Liputan6.com, Yogyakarta - Kuliner khas Yogyakarta identik dengan rasa manisnya yang khas. Salah satu wilayah yang menjadi surga kuliner di Yogyakarta adalah Kotagede.
Tak hanya terkenal sebagai kawasan bersejarah, Kotagede juga memiliki ragam kuliner khas yang menawarkan cita rasa unik. Mengutip dari Visit Jogja, berikut makanan khas Kotagede yang wajib dicoba:
1. Kipo
Advertisement
Kipo memiliki bentuk lonjong dengan ukuran mini. Jajanan khas Kotagede ini terbuat dari tepung ketan dengan isian enten-enten atau parutan kelapa dan gula merah.
Baca Juga
Kipo memiliki cita rasa manis dengan sentuhan gurih yang menggoda. Terkait namanya, konon kipo berasal dari pertanyaan, "Iki opo (ini apa)?"
Itu adalah pertanyaan yang kerap dilontarkan saat pertama kali melihat jajanan ini. Konon, kipo sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram dan masih tetap eksis hingga sekarang.
2. Legomoro
Selanjutnya, ada legomoro yang memiliki tampilan mirip lemper. Bedanya, legomoro dibungkus daun pisang dengan tambahan tali rafia atau janur sebagai pengikat. Bentuknya juga lebih padat dan rapi.
Adapun nama legomoro berasal dari bahasa Jawa lego dan moro. Lego berarti lega, sedangkan moro berarti datang.
Makanan ini melambangkan keramahan masyarakat Kotagede dalam menyambut tamu. Keberadaan legomoro bahkan sudah ada sejak abad ke-17 dan telah menjadi bagian dari tradisi kuliner kerajaan.
3. Roti Kembang Waru
Sesuai namanya, roti kembang waru memiliki bentuk khas seperti bunga waru. Roti ini berwarna kecokelatan dengan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.
Konon, kue ini sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Islam. Bahkan, kue ini kerap disajikan dalam acara adat dan upacara penting lainnya.
Pada zaman dahulu, roti kembang waru hanya dibuat oleh keluarga bangsawan. Namun, saat kini makanan ini bisa dinikmati oleh masyarakat umum yang berkunjung ke Kotagede.
Â
Ukel Banjar
4. Ukel Banjar
Ukel banjar adalah cemilan khas Kotagede yang sering dijadikan oleh-oleh. Makanan ini juga kerap menjadi bagian dalam hantaran perkawinan.
Ukel banjar memiliki nilai budaya yang tinggi. Makanan ini bahkan masih diproduksi secara tradisional oleh masyarakat lokal.
Makanan ini menawarkan rasa manis, gurih, dan renyah dengan bentuk seperti anyaman atau kepang kecil. Hal tersebut sesuai dengan namanya, ukel, yang berarti lilitan.
Ukel dibuat dari campuran tepung, santan, dan gula. Adapun banjar kerap disandingkan bersama ukel sebagai penyeimbang rasa.
5. Yangko
Terakhir ada yangko yang memiliki tekstur kenyal dengan rasa manis dan aroma khas. Yangko kerap disebut sebagai moci khas Yogyakarta karena keduanya terlihat mirip.
Yangko dibuat dengan bahan dasar tepung ketan yang melambangkan keterikatan atau persatuan. Makanan ini juga kerap dijadikan simbol keharmonisan dalam budaya Jawa.
Yangko khas Yogyakarta konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Dari yang awalnya dibuat sebagai hidangan istimewa bagi para bangsawan dan raja, kini yangko sudah bisa dinikmati siapa saja.
Penulis: Resla
Advertisement
