Ronald Tannur Bebas, Keluarga Dini Sera Afrianti Berencana Ajukan Banding

Gregorius Ronald Tanur pelaku penganiayaan terhadap kekasihnya Dini Sera Afrianti hingga tewas divonis bebas oleh hakim Pengadilan Negeri Surabaya pada 24 Juli 2024 lalu.

oleh Fira Syahrin diperbarui 29 Jul 2024, 00:32 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 00:32 WIB
Keluarga Dini Sera Afrianti, korban tewas dalam kasus penganiayaan oleh kakasihnya Gregorius Ronald Tanur yang divonis bebas oleh hakim PN Surabaya (Liputan6.com/Istimewa).
Keluarga Dini Sera Afrianti, korban tewas dalam kasus penganiayaan oleh kakasihnya Gregorius Ronald Tanur yang divonis bebas oleh hakim PN Surabaya (Liputan6.com/Istimewa).

Liputan6.com, Sukabumi - Keluarga korban kasus penganiayaan hingga tewas yang dialami Dini Sera Afrianti, oleh pelaku yang tak lain kekasihnya sendiri Gregorius Ronald Tanur merasa kecewa. Kasus tersebut berujung vonis bebas pada 24 Juli 2024 lalu oleh hakim Pengadilan Negeri Surabaya

Bebasnya Gregorius Ronald Tannur diprotes keras oleh keluarga korban di Sukabumi, Jawa Barat. Hal itu diungkapkan Ruli Diana Puspitasari, kakak korban. Dia mengaku kecewa dengan keputusan hakim yang membebaskan pelaku. Keluarga menginginkan pelaku tetap dihukum setimpal sesuai perbuatannya.  

“Kecewa, keluarga sangat sedih mendengar keputusan itu, ya sebisa mungkin, sebisa mungkin diperjuangkan lagi sedangkan kalau keluarga tidak tau menau ini itu tau-tau udah dibebasin,” ungkap Ruli saat ditemui di rumah duka, di Desa Babakan, Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/7/2204).

Dia mengatakan, keputusan hakim itu dinilai tak sesuai dengan tindakan pelaku yang sangat keji terhadap korban. Namun, dengan hasil keputusan pengadilan Negeri Surabaya pelaku divonis bebas oleh Majelis Hakim. Keputusan itu membuat membuat keluarga Dini kecewa. 

“Tadinya hukuman mau dua belas tahun yah, sekarang tau tau udah dapat kabar udah mau bebas, kami sekeluarga sangat sedih dan kecewa dengan putusan pak hakim dan pak jaksa,” tuturnya.

Sebelumnya jaksa menuntut pelaku Ronald Tanur dihukum 12 tahun penjara. Saat ini pihak keluarga berharap ada pertanggungjawaban dari pelaku karena telah menghilangkan nyawa korban. 

Kejadian ini terjadi pada 4 Oktober 2023 lalu. Dini tewas setelah dianiaya oleh kekasihnya Ronald Tanur. Korban juga meninggalkan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Keterangan Pengacara Keluarga Korban

Keluarga Dini Sera Afrianti, korban tewas dalam kasus penganiayaan oleh kakasihnya Gregorius Ronald Tanur yang divonis bebas oleh hakim PN Surabaya (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Keluarga Dini Sera Afrianti, korban tewas dalam kasus penganiayaan oleh kakasihnya Gregorius Ronald Tanur yang divonis bebas oleh hakim PN Surabaya (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Sementara itu, Kuasa Hukum keluarga korban, Dimas Yemahura mengatakan, perihal dengan putusan yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Surabaya, dinilai sangat mengecewakan dan memprihatinkan. 

Pihaknya menyebut, karena peran hakim di kasus tersebut, telah memberikan putusan yang menurutnya sangat mencederai keadilan bagi dirinya yang mewakili keluarga korban.

Setelah mendengar keputusan tersebut, ia selaku kuasa hukum keluarga korban, akan mengambil upaya langkah hukum dengan mengajukan banding. 

“Iya, karena keputusan hakim itu tidak adil bagi korban yang juga meninggalkan satu orang anak di Sukabumi. Makanya, kami selaku kuasa hukumnya akan melakukan upaya hukum terhadap hakim yang memutus perkara ini dari sisi kami sebagai kuasa hukum korban,” ujar Dimas.

Selain itu pihaknya akan melakukan komunikasi kepada jaksa dan meminta kepada jaksa untuk berani mengambil langkah hukum lebih lanjut. Yakni, melakukan banding sehingga perkara ini diputuskan dengan seadil-adilnya.

Lanjut dia, terlebih lagi korban maupun keluarga korban bukan berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas dan berbanding terbalik dengan kondisi terdakwa. 

"Tentu dengan adanya putusan ini menjadi sebuah pelajaran, menjadi sebuah bukti bahwasanya keadilan di Indonesia ini masih sulit untuk didapatkan dan diperjuangkan," terang dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya