Liputan6.com, Jakarta - Semangat para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) memerangi hoaks memotivasi tim cek fakta Liputan6.com untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Baca Juga
Advertisement
Mereka terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan Roadshow Cek Fakta Liputan6.com yang digelar di Kampus UMC Cirebon. Kedatangan tim cek fakta mendapat sambutan hangat dari pihak kampus.
"Roadshow ini memberi pelajaran baru tentang pentingnya mengelola informasi. Tidak asal menerima saja tanpa memverifikasi terlebih dahulu," ujar Rektor UMC Cirebon Arif Nurudin, Jumat (14/2/2025).
Menurutnya, di era digital saat ini semua orang bisa menjadi jurnalis. Kecanggihan teknologi membuat para profesional jurnalis untuk beradaptasi.
Termasuk, kata dia, penggunaan gawai yang sudah menjadi salah satu kebutuhan utama. Lengkap dengan fitur atau aplikasi kekinian yang mudah diakses gratis.
"Bahkan sekarang sedang memasuki era dimana semua bisa menggunakan AI lewat perangkat masing-masing tinggal bagaimana kita menggunakan HP yang dipegang dengan bijak," ujarnya.
Tantangan
Seiring dengan perkembangan teknologi, peran jurnalis tetap tak tergantikan. Menurutnya, jurnalis di era teknologi semakin terlihat sebagai penyambung lidah masyarakat.
Meski demikian, kata dia, jurnalis kerap menghadapi berbagaii tantangan. Terlebih dunia memasuki era disrupsi dan media sosial yang berkembang pesat.
"Sebagai mahasiswa tentunya kita harus bijak menggunakan gadget kita. Beri komentar yang bijak di media sosial agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Ia menegaskan, pentingnya menyaring informasi yang didapat melalui platform digital sebelum menyebarkannya kembali. Ia berharap, kegiatan tersebut menjadi motivasi untuk membangun jaringan anti hoax di Cirebon.
Sementara itu Redaktur Pelaksana Liputan6.com Harun Mahbub mengatakan, banyak alat digital yang bisa digunakan untuk melakukan aktivitas cek fakta. Menurutnya, era digital membuat pola kerja jurnalis harus mampu beradaptasi.
"Jangan asal klik setiap kita dapat informasi dalam sebuah link atau bentuk lain jika dianggap mencurigakan," ujarnya.
Advertisement
