mengambil cuti selama satu semester atau lebih untuk berbagai alasan, termasuk masalah kesehatan, kebutuhan pribadi, atau keinginan untuk mendapatkan pengalaman kerja di lapangan.

Dosen atau peneliti juga bisa mengambil hiatus untuk melakukan penelitian mendalam, menulis buku, atau mengejar proyek lain yang membutuhkan perhatian penuh.

Hiatus juga relevan dalam konteks pekerjaan. Banyak profesional yang memilih mengambil cuti sabatikal dan sering digunakan untuk menggambarkan sebuah hiatus atau rehat dari rutinitas kerja, belajar hal baru, atau sekadar memulihkan energi.

Cuti sabatikal dianggap penting untuk mencegah kelelahan dan menjaga produktivitas jangka panjang. Di beberapa negara, cuti sabatikal bahkan diatur oleh undang-undang, mencerminkan betapa pentingnya waktu jeda ini.

Alat Penting

Kesehatan mental adalah aspek lain di mana hiatus memiliki peran penting. Mengambil jeda dari rutinitas harian bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan, memberikan waktu bagi individu untuk refleksi diri dan pemulihan.

Dalam dunia yang bergerak cepat dan penuh tekanan ini, hiatus bisa menjadi alat penting untuk menjaga keseimbangan hidup. Terlepas dari alasan spesifiknya, hiatus sering kali membawa manfaat psikologis yang signifikan.

Di era digital, kita juga melihat fenomena hiatus dalam penggunaan media sosial. Banyak orang memilih untuk detoks digital dengan menghentikan sementara aktivitas mereka di platform media sosial.

Langkah ini sering diambil untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi, meningkatkan fokus, dan memperbaiki interaksi sosial di dunia nyata. Hiatus digital ini bisa sangat bermanfaat dalam memperbaiki kesehatan mental dan memperkuat hubungan interpersonal.

Meskipun hiatus memiliki banyak manfaat, tidak jarang langkah ini mendapat stigma negatif. Beberapa orang mungkin menganggap hiatus sebagai tanda kelemahan atau kurangnya komitmen.

Namun, penting untuk diingat bahwa mengambil jeda adalah bagian dari manajemen diri yang sehat dan bijaksana. Hiatus tidak seharusnya dianggap sebagai bentuk kemunduran, melainkan sebagai langkah proaktif untuk mencapai kesejahteraan jangka panjang.

Hiatus dalam berbagai bentuknya, adalah alat penting yang dapat digunakan untuk memperbaiki keseimbangan hidup dan kesehatan mental, baik dalam dunia hiburan, akademik, pekerjaan, atau kehidupan sehari-hari.

Hiatus menawarkan kesempatan untuk istirahat, refleksi, dan pembaruan. Dengan memahami makna dan manfaat dari hiatus, kita dapat lebih bijak dalam mengambil jeda yang diperlukan untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya