Liputan6.com, Jakarta - Anak sulung atau sering disebut sebagai anak pertama cenderung memiliki tempat yang istimewa dalam struktur keluarga. Sebagai yang pertama lahir, mereka sering kali diharapkan menjadi teladan bagi adik-adiknya.
Ekspektasi ini membentuk kepribadian mereka sejak dini, menjadikan mereka pribadi yang bertanggung jawab, mandiri, dan sering kali perfeksionis. Dalam masyarakat, stereotip mengenai anak pertama umumnya melibatkan karakteristik seperti kepemimpinan, ketegasan, dan kedewasaan yang lebih cepat berkembang dibandingkan anak-anak yang lahir kemudian.
Salah satu faktor utama yang memengaruhi kepribadian anak sulung adalah perhatian penuh yang mereka terima dari orangtua sebelum kehadiran adik-adiknya. Pada masa kini, anak sulung biasanya menjadi pusat perhatian, mendapatkan perhatian penuh dan eksklusif dari orangtua.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini memberikan dorongan pada mereka untuk berkembang dengan lebih cepat dalam aspek kognitif maupun emosional. Namun, perubahan terjadi ketika adik-adik lahir.
Mereka harus belajar berbagi perhatian, dan ini sering kali menumbuhkan rasa tanggung jawab serta sikap protektif terhadap adik-adiknya. Sebagai anak pertama, mereka sering kali diberi tanggung jawab lebih besar oleh orangtua.
Ini bisa berupa tugas sederhana seperti menjaga adik, hingga peran yang lebih besar dalam membantu pekerjaan rumah. Dengan beban tanggung jawab ini, anak sulung belajar untuk menjadi lebih mandiri dan terorganisasi.
Rasa tanggung jawab ini juga sering kali membuat mereka lebih dewasa secara emosional dibandingkan anak-anak lain seusia mereka. Namun, di sisi lain, ekspektasi yang tinggi bisa menimbulkan tekanan tersendiri yang kadang membuat anak sulung merasa terbebani.
Peran Orangtua
Di lingkungan sosial, anak sulung sering kali tampil sebagai pemimpin. Karena sering ditugasi mengatur adik-adik di rumah, mereka cenderung membawa peran ini ke luar rumah, misalnya di sekolah atau di pergaulan dengan teman-temannya.
Mereka biasanya menunjukkan inisiatif dan memiliki kemampuan memimpin yang kuat. Hal ini juga diperkuat dengan sikap perfeksionis yang sering kali dimiliki anak sulung, di mana mereka cenderung ingin segala sesuatunya berjalan dengan baik dan teratur.
Namun, menjadi anak sulung bukan berarti selalu mudah. Tanggung jawab yang besar kadang membuat mereka merasa harus selalu sempurna, baik di mata orangtua maupun lingkungan sekitarnya.
Tekanan ini bisa memengaruhi kesehatan mental mereka jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memberikan dukungan emosional yang cukup, serta memastikan bahwa ekspektasi yang diberikan tidak melebihi kapasitas anak.
Kepribadian anak sulung sangat dipengaruhi oleh peran dan tanggung jawab yang mereka emban sejak dini. Mereka cenderung tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa setiap anak unik, dan pengalaman hidup mereka, termasuk bagaimana mereka diperlakukan dalam keluarga, akan membentuk karakter mereka dengan cara yang berbeda-beda.
Orangtua memiliki peran penting untuk membimbing dan mendukung mereka, agar potensi mereka dapat berkembang secara optimal tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi yang terlalu tinggi.
Â
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement