Mahasiswa Doktoral UGM Temukan Cara Mengolah Limbah Cair Kelapa Sawit Manfaatkan Mikoalga

Mahasiswa UGM menemukan cara bagaimana mengolah limbah cair industri kelapa sawit dengan menggunakan mikroalga.

oleh Yanuar H diperbarui 08 Okt 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 09:00 WIB
FOTO: Air Laut dan Limbah Racuni Sungai Tigris - Efrat di Irak
Foto udara memperlihatkan kebun kelapa sawit yang rusak karena garam dan polusi di tepi Sungai Shatt Al-Arab, Basra, Irak, 21 Maret 2022. Air limbah yang dihasilkan Irak, negara berpenduduk 38 juta jiwa, juga meracuni Sungai Tigris dan Efrat. (Hussein FALEH/AFP)

Liputan6.com, Yogyakarta Tia Erfianti Mahasiswa Doktoral Ilmu Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan cara mengolah limbah cair industri kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) dengan menggunakan mikroalga.

Hasil risetnya ini Tia meraih penghargaan bergengsi Kurita Grant Japan 2024 atau Kurita Water and Environment Foundation (KWEF) Grant, merupakan hibah penelitian untuk pengelolaan air dan teknologi lingkungan yang ditujukan bagi mahasiswa PhD, dosen maupun akademisi dengan pendanaan dari Kurita Water Industries Ltd.

Tia mengaku dari penghargaan ini, ia dan tim merupakan satu satunya perwakilan UGM dalam acara KWEF ini. Menurutnya penghargaan ini selain memberikan dukungan finansial bagi penelitiannya juga membuka peluang kolaborasi dengan para peneliti di Jepang.

“Saya merasa senang dan bersyukur sekali, riset saya mendapat penghargaan dari KWEF,” katanya Kamis 3 Oktober 2024.

Tia menceritakan tidak mudahnya meraih penghargaan ini mulai dari penyusunan proposal, dengan merangkum seluruh ide penelitian dalam satu halaman yang telah ditentukan oleh panitia. Lalu, usai dosen pembimbing menyetujui, ia mengunggah proposalnya ke situs resmi Kurita Water and Environment Foundation (KWEF) untuk melalui proses seleksi yang berlangsung selama 3-4 bulan.

“Proposal kami akhirnya terpilih dan mendapatkan pendanaan sekitar 400.000 yen, setara dengan Rp 43.000.000, untuk durasi riset satu tahun,” ungkapnya.

Tia mengatakan riset pengolahan limbah cair industri kelapa sawit berawal dari pengelolaan perairan di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan, meskipun berbagai upaya perbaikan telah dilakukan. Terdapat beberapa masalah utama yang mempengaruhi kurang baiknya pengelolaan ini, termasuk tingginya tingkat pencemaran, keterbatasan infrastruktur pengolahan limbah, serta tekanan besar terhadap sumber daya air akibat aktivitas industri, pertanian, dan urbanisasi.

“Melalui event ini, saya bisa memberikan andil kontribusi terhadap perairan di Indonesia dalam upaya meremediasi limbah POME,” ujarnya.

Tia fokus penelitan pada pemanfaatan limbah cair kaya nitrogen sebagai media tumbuh mikroalga. Menurutnya dengan produksi POME yang mencapai 28,7 juta ton per tahun di Indonesia, maka menjadi potensi besar dalam mengelola limbah ini dan mengubahnya menjadi sumber daya.

“Tim riset kami di Fakultas Biologi telah memiliki lebih dari 35 strain mikroalga unggulan dari Indonesia yang mampu meremediasi limbah khususnya limbah perairan. Sehingga, tercetuslah ide untuk memanfaatkan limbah cair tersebut,” jelasnya.

Tia dan tim melakukan riset limbah cair industri kelapa sawit dengan bimbingan para promotor Eko Agus Suyono dari Fakultas Biologi, Budi Setiadi Daryono dari Fakultas Biologi, dan Arief Budiman dari Fakultas Teknik. Timnya riset limbah cair industri kelapa sawit ini adalah oleh Brilian Ryan Sadewo dari fakultas Teknik dan Renata Adaranyssa Egistha Putri dari Sekolah Pascasarjana dengan mengusulkan topik riset yang sangat relevan dengan tantangan lingkungan saat ini, yakni “Microalgae-Based Nitrogen-Rich Wastewater Treatment Enhanced by Biorefinery Concept and Omics Technology for Sustainable Waste Management”.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya