Pameran Tanah Kasultanan 2024, Menelusuri Warisan Budaya Yogyakarta

Pameran ini adalah bukti bahwa sistem tanah kasultanan bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan sistem yang terus hidup dan beradaptasi dengan kebutuhan masa kini.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Nov 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2024, 15:00 WIB
Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta (sumber: kratonjogja.id)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pameran Tanah Kasultanan 2024 hadir sebagai jendela pengetahuan bagi masyarakat Yogyakarta untuk memahami lebih dalam tentang sistem pertanahan warisan Kasultanan yang masih bertahan hingga kini. Bertajuk "Tales of The Land We Live in: Sultanaatground Exhibition".

Mengutip dari akun Instagram @kominfodiy, pameran ini berlangsung pada 14-16 November 2024 di Sasono Hinggil Dwi Abad. Acara ini juga membawa pengunjung dalam perjalanan memahami kompleksitas dan keunikan sistem tanah Kasultanan.

Dalam ruang pameran yang dirancang dengan cermat, pengunjung dapat menelusuri enam zona tematik yang saling berkaitan. Dimulai dari zona sejarah yang menghadirkan narasi kronologis tentang evolusi sistem pertanahan Kasultanan, pengunjung dibawa untuk memahami akar historis yang membentuk sistem yang ada saat ini.

Peta-peta interaktif di zona persebaran pemanfaatan tanah memberikan gambaran visual yang komprehensif tentang bagaimana tanah Kasultanan dimanfaatkan di berbagai wilayah Yogyakarta. Aspek praktis dari sistem pertanahan Kasultanan dibahas secara mendalam melalui zona-zona yang membahas jenis pemanfaatan, perhitungan pisungsung, dan prosedur permohonan.

Informasi ini disajikan melalui infografis yang mudah dipahami, membantu masyarakat memahami hak dan kewajiban mereka sebagai pengguna tanah Kasultanan. Keunikan pameran ini terletak pada pendekatan interaktifnya.

Booth klinik konsultasi yang beroperasi sepanjang pameran memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk berkonsultasi langsung dengan para ahli. Sistem nomor antrian yang terorganisir memastikan setiap pengunjung mendapat kesempatan untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Kotak saran yang disediakan menjadi sarana dialog dua arah antara masyarakat dan pengelola tanah Kasultanan. Pertanyaan-pertanyaan terpilih yang akan dijawab pada hari terakhir pameran tidak hanya memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan klarifikasi, tetapi juga mencerminkan komitmen pengelola untuk tetap responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Pameran ini adalah bukti bahwa sistem tanah kasultanan bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan sistem yang terus hidup dan beradaptasi dengan kebutuhan masa kini. Melalui pameran ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya menjaga dan mengelola warisan budaya ini dengan bijak untuk generasi mendatang.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya