Liputan6.com, Kepri - Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan motif khas tersendiri. Tak terkecuali di Lingga yang memiliki batik lingga dengan motif khas tradisional.
Mengutip dari disbud.kepriprov.go.id, batik juga bagian dari budaya Melayu Lingga. Sejak masa lampau, batik telah menjadi pakaian orang Melayu Lingga.
Advertisement
Pada masa kerajaan Lingga-Riau, kain batik menjadi bagian dari pakaian kalangan istana. Selain itu, kain batik juga menjadi bagian hantaran mas kawin raja di Kerajaan Lingga-Riau.
Advertisement
Baca Juga
Usaha perajin batik telah berkembang di Lingga sejak zaman kerajaan Lingga-Riau. Beberapa manuskrip Jawi tentang cara membuat batik dapat ditemukan di Museum Linggam Cahaya.
Konon, manuskrip tersebut berasal dari Rumah Laksamana Lingga Encik Muhammad Yusuf di Kampung Tengah Daik. Laksamana Lingga Encik Haji Muhammad Yusuf bertugas semasa Sultan Abdurrahman Muazzam Syah (1884-1911).
Bukti tersebut menunjukkan bahwa budaya membatik telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Melayu Lingga sejak dulu. Adapun pemakaian kain batik telah menjadi tradisi khusus bagi wanita.
Kain batik banyak dijadikan kain sarung untuk kegiatan sehari-hari di rumah. Kain tersebut dipadukan dengan baju kebaya ataupun baju kurung. Kain batik juga dijadikan baju kurung, tetapi sangat langka ditemui.
Saat ini, budaya membatik masih dilakukan oleh para perajin yang ada di Daik. Umumnya, mereka membuat batik dengan motif tradisional yang berasal dari Lingga, di antaranya corak bunga kiambang, kelopak jambu air, bunga kesumba, dan lainnya.
Total ada sekitar 21 motif batik Lingga yang sudah dipatenkan, yakni motif pucuk rebung, tampuk manggis, itik pulang petang, paku gajah, bunga karang, dan masih banyak lagi. Salah satu tempat berburu batik lingga adalah di Gerai Dekranasda, baik di Dabo Singkep, maupun di Daik Lingga.
Â
Penulis: Resla