Jadi Primadona Jelang Ramadan, Pesanan Kolang-kaling di Bandar Lampung Melesat

Peningkatan produksi ini membawa berkah tersendiri bagi para pekerja. Dengan tingginya permintaan, mereka mampu meraup omzet jutaan rupiah dalam sehari.

oleh Ardi Munthe Diperbarui 01 Mar 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2025, 08:00 WIB
Pedagang kolang-kaling di Bandar Lampung kebanjiran pesanan menjelang Ramadan 2025. Foto : (Liputan6.com/Ardi).
Pedagang kolang-kaling di Bandar Lampung kebanjiran pesanan menjelang Ramadan 2025. Foto : (Liputan6.com/Ardi).... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandar Lampung - Menjelang bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, para pekerja kolang-kaling di Kelurahan Sukarame Dua, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung, mulai disibukkan dengan lonjakan pesanan. Produksi yang biasanya hanya sekitar 200 kilogram per hari kini meningkat drastis hingga 500 kilogram per hari. Peningkatan produksi ini membawa berkah tersendiri bagi para pekerja. Dengan tingginya permintaan, mereka mampu meraup omzet jutaan rupiah dalam sehari.

Yadi, salah seorang pekerja kolang-kaling, menjelaskan bahwa proses pembuatan kolang-kaling masih dilakukan secara tradisional. "Pertama, buah kolang-kaling dipisahkan dari tangkainya, lalu direbus selama tiga jam sebelum dikupas. Setelah itu, buahnya digeprek dan direndam selama tiga hari agar teksturnya lebih kenyal," ujar Yadi ditemui Liputan6.com, Rabu (26/2/2025).

Pekerja lainnya, Siti, menyatakan bahwa senang dengan peningkatan produksi ini. Setiap harinya, ia bisa mengupas hingga sepuluh ember besar buah kolang-kaling. "Jelang Ramadan seperti ini, pesanan selalu meningkat. Dalam sehari, saya bisa mengupas lebih banyak dari biasanya," ungkap Siti.

Promosi 1

Dipasarkan Sampai ke Pulau Jawa

Kolang-kaling hasil produksi para pekerja di Teluk Betung Barat ini dijual dengan harga Rp14.000 per kilogram. Tak hanya dipasarkan di Bandar Lampung, produk mereka juga dikirim hingga ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Usaha kolang-kaling yang telah berjalan lebih dari satu dekade ini turut membantu perekonomian masyarakat sekitar. Meski permintaan terus meningkat, para pekerja tetap mempertahankan proses produksi secara tradisional, memastikan kualitas kolang-kaling tetap terjaga.

Dengan tingginya permintaan menjelang Ramadan, para pekerja berharap berkah ini terus berlanjut, tidak hanya selama bulan puasa, tetapi juga di bulan-bulan berikutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya