Liputan6.com, Yogyakarta - Khazanah pariwisata Indonesia menawarkan banyak keunikan dan kekhasannya tersendiri. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah storynomics tourism.
Mengutip dari kemenpar.go.id, storynomics tourism merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan pariwisata di Indonesia melalui narasi, konten kreatif, hingga living culture. Kekuatan budaya sebagai nyawa dari suatu destinasi juga menjadi sesuatu yang disorot dalam pendekatan ini.
Salah satu modal penting dalam pendekatan storynomics tourism adalah cerita rakyat populer atau legenda yang berkaitan dengan lahirnya suatu destinasi wisata. Berikut rekomendasi storynomics tourism di Indonesia yang terkenal dengan cerita rakyat populer di belakangnya:
Advertisement
Baca Juga
1. Air Terjun Coban Rondo, Jawa Timur
Air Terjun Coban Rondo berlokasi di Kecamatan Pujon, Malang. Destinasi wisata ini memiliki kisah legenda yang cukup populer, yakni tentang sepasang pengantin baru Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.
Dalam perjalanan menuju Gunung Anjasmoro, keduanya bertemu dengan Joko Lelono yang akhirnya terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati. Ia berniat merebut Dewi Anjarwati dari Raden Baron.
Perkelahian antara Raden Baron dan Joko Lelono pun tak terhindarkan. Kala mereka sedang bertarung, Dewi Anjarwati bersembunyi di bawah sebuah air terjun.
Sayangnya, Joko Lelono dan Raden Baron tewas dan pertarungan tersebut. Setelah kematian suaminya, Dewi Anjarwati pun menjadi janda atau dalam bahasa Jawa disebut rondo.
Dari sanalah nama Air Terjun Coban Rondo berasal. Konon, air terjun ini menjadi lokasi Dewi Anjarwati menunggui suaminya.
2. Baturaden, Jawa Tengah
Baturaren di Jawa Tengah menyimpan storynomic tourism yang romantis sekaligus tragis. Konon, nama Baturaden tercetus dari nama sepasang kekasih yang tak direstui, yakni Raden dan Batur.
Raden adalah putri raja, sedangkan Batur adalah perawat kuda kerajaan. Raden jatuh cinta kepada Batur, pun sebaliknya.
Namun karena tak direstui, keduanya pun menjalin hubungan diam-diam. Suatu hari, Batur dan Raden memutuskan kawin lari.
Tak disangka, pelarian keduanya diketahui pihak kerajaan. Sang putri dijemput paksa dan pertempuran pun terjadi hingga menewaskan Batur akibat tancapan keris sang Raja. Melihat kejadian tersebut, Raden pun bunuh diri dengan menancapkan keris ke tubuhnya.
3. Danau Kaco, Jambi
Danau Kaco berlokasi di Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi. Destinasi wisata ini masih berada di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Menurut legenda setempat, terdapat cerita legenda di balik danau ini. Dahulu, ada seorang raja bernama Raja Gagak yang memiliki seorang putri bernama Putri Napal Melintang. Kecantikan sang putri membuat banyak pangeran menitipkan upeti berupa emas dan intan sebagai tanda ikatan janji.
Raja Gagak yang sangat tamak menerima semua upeti tersebut. Suatu ketika, Raja Gagak kebingungan memilih pangeran mana yang dapat mempersunting putrinya.
Akhirnya, ia membawa lari sang putri dan menyembunyikan intan dari para pangeran di dasar danau. Upeti tersebutlah yang membuat dasar Danau Kaco berkilauan hingga saat ini.
Sesuai cerita rakyat tersebut, Danau Kaco memang dikenal memiliki air sejernih kaca. Bahkan, keindahan air tersebut meningkat pada malam hari, khususnya saat bulan purnama.
Â
Kawah Sikidang Dieng
4. Kawah Sikidang Dieng, Jawa Tengah
Kawah Sikidang terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Tak hanya menampilkan fenomena vulkanologi berupa air belerang yang mendidih, destinasi wisata ini juga menyimpan storynomics tourism yang menarik.
Kawah Sikidang Dieng terkenal dengan rambut gimbal yang dialami sebagian anak setempat. Menurut kepercayaan masyarakat Dieng, anak-anak berambut gimbal merupakan titipan dari Kiai Kolodete, yakni seorang punggawa pada masa Mataram Islam.
Ia mendapat wahyu dari Ratu Pantai Selatan untuk menyejahterakan masyarakat Dieng. Sebagai penanda, ia pun menjadikan rambut gimbal sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat Dieng. Sejak saat itu, banyak anak-anak berambut gimbal di Dieng.
Mereka harus menjalani ruwatan terlebih dahulu agar rambutnya tak lagi gimbal. Biasanya, prosesi ruwat rambut anak gimbal di Dieng digelar rutin setiap Agustus. Sebelum rambut anak gimbal dipotong, para orang tua harus menuruti segala keinginan si anak.
5. Pohon Jodoh Kebun Raya Bogor, Jawa Barat
Terdapat sepasang pohon di Kebun Raya Bogor yang disebut Pohon Jodoh. Pohon ini sebenarnya adalah pohon beringin putih yang disebut pohon wanita dan pohon meranti tembaga yang disebut pohon pria.
Kedua pohon tersebut terbilang cukup langgeng karena sudah berdampingan di Kebun Raya Bogor sejak 1866. Menurut mitos yang beredar di masyarakat, sepasang kekasih yang datang ke pohon jodoh hubungannya akan langgeng, layaknya dua pohon jodoh tersebut.
Penulis: Resla
Advertisement