Detik-Detik Banjir Bandang Terjang Desa Naitae Kupang dan Seret 2 Warga, 1 Tewas Lainnya Hilang

Satu korban masih dalam tahap pencairan tim gabungan, sementara salah satu korban meninggal atas nama Thobias Oetemusu telah ditemukan

oleh Ola Keda diperbarui 01 Feb 2025, 00:32 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 00:25 WIB
Jembatan ambruk akibat banjir bandang di Kupang, NTT. (Foto: Liputan6.com/Ola Keda)
Jembatan ambruk akibat banjir bandang di Kupang, NTT. (Foto: Liputan6.com/Ola Keda)... Selengkapnya

Liputan6.com, Kupang - Banjir bandang menerjang pemukiman warga Desa Naitae, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT, Jumat, 31 Februari 2025.

Seorang warga dilaporkan meninggal dunia. Sedangkan satu orang lainnya masih dalam pencarian.

"Satu korban masih dalam tahap pencairan tim gabungan, sementara salah satu korban meninggal atas nama Thobias Oetemusu telah ditemukan. Jasad korban telah divakuasi ke kantor desa setempat," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kupang, Smit Fanggi, Jumat 31 Januari 2025.

Menurut Smit, saat ini pihak BPBD terus melakukan koordinasi intens dengan pihak kecamatan dan Basarnas untuk terus melakukan upaya pencegahan banjir susulan.

"Ada berapa wilayah lain juga terdampak banjir, sehingga sejumlah langkah maupun upaya teknis terus kami lakukan, terutama ke wilayah-wilayah terdampak," jelas Smit.

Ia mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem saat ini.

"Sesuai laporan masuk sementara dari kecamatan dan desa, ada 61 kepala keluarga yang terdampak banjir," tutup Smit.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Aktivitas Lumpuh

Sementara itu, aktivitas warga sejumlah desa di Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), terganggu akibat putusnya jembatan penghubung.

Jembatan penghubung paling strategis itu ambruk pada Kamis, 30 Januari 2025 malam. Intensitas hujan deras sejak dua hari terakhir menjadi penyebab utama ambruknya jembatan itu.

Kepala Desa (Kades) Ratu Lodong, Siprianus Lameng Koten (60), mengatakan deker itu adalah penghubung wilayah Tanjung Bunga dengan Larantuka, Ibu Kota Flores Timur.

"Aktivitas masyarakat sangat terganggu, ada banyak desa khususnya di barat dan utara kini tidak bisa beraktivitas dengan lancar," ujarnya.

Siprianus menerangkan, tak ada jalur alternatif yang bisa digunakan warga saat pergi maupun pulang Larantuka.

Saat ini, warga bersama babinsa dan bhabinkamtibmas masih berjibaku membuat jembatan darurat khusus kendaraan roda dua.

"Masih swadaya buat jembatan darurat pakai kayu. Tapi hanya bisa dilewati sepeda motor, kalau mobil belum bisa," katanya.

Pemerintah Desa (Pemdes) Ratu Lodong sudah menginformasikan peristiwa itu secara lisan ke Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur.

"Semoga pihak-pihak dinas di kabupaten bisa memberikan solusi dengan mendatangkan alat-alat sementara, untuk memlancarkan akses ekonomi," harapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya