Liputan6.com, Jakarta - PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), perusahaan investasi di sektor consumer goods membukukan laba tahun berjalan naik menjadi Rp 192,88 miliar pada 2013. Pencapaian laba ini naik 99% dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 220,82 juta.
Akan tetapi, pendapatan perseroan turun 35% dari Rp 13,92 triliun sepanjang 2012 menjadi Rp 9,02 triliun pada 2013. Perseroan mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan menjadi Rp 6,55 triliun pada 2013.
Sehingga laba kotor perseroan turun menjadi Rp 2,46 miliar pada 2013 dari periode sama tahun sebelumnya Rp5,37 miliar. Kinerja laba perseroan yang cukup baik didorong dari laba entitas asosiasi untung Rp 187,09 miliar. Pendapatan operasi lain perseroan naik menjadi Rp 323,68 juta.
Advertisement
Selain itu, perseroan mencatatkan penurunan beban penjualan menjadi Rp 66,45 juta pada 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 102,59 juta. Namun, beban umum perseroan naik menjadi Rp 7,31 miliar pada 2013.
Dengan melihat kinerja itu, laba per saham dasar naik menjadi 25,73 pada 2013. Total liabilitas turun menjadi Rp 2,6 miliar pada 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar Rp 4,11 miliar. Ekuitas perseroan mencapai Rp 7,18 triliun pada 31 Desember 2013. Perseroan mengantongi kas sekitar Rp 271,47 miliar pada 31 Desember 2013.
Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, saham DNET naik 3,23% ke level Rp 800 per saham dengan nilai transaksi Rp 1,5 miliar.
PT Indoritel Makmur Internasional Tbk semula bernama PT Dyviacom Intrabumi Tbk yang bergerak di sektor teknologi. Pada Juni 2103, perseroan melakukan right issue aatu penawaran umum terbatas dengan perolehan dana Rp 7 triliun.
Dana hasil rights issue ini digunakan untuk membeli sejumlah saham di sektor ritel konsumen dan makanan di Indonesia baik perusahaan publik dan swasta. Setelah penawaran umum terbatas ini, pemegang saham pengendali adalah PT Megah Eraraharja yang dikendalikan oleh grup Salim.
Perseroan mengakuisisi tiga saham perusahaan publik dan swasta antara lain di Indomaret sebesar 40%, lalu mengakuisisi 31,5% saham PT Nippon Indosari Tbk, produsen Sari Roti dari Treasure East Investment Limited. Perseroan juga mengakuisisi 35,8% saham PT Megah Eraraharja yang menguasai saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola restoran siap saji KFC.