Coco Betawi, Kue Tradisional Khas Kepulauan Anambas

Selain untuk acara besar, kue tradisional ini juga menjadi primadona saat bulan Ramadan tiba. Masyarakat setempat kerap mengonsumsi coco betawi sebagai menu pembuka untuk berbuka puasa.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 10 Nov 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2024, 17:00 WIB
Jembatan Selayang Pandang II
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad baru saja meresmikan dibukanya Jembatan Selayang Pandang II di Tarempa, Anambas. (Liputan6.com/ Pemprov Kepri)

Liputan6.com, Kepri - Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki sajian kuliner khas yang bernama coco betawi. Kuliner ini adalah sejenis kie tradisional yang kerap disajikan saat ada acara-acara besar.

Selain untuk acara besar, kue tradisional ini juga menjadi primadona saat bulan Ramadan tiba. Masyarakat setempat kerap mengonsumsi coco betawi sebagai menu pembuka untuk berbuka puasa.

Mengutip dari disbud.kepriprov.go.id, dalam acara pernikahan, terdapat salah satu tradisi zaman dulu yang cukup kental. Sesaat sebelum pengantin bersanding, pengantin laki-laki akan mendatangi rumah pihak perempuan untuk makan (makan berdulang).

Pada saat itulah, kue-kue tradisional dihidangkan di dalam dulang untuk dikonsumsi oleh pengantin laki-laki. Setelah acara selesai, pengantin laki-laki akan kembali ke rumahnya dan setelahnya datang kembali untuk bersanding dengan pengantin wanita.

Saat ini, coco betawi masih menjadi kuliner khas yang kerap dinikmati masyarakat di Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Namun, tak banyak orang yang bisa membuatnya dan hanya beberapa orang tua saja yang masih bisa membuatnya.

Coco betawi dibuat dari bahan-bahan berupa telur, gula pasir, kental manis yang ditambah sedikit air, dan mentega. Proses pembuatannya dimulai dari mengocok telur yang telah di campur gula pasir hingga tercampur rata.

Selanjutnya, tambahkan mentega dan kocok kembali hingga rata. Setelahnya, masukkan kental manis lalu kocok hingga rata.

Setelah semua adonan tercampur, tuang adonan ke dalam loyang yang telah diolesi mentega. Panggang adonan dengan api sedang selama 30-35 menit. Setelah matanga, coco betawi siap dihidangkan.

Coco betawi memiliki bentuk lingkaran dengan bagian pinggirnya yang lebih kecoklatan. Sementara bagian tengahnya berwarna lebih cerah cenderung kekuningan.

Rasa legit pada coco betawi memberikan daya tarik sendiri bagi para penikmatnya. Makanan legendaris ini masih menjadi primadona di acar besar dan acara penting di Kabupaten Kepulauan Anambas hingga kini.

 

Penulis: Resla

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya