Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba periode berjalan turun 42,99% menjadi US$ 17,96 juta atau sekitar Rp 207,69 miliar hingga kuartal I 2014. Hal itu disebabkan harga nikel belum mengalami perbaikan sejak 2013.
Penurunan laba itu didorong dari pendapatan merosot 17,53% menjadi US$ 213,11 juta sepanjang tiga bulan pertama 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 258,41 juta.
Mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Rabu (30/4/2014), beban pokok pendapatan perseroan turun menjadi US$ 176,86 juta pada kuartal I 2014. Laba kotor turun menjadi US$ 36,24 juta pada kuartal I 2014.
Advertisement
Perseroan mengalami kenaikan kerugian pendapatan lainnya menjadi US$ 127 ribu sepanjang tiga bulan pertama 2014. Beban usaha perseroan juga naik menjadi US$ 3,1 juta pada kuartal I 2104 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 2,47 juta.
Akan tetapi, perseroan dapat menurunkan beban lainnya menjadi US$ 5,92 juta pada kuartal I 2014. Total liabilitas perseroan turun menjadi US$ 526,72 juta pada 31 Maret 2014. Perseroan mengantongi kas sekitar US$ 199,04 juta.
Perseroan mencatatkan produksi nikel naik tipis 5,8% menjadi 19.604 metrik ton (MT) pada kuartal I 2014. Penjualan nikei juga naik 2,7% menjadi 19.423 MT. Memang harga realisasi rata-rata per metrik ton turun 19,75% menjadi US$ 10.972 sepanjang kuartal I 2014.
Target 2014
Perseroan akan tetap fokus dengan berbagai inisiatif penghematan biaya untuk mempertahankan keunggulan biaya Perseroan. Perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi naik menjadi 79.600 t pada 2014.
"Perseroan telah berada di jalur tepat untuk melaksanakan strateginya untuk memastikan rencana pertumbuhan jangka panjang yang menguntungkan dengan meningkatkan efisiensi dan keunggulan biaya serta memaksimalkan produksi melalui keunggulan operasional," kata Chief Financial Officer PT Vale Indonesia Tbk, Febriandy Eddy.