Etika Berinternet, Kunci Menjaga Keharmonisan di Ruang Digital

Di era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang yang pesat. Literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tak hanya mampu menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan teknologi, seseorang juga memerlukan etika digital dalam berinteraksi.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 26 Agu 2024, 23:38 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 23:18 WIB
Etika Berinternet
Ilustrasi. Foto: Jonas Leupe/ unsplash.com

Liputan6.com, Jakarta - Di era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang yang pesat. Literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tak hanya mampu menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan teknologi, seseorang juga memerlukan etika digital dalam berinteraksi.

Ketua Relawan Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Bali, I Gede Putu Krisna Juliharta, mengatakan dengan media digital warganet dapat terhubung dengan banyak orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Dengan berbagai perbedaan tersebut, penting untuk menciptakan standar baru tentang etika berinternet atau netiket.

"Maka segala aktivitas di ruang digital memerlukan etika berinternet. Sesorang harus selalu menyadari bahwa berinteraksi di dunia digital bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya,"ungkapnya saat acara Literasi Digital Festival bersama Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Minggu (25/8/2024).

Sistem nilai dan norma moral harus menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Sikap dan perilaku seseorang di dunia maya dapat membentuk reputasi. Postingan yang positif, komentar yang konstruktif, dan interaksi yang penuh rasa hormat akan membangun citra yang baik di mata orang lain.

Hal senada juga dikatakan Yudistira Ardhana, seorang konten kreator. Ia menlai penting untuk menciptakan generasi muda yang beradab di era digital. Hal ini tentunya memerlukan pendekatan melalui pendidikan karakter sejak usia dini, baik di rumah maupun di sekolah. Orang tua dan pendidik harus secara aktif mengajarkan nilai-nilai budaya seperti sopan santun, empati, dan tanggung jawab.

Menurutnya, tata krama berinternet adalah aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap pengguna internet. Dengan menjaga sikap dan perilaku di dunia maya, seseorang dapat menciptakan lingkungan digital yang positif dengan saling menghormati serta bertanggung jawab. Lingkungan digital yang aman dan ramah akan mengurangi konflik dan tindakan tercela.

"Dengan memberikan contoh yang baik dan mengintegrasikan prinsip prinsip etika dalam interaksi sehari-hari, kita dapat membantu anak-anak memahami pentingnya menjaga tata krama dan menghargai orang lain,"Yudistira menimpali.

Apalagi Ketua Tim Penyelenggaraan Makin Cakap Digital, Indriani Rahmawati, mencatat saat ini koneksi data seluler di Indonesia mencapai 353,3 juta. Sementara pengguna internet mencapai 212,4 juta dan rata- rata waktu harian yang digunakan untuk mengakses internet sekitar 7 Jam 38 menit dengan jumlah ridterbanyak pengguna media sosial berumur 18-34 tahun.

"Literasi digital merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan kecakapan kognitif, etika, sosial emosional, dan aspek teknis teknologi," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan ini:


Pentingnya Keamanan Digital

Keenan Pearce selaku Founder Stoik Trisula menilai peran generasi muda dalam menjaga keamanan ruang digital di masa depan menjadi penting. Keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital dapat dilakukan secara aman. Menurutnya, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan digital adalah langkah awal yang perlu diambil oleh individu.

"Tantangan yang dihadapi dalam keamanan digital saat ini yaitu serangan siber, perlindungan data pribadi, etika dan keamanan dalam bermedia sosial,"bebernya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelola Komunikasi Publik Dinas Kominfo Badung, A.A Ratu Rat Manacika, mengatakan kejahatan siber semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Penipuan online, pencurian data, dan serangan malware adalah beberapa contoh kejahatan yang dapat merugikan banyak pihak. Dengan meningkatkan keamanan digital, individu dan organisasi dapat mengurangi risiko korban kejahatan siber.

"Literasi Media juga bertujuan untuk menghasilkan masyarakat berpengetahuan luas. Sehingga nantinya akan lebih cerdas, peka dan kritis dalam mengamati sebuah fenomena yang terjadi," katanya.

Dalam menghadapi berbagai ancaman yang terus berkembang, penting bagi individu untuk menerapkan praktik keamanan yang baik. Sadar mengenai pentingnya keamanan digital adalah langkah awal yang perlu diambil setiap pengguna internet. Dengan menggunakan kata sandi yang kuat dan mengenali phishing dapat mengurangi risiko terhadap serangan siber.

Hal senada dikatakan Gede Semarajana, Kepala Seksi Statistik Dinas Kominfo Badung. Ia mengemukakan pentingnya menjaga keamanan data. Hal ini karena terdapat informasi sensitif yang bisa salahgunakan untuk mengidentifikasi atau merugikan seseorang jika jatuh ke tangan yang salah. Dengan menjaga keamanan data pribadi, seseorang dapat melindungi diri dari berbagai risiko yang dapat merugikan.

"Keamanan data merupakan praktik, kebijakan, prosedur, dan teknologi yang dirancang untuk melindungi informasi dan data dari akses, penggunaan, atau pengungkapan yang tidak sah, serta dari kerusakan atau kerugian yang tidak diinginkan,"pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya