Generasi Muda Diajak Tingkatkan Literasi Digital Demi Jaga Toleransi

Media sosial menjadi platform yang efektif untuk menjaga toleransi di kalangan generasi muda. Selain tidak terbatas ruang dan waktu, media sosial juga berguna untuk menyampaikan informasi secara cepat.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 30 Jul 2024, 19:41 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2024, 15:01 WIB
Tabligh Akbar
Foto: Kominfo

Liputan6.com, Lombok- Media sosial menjadi platform yang efektif untuk menjaga toleransi di kalangan generasi muda. Selain tidak terbatas ruang dan waktu, media sosial juga berguna untuk menyampaikan informasi secara cepat.

Untuk menumbuhkan sikap toleransi di ruang digital, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan literasi. Kegiatan ini diharapkan dapat menyasar seluruh lapisan masyarakat dan membuka wawasan lebih luas dalam dunia digital.

Koordinator Wilayah (Korwil) Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Nusa Tenggara Barat (NTB), Nurliya Ni’matul Rohmah, mengatakan tingginya aktivitas di ruang digital membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun. Maka dari itu diperlukan pemahaman cakap digital.

"Tantangan etika digital yang dihadapi dalam keberagaman seperti ujaran kebencian, cyberbullying, dan penyebaran hoaks,"ungkap Nurliya, saat kegiatan Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh Kominfo bersama Komunitas Lombok Womenpreneur Club, Minggu (28/7/2024).

Terdapat beberapa etika yang perlu diperhartikan, antara lain dengan menghormati aturan, menghargai privasi orang lain, dan mengontrol emosi di media sosial. Ia juga mengajak untuk mebuat jejak digital dengan berbagi hal yang positif.

"Kehidupan di dunia siber mencerminkan kehidupan di dunia nyata, maka hargai waktu dan orang lain," tambahnya.

Sementara itu, Ronald Ommy Yulyantho selaku Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) NTB, menjabarkan keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dilakukan secara aman.

Ronald Ommy Yulyantho mengajak masyarakat untuk dapat membuat konten positif di media sosial dengan tidak berbau suku, agama dan ras. Dirinya juga meminta jangan membagikan privasi pribadi dan orang lain di media sosial.

"Curhatan tidak perlu dipublish, berita hoax, dan membagikan foto,video sera data orang lain,"ujarnya.

Ia juga mengatakan penyebab konflik di ruang digital salah satunya adalah postingan informasi yang tidak benar dan menyinggung orang lain atau kelompok tertentu. Maka dari itu penting bagi masyarakat untuk tidak termakan dengan isu-isu negatif.

Hal senada dikatakan Founder Lombok Womanpreneur Club, Indah Purwanti. Menurutnya generasi muda saat ini banyak yang mengedepankan ego, sehingga mudah sekali terpancing akan hal-hal sensitive.

Indah menyapaikan jika hidup di dunia perlu adanya sikap toleransi. Dengan menghargai dan menghormati orang lain yang memiliki pandangan berbeda, generasi muda telah menerapkan rasa cinta damai.

"Jika tidak adanya toleransi beragama, maka akan terjadinya diskriminatif, ancaman kekerasan, dan perkelahian. Maka penting menghargai perbedaan" Indah Purwanti mengakhiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya