Mahasiswa UNY Ciptakan Tote Bag Ramah Lingkungan yang Anti Nyeri Bahu

sekelompok mahasiswa UNY menggagas pembuatan totebag ramah lingkungan yang dilengkapi penghangat pada strap bahu untuk mengurangi pegal dan nyeri penggunanya.

oleh Yanuar H diperbarui 10 Agu 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 07:00 WIB
Tote bag
Totebag ini pada umumnya terbuat dari bahan kanvas, nilon, atau kulit. Tas ini biasa digunakan oleh anak muda untuk kuliah atau sekedar hanya pergi untuk jalan-jalan karena ukurannya yang besar bisa menampung cukup banyak barang / copyright shutterstock

Liputan6.com, Yogyakarta - Novita Dewi Sulistyowati dan Irma Ayu Azzahra (Pendidikan Teknik Busana), Azizah Salmaa Zuhairoh dan Nabila Ayu Kharisma (Pendidikan Kimia) serta Prima Nanda Azzahro (Pendidikan Akuntansi) membuat tote bag yang diberi nama Paadbag yang anti nyeri bahu. Novita Dewi Sulistyowati mengatakan tote bag merupakan salah satu solusi ramah lingkungan yang lebih simpel dan fashionable dibandingkan dengan menggunakan tas punggung.  

“Paadbag merupakan inovasi tote bag yang dilengkapi gel penghangat pada bagian strap bahu tote bag. Gel penghangat tersebut berguna untuk meredakan pegal-pegal dan nyeri pada bagian bahu pemakai,” katanya, Kamis 18 Juli 2024. 

Ia menjelaskan Paadbag buatannya dapat diubah menjadi dua ukuran, yaitu ukuran kecil 40 cm x 30 cm dan ukuran besar 60 cm x 40 cm. Dengan dua ukuran dalam satu totebag memungkinkan pengguna dapat mengubah ukuran tas menjadi dua ukuran sehingga lebih bermanfaat.

Azizah Salmaa Zuhairoh mengatakan Paadbag menggunakan natrium asetat trihidrat sebagai bahan dasar pembuatan kantong hand warmer yang ramah lingkungan, terjangkau, dan dapat didaur ulang. 

“Kantong ini dapat menghasilkan panas sekitar suhu 53°-56°C selama 30-85 menit. Bahan ini memiliki ketersediaan yang melimpah karena banyak dijual di marketplace dan toko bahan kimia dengan harga yang terjangkau,” ujar Azizah. 

Nantinya kantong bisa diaplikasikan sebagai kompres hangat karena panas yang dihasilkannya, dimana kompres hangat dapat dimanfaatkan sebagai salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.

Irma Ayu Azzahra menjelaskan bahan yang digunakan dalam pembuatan produk ini yaitu natrium asetat, air, stainless steel, kain kanvas, resleting jaket, resleting, kancing tindis, ring kotak, ring D, pengait, benang, label, dan kertas pola. Alat yang digunakan adalah clear vinyl, sealer, panci, pengaduk, kompor gas, gunting, mesin jahit, jarum pentul, gunting kain, gunting benang, pendedel, setrika, dan alat tulis kantor. 

“Cara membuatnya dibagi menjadi tiga termin yaitu pembuatan kantong gel penghangat reusable, pembuatan gel penghangat reusable dan pembuatan totebag,” papar Irma.

Lebih lanjut dia menjelaskan cara membuat kantong gel, clear vinyl dipotong dan dibentuk menyerupai kantong dengan ukuran 7x20cm, lalu dua lembar clear vinyl direkatkan dengan sealer. 

"Pembuatan gel penghangat, tuangkan air dalam panci lalu dipanaskan. Tambahkan natrium asetat dan aduk hingga larut dan larutan menjadi jenuh. Kemudian tuang dalam kantong dan masukkan dalam stainless steel."

Lalu pembuatan totebag, pertama membuat pola sesuai desain Paadbag lalu potong. Jahit bagian depan totebag lalu pasang kancing tindis pada masing-masing saku serta jahit label pada saku. Pasang ring kotak pada bagian depan lalu pasang ring D pada bagian samping totebag. 

"Jahit bagian resleting yang akan digunakan sebagai pengatur ukuran tas lalu jahit sekeliling totebag dengan menggabungkan seluruh komponen. Pasang kancing tindis pada bagian utama totebag kemudian jahit wadah gel penghangat, pasang resleting dan kancing tindis. Strap totebag dijahitkan dan pasang pengait pada ujung strab dan siap digunakan."

Karya Tote bag ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbud Ristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun 2024. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya