5 Amalan Bulan Syaban yang Rugi Jika Dilewatkan

Di bulan Sya'ban, terdapat satu malam yang sangat istimewa, yaitu malam Nisfu Sya'ban. Malam ini dipercaya sebagai malam di mana Allah SWT mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang memohon ampunan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 08 Feb 2025, 04:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2025, 04:00 WIB
Cantiknya Bulan Purnama saat Malam Nisfu Sya'ban
Bulan purnama muncul di langit pada malama Nisfu Sya'ban.... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Bulan Sya'ban merupakan bulan yang istimewa dalam kalender Hijriyah. Bulan ini berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, dua bulan yang juga memiliki keutamaan tersendiri.

Di bulan Sya'ban, terdapat satu malam yang sangat istimewa, yaitu malam Nisfu Sya'ban. Malam ini dipercaya sebagai malam di mana Allah SWT mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang memohon ampunan.

Oleh karena itu, malam Nisfu Sya'ban menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Selain malam Nisfu Sya'ban, bulan Sya'ban juga merupakan waktu yang baik untuk memperbanyak amalan-amalan saleh, seperti puasa sunnah, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan melakukan kebaikan lainnya.

Rasulullah SAW juga seringkali memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya'ban. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima amalan di bulan Syaban:

1. Perbanyak Istighfar dan Zikir untuk Mencari Ampunan

Memperbanyak istighfar dan zikir di akhir bulan Sya'ban menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan. Hal ini dikarenakan istighfar dapat membantu kita memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.

Dengan memperbanyak istighfar, kita berharap dapat membersihkan diri dari noda-noda dosa sehingga hati kita menjadi bersih dan siap menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah. Keistimewaan istighfar sebagai obat dari segala dosa.

Sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Dailami dari sahabat Ali r.a. Nabi SAW bersabda, "Setiap penyakit itu ada obatnya dan obat-obatnya dosa adalah istighfar/meminta ampunan."

Selain itu, keutamaan istighfar juga terdapat pada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam At-Tirmidzi dari sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. Nabi SAW bersabda, "Tidak ada dosa yang menumpuk bagi orang yang meminta ampunan meskipun ia mengulanginya dalam sehari tujuh puluh kali."

2. Memperbanyak Membaca Al-Quran

Membaca Al-Quran sebagai amalan di bulan Sya'ban adalah salah satu cara yang sangat dianjurkan untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Syekh Muhammad Al-Maliki yang mengutip riwayat dari Ibnu Rajab, bahwa bulan Sya'ban pernah mengadu kepada Allah SWT.

Allah SWT pun menjawab bahwa bulan Sya'ban dijadikan sebagai bulan untuk membaca Al-Quran. Dengan memperbanyak membaca Al-Quran di akhir bulan Sya'ban, kita tidak hanya memuliakan Kalamullah, tetapi juga semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

3. Memperbanyak Doa

Salah satu keistimewaan bulan Sya'ban adalah adanya malam Nisfu Syaban, di mana segala doa atau hajat yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Berdoa memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana diterangkan dalam beberapa hadits.

Rasulullah SAW bersabda, "Ibadah yang paling utama adalah doa." Hadits ini menunjukkan bahwa doa merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat penting dalam agama Islam.

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda, "Orang paling lemah di antara manusia adalah yang paling lemah dalam hal berdoa, sedangkan yang paling pelit dari mereka adalah yang pelit untuk mengucapkan salam." Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa berdoa adalah salah satu cara untuk menunjukkan kelemahan kita sebagai hamba di hadapan Allah SWT.

Rasulullah SAW juga bersabda, "Barangsiapa dimudahkan baginya untuk berdoa, maka terbukalah baginya pintu rahmat, dan tidaklah Allah dimintai sesuatu yang paling Dia suka selain permintaan afiyah (perlindungan dan kesejahteraan) bagi seorang hamba." Hadits ini memberikan kabar gembira bagi kita bahwa jika Allah SWT telah memudahkan bagi seseorang untuk berdoa, maka itu adalah pertanda bahwa pintu rahmat-Nya telah terbuka baginya.

 

4. Menjalin Silaturahmi dan Saling Memaafkan

Dalam Islam, silaturahmi sangat dianjurkan, sebagaimana yang tersampaikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, dan lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahmi."

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga silaturahmi dalam kehidupan kita. Selain itu, saling memaafkan juga merupakan salah satu cara untuk membersihkan hati kita dari segala kesalahan dan dosa yang mungkin pernah kita lakukan.

5. Memperbanyak Bersedekah

Terakhir, amalan bulan Sya'ban yang memiliki nilai kebaikan berlipat ganda adalah bersedekah. Sedekah dapat berupa harta, benda, maupun tenaga.

Selain membersihkan harta, sedekah juga akan melapangkan pintu rezeki serta membantu meringankan beban orang lain yang membutuhkan. Keutamaan bersedekah banyak sekali dijelaskan pada Al-Quran maupun hadits.

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui" (QS. Al Baqarah: 261). Ayat ini menunjukkan betapa besar ganjaran yang akan diberikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang bersedekah.

Selain itu, terdapat pula hadits yang menjelaskan keutamaan bersedekah. Diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, "Siapa pun orang mukmin yang memberi makan mukmin lain saat lapar, Allah akan memberinya makan dari buah surga, siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin lain saat dahaga, Allah akan memberinya minum pada hari kiamat dengan minuman yang penghabisannya adalah beraroma wangi kesturi, siapa pun mukmin yang memberi pakaian mukmin lain saat telanjang, Allah akan memberi pakaian dari sutera surga” (HR. At-Tirmizi No. 2449).

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya