Liputan6.com, Flores - Tradisi kuliner berbasis beras hitam yang menyimpan nilai-nilai luhur masih bertahan di Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Lekun Tu'in, makanan tradisional yang dimasak dalam bambu ini tidak hanya menjadi pengisi perut.
Makanan ini juga simbol penghormatan dalam ritual adat perkawinan masyarakat setempat. Makanan tradisional ini terbuat dari olahan beras hitam lokal yang dalam bahasa setempat disebut nalu mita.
Mengutip dari berbagai sumber, kata lekun mengacu pada olahan dari beras. Sementara tu'in, berarti memasukkan sesuatu ke dalam bambu.
Advertisement
Baca Juga
Dalam proses pembuatannya, masyarakat menggunakan jenis bambu khusus yang disebut peri sebagai wadah sekaligus media memasaknya. Meskipun tidak dikonsumsi sehari-hari, lekun tu'in memiliki posisi istimewa dalam tradisi perkawinan masyarakat Desa Hewa.
Makanan ini menjadi sajian wajib yang harus disiapkan oleh pihak perempuan sebagai balasan atas belis atau mas kawin yang diberikan keluarga mempelai pria. Proses pembuatan Lekun Tu'in dimulai dengan merendam beras hitam selama beberapa menit sebelum ditumbuk menjadi tepung menggunakan lesung tradisional atau nuhung.
Tepung tersebut kemudian dicampur dengan parutan kelapa, gula pasir, gula merah, air secukupnya. Lalu daun kemangi dalam wadah anyaman daun lontar yang disebut kalekar.
Proses pencampuran bahan yang disebut gamong ini membutuhkan kehati-hatian agar menghasilkan tekstur yang pas. Tahap selanjutnya adalah memasukkan adonan ke dalam bambu yang telah dibersihkan.
Setelah penuh, bambu ditutup dengan daun pisang sebelum dipanggang di atas bara api. Selama proses pemanggangan, bambu harus diputar secara teratur agar makanan di dalamnya matang merata.
Di balik kelezatannya, pembuatan lekun tu'in menyimpan nilai-nilai spiritual yang dipegang teguh masyarakat Desa Hewa. Mereka meyakini bahwa setiap orang yang terlibat dalam proses pembuatannya harus menjaga kesucian hati dan tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar, membentak, atau memaki.
Pelanggaran terhadap pantangan ini dipercaya dapat menyebabkan makanan cepat rusak sebelum dikonsumsi. Berbagai peralatan tradisional digunakan dalam pembuatan Lekun Tu'in, mulai dari keru untuk memarut kelapa hingga aiyaur atau kayu bakar untuk proses pemanggangannya. Penggunaan alat-alat tradisional ini turut menjaga keaslian cita rasa dan kelestarian budaya kuliner warisan leluhur masyarakat Flores Timur.
Penulis: Ade Yofi Faidzun