Harga Batu Bara Turun, Laba Bukit Asam Terkikis 37%

PT Bukit Asam Tbk mencatatkan laba turun sekitar 37,03% menjadi Rp 1,82 triliun sepanjang 2013 seiring harga batu bara global melemah.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Feb 2014, 11:18 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2014, 11:18 WIB
batu-bara-140128b.jpg

Liputan6.com, Jakarta Harga batu bara global melemah selama 2013 berimbas ke emiten batu bara termasuk PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Sepanjang 2013, laba PTBA turun 37,03% menjadi Rp 1,82 triliun dari periode 2012 sebesar Rp 2,9 triliun.


Pendapatan perseroan pun turun tipis sepanjang periode Januari-Desember 2013. Perseroan mencatatkan pendapatan Rp 11,20 triliun, turun 3,31% pada 2013 dibandingkan pencapaian tahun 2012 di angka Rp 11,59 triliun.


"Menurunnya pendapatan perseroan tahun 2013 lebih dominan dipengaruhi oleh faktor menurunnya harga jual batu bara sebagai dampak dari masih lemahnya harga batu bara global selama 2013," ujar Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Joko Pranoto, dalam keterangannya, Kamis (27/2/2014).


Berdasarkan keterangannya, penurunan indeks harga batu bara global mencapai 20%-25% selama 2013 mempengaruhi harga jual rata-rata tertimbang perseroan. Harga jual rata-rata menjadi Rp 629.737 per ton atau turun 16,5% dibandingkan dengan harga jual rata-rata tertimbang pada 2012 sebesar Rp 754.544 per ton.


Selain itu, perseroan mencatatkan volume penjualan naik 16% dari 15,33 juta ton pada 2012 menjadi 17,76 juta ton pada 2013. Volume penjualan ekspor naik 39% menjadi 9,59 juta ton dan penjualan domestik sebesar 8,17 juta ton.


"Naiknya penjualan ekspor untuk mempertahankan tingkat pendapatan perseroan dengan menjual batu bara kalori tinggi dengan harga tinggi. Penjualan pasar ekspor mencapai 54% dan 46% untuk domestik," kata Joko.


Pendapatan perseroan turun tipis ditunjang dari beban penjualan perseroan yang turun menjadi Rp 607,87 miliar pada 2013. Dibandingkan tahun 2012, beban penjualan perseroan mencapai Rp 748,53 miliar. Sementara itu, pendapatan lainnya naik menjadi Rp 295,49 miliar.


Perusahaan tambang pelat merah ini juga mengantongi laba usaha sebesar Rp 2,15 triliun pada 2013. Pencapaian laba usaha turun bila dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 3,59 triliun.


Kinerja perseroan yang turun itu berdampak terhadap laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan (ditanggungkan) kepada pemilik entitas induk merosot menjadi 822 pada 2012. Kalau tahun 2012, laba bersih per saham dasar di kisaran 1.262.


Total liabilitas perseroan turun 2,3% menjadi Rp 4,12 triliun pada 31 Desember 2013 dari posisi 31 Desember 2012 sebesar Rp 4,22 triliun. Ekuitas perseroan turun menjadi Rp 7,55 triliun pada 31 Desember 2013. (Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya