Buah Pekawai, Saudara Durian dari Kalimantan yang Sulit Dijumpai

Akan tetapi, buah ini memiliki karakteristik berbeda. Buah langka ini menjadi bagian dari warisan Kalimantan yang kini semakin sulit ditemukan di pasaran.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Feb 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2025, 17:00 WIB
Ilustrasi Peta Kalimantan
Ilustrasi Peta Kalimantan Timur. Sumber foto: Shutterstock/Schwabenblitz.... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Keanekaragaman hayati Kalimantan menyimpan keunikan buah-buahan seperti buah pekawai. Buah ini merupakan anggota famili Durio yang masih berkerabat dengan durian.

Akan tetapi, buah ini memiliki karakteristik berbeda. Buah langka ini menjadi bagian dari warisan Kalimantan yang kini semakin sulit ditemukan di pasaran.

Mengutip dari berbagai sumber, pekawai adalah sebutan lain dari buah lahia kutejensis, yaitu sejenis durian yang tumbuh di Kalimantan. pekawai memiliki ciri khas yang membedakannya dari kerabat durian lainnya.

Daging buahnya berwarna oranye cerah dengan tekstur renyah saat belum matang sempurna. Hal ini menciptakan pengalaman menikmati yang berbeda dari durian pada umumnya. Karakteristik ini menjadikan pekawai sebagai pilihan unik bagi penikmat buah-buahan eksotis.

Di habitat aslinya di hutan Kalimantan, pekawai tumbuh sebagai pohon yang dapat mencapai ketinggian puluhan meter. Pohon ini bisa tumbuh sangat tinggi sehingga hanya orang yang sudah berpengalaman atau terlatih yang bisa memanjatnya.

Keberadaan pekawai semakin langka seiring berkurangnya area hutan alami di Kalimantan. Upaya budidaya masih terbatas karena karakteristik pertumbuhan yang membutuhkan kondisi spesifik.

Hal ini menjadikan buah ini sulit ditemukan di luar habitat aslinya. Meski belum sepopuler durian atau cempedak, pekawai menyimpan pengembangan sebagai buah khas Kalimantan.

Status pekawai sebagai buah endemik Kalimantan memiliki nilai penting bagi pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Tercatat bahwa pekawai sebagai salah satu dari dari beberapa spesies buah asli Kalimantan yang terancam punah.

Habitat alami pekawai telah berkurang dalam dua dekade terakhir akibat alih fungsi lahan. Dampak langsung yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan salah satunya berupa hilangnya lahan pertanian subur.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya