Survei Gaji Robert Walters: Intip Tren Dunia Kerja di 2025

Sejumlah besar profesional di Indonesia mengharapkan kenaikan gaji yang signifikan, dengan banyak yang mengantisipasi kenaikan lebih dari 10%.

oleh Tim Regional diperbarui 16 Jan 2025, 16:52 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 23:18 WIB
Survei Gaji Robert Walters 2025.
Survei Gaji Robert Walters 2025.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Hingga 40% profesional di Indonesia mengharapkan kenaikan gaji lebih dari 10% di tahun 2025. Namun pada saat yang sama, perusahaan juga mengalami tantangan besar dalam mempertahankan talenta terbaik mereka.

Khususnya karena talenta terbaik mendapatkan penawaran yang lebih menarik dari kompetitor (49%), kesulitan menyediakan paket kompensasi dan manfaat yang lebih kompetitif (40%), serta terbatasnya peluang pengembangan karier dan kapabilitas profesional (23%).

Temuan ini didasarkan pada Survei Gaji Indonesia 2025, sebuah analisis otoritatif dan laporan perbandingan mengenai tren gaji yang dilakukan oleh Robert Walters, penyedia solusi talenta global.

"Sejumlah besar profesional di Indonesia mengharapkan kenaikan gaji yang signifikan, dengan banyak yang mengantisipasi kenaikan lebih dari 10%," ujar Eric Mary, Country Head Robert Walters Indonesia & Vietnam.

Menghadapi tantangan ekonomi, termasuk menyusutnya kelas menengah, hanya 44% pemberi kerja berencana meningkatkan gaji, sementara 50% karyawan tetap optimistis mendapatkan kenaikan gaji tahun ini.

Selain perihal gaji, hasil survei juga mengungkapkan perubahan prioritas di tempat kerja. Mayoritas profesional kini lebih mengutamakan jam kerja fleksibel (83%) dan fokus yang lebih besar pada kesejahteraan (44%).

"Terdapat kesenjangan yang semakin besar antara apa yang diharapkan karyawan dan apa yang ditawarkan pemberi kerja. Karyawan semakin memprioritaskan keseimbangan antara bekerja dan kehidupan, fleksibilitas, serta keselarasan dengan nilai-nilai pribadi, sementara pemberi kerja menghadapi tekanan untuk memenuhi tuntutan yang terus berkembang ini," tambah Eric.

Profesional Aktif Mencari Peluang Baru 

Mencari peluang karir baru sambil tetap bekerja adalah strategi yang semakin banyak dilakukan oleh para profesional untuk mendapatkan peningkatan gaji yang signifikan. Menariknya, setengah dari tenaga kerja memproyeksikan akan beralih ke peran baru pada tahun 2025.

Meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi dan geopolitik yang ada, 1 dari 2 profesional berharap akan mendapatkan kenaikan gaji lebih dari 25% ketika beralih ke pemberi kerja baru. Sebaliknya, hanya 16% yang mengharapkan kenaikan kurang dari 15%.

Saat mempertimbangkan tawaran dari calon pemberi kerja, para kandidat tidak hanya melihat besarnya gaji, tetapi juga manfaat tambahan yang ditawarkan. Beberapa manfaat yang paling banyak dicari meliputi skema bonus (89%), asuransi kesehatan komprehensif (79%), jam kerja fleksibel (64%) dan pengaturan kerja jarak jauh (47%).

Meskipun tersedia banyak talenta potensial di pasar kerja, menarik profesional berkualitas tetap menjadi tantangan besar bagi banyak perusahaan.

Beberapa tantangan utama dalam menarik talenta unggul antara lain kurangnya pengalaman industri yang relevan di antara kandidat (47%), harapan gaji dan manfaat yang melebihi anggaran yang tersedia (45%) dan kualifikasi teknis yang tidak memadai (36%).

 

Perusahaan Memperluas Strategi Rekrutmen dan Membuka Model Kerja Baru

Melihat ke depan untuk tahun 2025, lebih dari separuh perusahaan (54%) berencana untuk meningkatkan jumlah perekrutan mereka. Dari perusahaan yang berencana untuk meningkatkan perekrutan, 19% menargetkan pertumbuhan tenaga kerja lebih dari 10%, sementara 36% lainnya menargetkan ekspansi antara 5% hingga 10%.

Namun, sekitar 30% perusahaan memilih untuk mempertahankan rencana perekrutan mereka seperti saat ini, yang mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam menghadapi situasi pasar yang tidak pasti.

Selain itu, perusahaan juga semakin banyak yang beralih ke Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Meskipun kontrak permanen masih menjadi pilihan utama bagi banyak perusahaan

Tren ini semakin berkembang karena berbagai faktor, seperti perubahan regulasi, pengelolaan biaya, pekerjaan berbasis proyek dan kebutuhan akan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bisnis dan pasar yang dinamis.

Tren Utama yang Membentuk Perekrutan dan Manajemen Talenta pada 2025:

Perekrutan Berdasarkan Keterampilan (Skills-Based Hiring)

Perusahaan semakin mengutamakan perekrutan berdasarkan keterampilan spesifik, bukan hanya kualifikasi akademik. Tren ini mencerminkan kebutuhan perusahaan untuk mengisi posisi yang memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus serta hal ini menyebabkan perekrutan berbasis keterampilan akan terus berkembang pada pasar tenaga kerja tahun 2025.

Retensi Talenta (Talent Retention)

Mempertahankan talenta terbaik telah menjadi prioritas bagi banyak perusahaan dengan cara menawarkan gaji yang lebih kompetitif, manfaat tambahan, dan pengaturan kerja fleksibel untuk menjaga kepuasan karyawan.Kesetaraan, Keberagaman, dan Inklusi (Equity, Diversity, and Inclusion - ED&I).

Inisiatif ini tetap menjadi fokus utama saat perusahaan berupaya menciptakan tempat kerja yang inklusif.Bekerja di Perusahaan Asing Masih Menjadi Pilihan Menarik bagi Profesional Indonesia

Mengikuti jejak langkah generasi Baby Boomers dan Gen X, sebanyak 99% profesional Indonesia masih tertarik untuk mengejar peluang bekerja di perusahaan asing.

Alasan utama mereka adalah gaji yang lebih kompetitif dan manfaat menarik, yang dijanjikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut (88%). Bekerja di perusahaan asing tetap menjadi salah satu pilihan yang paling diminati, selain bekerja di grup konglomerat besar di Indonesia.

Lebih dari sekadar insentif finansial, 74% responden mengaku ketertarikan mereka pada kesempatan untuk mendapatkan pengalaman berharga dan pengetahuan dalam lingkungan kerja internasional.

Selain itu, 63% responden merasa tertarik dengan kemungkinan untuk melakukan perjalanan keluar negeri atau bahkan mendapatkan kesempatan relokasi. Faktor ini semakin meningkatkan daya tarik bekerja di perusahaan asing, yang membuka peluang untuk berkembang dalam konteks global.

Tak hanya itu, 59% pelamar tertarik dengan kesempatan untuk memperoleh paparan terhadap beragam budaya dan perspektif yang lebih luas selain itu akses ke teknologi canggih dan riset yang tersedia di perusahaan asing juga menjadi salah satu faktor penentu, dengan 54% responden menganggapnya sebagai nilai tambah yang signifikan.

Namun, meskipun banyak yang tertarik, ada segmen kecil talenta yang menyatakan kurang berminat untuk bekerja di perusahaan asing. Mereka menyebutkan perbedaan budaya dan hambatan bahasa sebagai tantangan utama yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan tersebut.

Karyawan Mencari Cara untuk Mengintegrasikan AI dan Teknologi Baru dalam Proses Kerja MerekaMenurut hasil survei, 54% responden menyatakan bahwa peningkatan penggunaan teknologi untuk mendukung proses kerja kini menjadi salah satu cara kerja yang paling diminati oleh karyawan.

Dalam beberapa tahun terakhir, adopsi teknologi terbaru, seperti kecerdasan buatan (AI) dan teknologi baru lainnya, telah berkembang pesat, terutama di sektor-sektor seperti logistik, sumber daya manusia, dan layanan pelanggan.

Transformasi digital yang cepat ini telah mendorong kemajuan signifikan dalam efisiensi operasional perusahaan, menimbulkan permintaan yang tinggi akan keterampilan khusus yang mendukung penerapan teknologi tersebut.

Di antara keterampilan yang paling dicari adalah kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning), komputasi awan (cloud computing), serta keamanan siber (cybersecurity). Selain itu, literasi digital, kemampuan beradaptasi dan pembelajaran berkelanjutan berbarengan dengan soft skills menjadi keterampilan yang penting untuk bekerja.

 

Soft Skill itu Kunci

Melihat kebutuhan yang semakin mendesak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar yang terus berkembang, mayoritas profesional Indonesia kini didorong untuk meningkatkan keterampilan interpersonal (soft skill) mereka agar tetap kompetitif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan yang terjadi di dunia bisnis.

Keterampilan interpersonal yang paling dihargai oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia meliputi kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis (53%), yang memungkinkan karyawan untuk menyelesaikan tantangan dengan pendekatan yang lebih analitis dan efektif.

Selain itu, kepemimpinan dan kolaborasi tim (46%) juga merupakan keterampilan utama yang dicari, mengingat pentingnya peran individu dalam memimpin dan bekerja secara sinergis dalam tim juga keterampilan komunikasi yang kuat (40%).

Di samping keterampilan-keterampilan utama tersebut, ada keterampilan personal seperti sikap positif dan ketahanan (35%) semakin mendapatkan nilai lebih, mengingat pentingnya menjaga semangat dan daya juang di tengah tantangan yang dihadapi di tempat kerja.

Kemudian, kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas (28%) juga menjadi semakin signifikan dengan kondisi saat ini.

Perusahaan juga harus semakin berfokus pada peluang pelatihan dan pengembangan sebagai faktor krusial saat menarik calon karyawan.

Metodologi Penelitian

Robert Walters melakukan survei lebih dari 400 profesional dan perusahaan di Indonesia untuk mendapatkan masukan tentang ekspektasi atau kekhawatiran utama mereka terkait gaji, perubahan karier, atau retensi staf untuk tahun mendatang.

Survei Gaji Robert Walters didasarkan pada analisis penempatan yang dilakukan di berbagai kantor dan spesialisasi selama tahun 2024.

Robert Walters melalui Salary Survey 2025 memberikan wawasan berharga bagi perusahaan dan profesional untuk memahami tren pasar tenaga kerja, sehingga keduanya dapat mengambil langkah strategis di tahun mendatang.

Memasuki Tahun ke-26, survei ini digunakan oleh pemberi kerja, manajer SDM, dan karyawan untuk membandingkan tingkat gaji di industri masing-masing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya