Liputan6.com, Yogyakarta - Kawasan hutan mangrove bukanlah ekosistem yang bisa dianggap remeh, mengingat perannya bagi kehidupan di wilayah pesisir. Mangrove memiliki fungsi ekologis yang sangat penting, khususnya dalam mencegah abrasi pantai dan menjernihkan air.
Selain itu, ekosistem ini juga menjadi habitat alami bagi berbagai jenis biota laut yang bergantung pada akar-akar mangrove sebagai tempat berlindung dan berkembang biak. Tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, hutan mangrove juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat pesisir.
Advertisement
Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional dan sumber penghasilan. Yang tidak kalah penting, mangrove berperan dalam menyerap karbon dioksida, sehingga membantu mengurangi dampak pemanasan global.Â
Advertisement
Baca Juga
Menyimpan Karbon 3-5 Kali Lebih Banyak dari Hutang Daratan Biasa
Menurut perhitungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekosistem mangrove memiliki kemampuan luar biasa dalam menyimpan karbon. Mangrove dapat menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak dibandingkan hutan tropis dataran rendah.
Kemampuan ini menjadikan mangrove sebagai ekosistem yang berperan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Khususnya melalui kemampuannya menyerap emisi gas rumah kaca, termasuk karbon.
20% Populasi Tumbuh di Indonesia
Indonesia memiliki kekayaan hutan mangrove yang luar biasa. Kekayaan ini mencakup sekitar 20% dari total luas mangrove dunia dengan area seluas 31.894 km2.
Ekosistem mangrove ini tersebar di berbagai wilayah. Mulai dari pesisir barat Sumatera, pantai utara Jawa, hingga ke Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Keanekaragaman hayati mangrove Indonesia sangat mengesankan, dengan 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit, dan 1 jenis paku.
Penulis: Ade Yofi Faidzun